Menteri Suharso: Mau Tak Mau Subsidi BBM Harus Ditambah

volume konsumsi BBM melonjak, harga minyak mentah dunia yang melambung dan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah. Pemerintah mau tidak mau harus menambah subsidi BBM.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2022, 13:20 WIB
Pengendara motor antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kelapa Dua, Jakarta , Kamis (14/4/2022). Pemerintah memberi sinyal akan menaikkan harga Pertalite dan solar. Hal ini menjadi langkah pemerintah dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak mentah dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus menggodok rencana tambahan kompensasi dan subsidi energi. Hal ini mengingat berbagai indikator dari pembentuk subsidi tersebut terus mengalami kenaikan. Subsidi dan kompensasi tersebut untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), gas dan juga listrik. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, pemerintah berencana menambah anggaran kompensasi dan subsidi BBM, gas dan listrik.

Tiga Indikator pembentuk subsidi dan kompensasi tersebut terus meningkat yaitu volume konsumsi yang melonjak, harga minyak mentah dunia yang melambung dan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah.

"Nah kombinasi dari ini mengakibatkan pasti ada tambahan subsidi dan juga kombinasi," kata Suharso di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Di 2023 ini tingkat konsumsi BBM terus mengalami kenaikan. Hal ini sejalan dengan tingginya aktivitas masyarakat dan tingkat konsumsi yang meningkat seiring dengan membaiknya ekonomi nasional.

Di paruh kedua tahun ini, konsumsi BBM tersebut juga diperkirakan makin meningkat. Namun jumlah kenaikan konsumsi tersebut yang belum bisa diperkriakan.

"Pertama kan volumenya naik tuh, kita enggak tahu nanti sampai berapa volumenya naik," kata Suharso.

Selain itu, harga-harga komoditas energi terus mengalami kenaikan. Harga minyak dunia (ICP) di pasar global telah melebihi asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar USD 100 dolar per barel.

"Kemudian harga (ICP) kan enggak turun-turun," kata dia.

 


Masih Terus Dihitung

Antrean engendara motor untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kelapa Dua, Jakarta , Kamis (14/4/2022). Pemerintah memberi sinyal akan menaikkan harga Pertalite dan solar. Hal ini menjadi langkah pemerintah dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak mentah dunia (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tak hanya itu, nilai tukar rupiah juga terus naik dari asumsi APBN 2022. Sehingga dengan kondisi konsumsi BBM, harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang semua meningkat, membutuhkan tambahan subsidi dan kompensasi untuk energi. Mengingat pemerintah hingga kini masih menahan harga BBM agar tidak mengalami peningkatan.

"Jadi mau tidak mau (kompensasi dan subsidi ditambah karena) pertama volumenya naik, yang kedua harga masih tetap tinggi, yang ketiga kurs," tutur Suharso.

Namun dia belum mengetahui jumlah tambahan kompensasi atau subsidi energi yang bakal ditambah pemerintah. Sebab para menteri saat ini masih berhitung dan membuat alternatif kebijakan,

"Kita belum sampai di sana (keputusan menambah subsidi energi), ini sedang dirapatkan oleh Bapak Presiden," kata dia.

Di juga belum bisa memastikan waktu pengumuman hasil rapat disampaikan pemerintah ke publik. Termasuk terkait wacana kenaikan harga BBM. "Saya tidak tahu (waktu pengumuman), tanyakan dengan Pak Menko Perekonomian," kata Suharso.

 


Bantalan Bansos

Konsumen melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kelapa Dua, Jakarta , Kamis (14/4/2022). Pemerintah memberi sinyal akan menaikkan harga Pertalite dan solar. Hal ini menjadi langkah pemerintah dalam menghadapi dampak kenaikan harga minyak mentah dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pemerintah Sedang Hitung Anggaran Tambahan untuk Bansos

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto masih belum memberikan bocoran rencana yang akan dilakukan pemerintah terkait harga BBM.

"Kita tunggu saja (pengumumannya)," kata Airlangga di Istana Negara.

Dia hanya bilang pemerintah masih membahas wacana kenaikan harga BBM. Terkait bantuan sosial masih dalam perhitungan dan mencarikan sumber anggarannya.

"Bansosnya diminta untuk diperdalam, anggarannya dari mana, programnya seperti apa," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis Ragam Tanggapan Bengkaknya Subsidi BBM, Listrik hingga Elpiji. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya