Mau Berburu Tiket Pesawat Murah? Catat Lokasi dan Tanggalnya

Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) akan kembali menggelar ASTINDO Travel Fair pada September 2022 mendatang.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 25 Agu 2022, 13:40 WIB
Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) akan kembali menggelar ASTINDO Travel Fair pada Kamis (1/9) hingga Minggu (4/9) di Atrium Utama Pusat Perbelanjaan PIK Avenue Jakarta Utara.

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) akan kembali menggelar ASTINDO Travel Fair pada Kamis (1/9) hingga Minggu (4/9) di Atrium Utama Pusat Perbelanjaan PIK Avenue Jakarta Utara.

"Dengan melihat kondisi di luar negeri yang sudah mulai mempermudah perjalanan wisata baik domestik maupun internasional, ini adalah momentum yang tepat untuk membantu masyarakat untuk bisa berjalan-jalan dengan harga terjangkau," kata ketua umum ASTINDO Pauline Suharno dikutip dari Antara, Kamis (25/8/2022).

Apalagi dengan adanya instruksi presiden untuk menstabilkan harga tiket pesawat, ASTINDO optimistis pameran akan sukses meraup banyak minat masyarakat.

Akan ada harga promosi tiket dan paket wisata seperti potongan harga hingga Rp1 juta.

"Kami mengedukasi masyarakat untuk membeli via reliable source, travel agent bonafide dan sudah exist puluhan tahun serta berpengalaman dalam mengelola perjalanan wisata."

​Harapannya, travel agent dapat menaikkan penjualan, apalagi melihat kondisi semester satu ini di mana terjadi peningkatan transaksi penjualan secara konsisten mulai dari bulan Januari 2022 – Juli 2022.

Anggota ASTINDO dari berbagai daerah diberikan area gratis untuk mempromosikan paket wisata domestik memperkenalkan desa wisata di Indonesia.

 

 

Ketua Panitia Pelaksana ASTINDO Travel Fair, Anton Sumarli menyampaikan acara ini akan diselenggarakan secara offline dan online, sehingga para pengunjung selain dapat langsung menuju Mall PIK Avenue, juga dapat melihat showcase travel fair melalui website www.astindovirtualtravelfair.com dan tentunya berinteraksi langsung dengan travel assistant dari travel agent peserta Travel Fair.

Ada 25 travel agent, 15 maskapai penerbangan baik domestik dan internasional yakni All Nippon Airways, Cathay Pacific, China Airlines, Emirates, Etihad Airways, EVA Air, Garuda Indonesia, Japan Airlines, Malaysia Airlines, Pelita Air, Philippine Airlines, Qatar Airways, Qantas Airways, Singapore Airlines, Sriwijaya Air dan NAM Air.

 


Harga Promo

Pengunjung memadati gerai perjalanan wisata dalam acara Astindo Travel Fair 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/2). Astindo Travel Fair 2019 ditargetkan bisa menjaring transaksi mencapai Rp 220 miliar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, badan promosi pariwisata luar negeri turut hadir memeriahkan ASTINDO Travel Fair, yaitu Philippine Departement of Tourism, Korea Tourism Organization, Tourism Authority of Thailand, Taiwan Tourism dan Japan National Tourism Organization.

Penyelenggaraan ASTINDO Travel Fair didukung oleh Kementerian Perhubungan RI, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Selain itu, ASTINDO juga berkolaborasi dengan BCA sebagai bank partner yang akan menyediakan kemudahan transaksi pembayaran melalui payment link dan potongan harga khusus bagi pemegang kartu kredit BCA.

Setiap transaksi tiket selama pameran juga akan mendapatkan asuransi perjalanan gratis dari BCA Insurance serta voucher belanja dari PIK Avenue.

Harga promo hingga tahun depan sehingga masyarakat lebih leluasa dalam merencanakan perjalanan, karena dengan membeli lebih awal (early bird) harga akan lebih kompetitif.

Galileo Travelport Indonesia dan ATI Technology turut berperan dalam menyediakan platform reservasiserta display bagi pengunjung virtua

Ditargetkan akan ada 15.000 pengunjung langsung yang menyambangi pameran, selain juga dihadiri secara online dari berbagai penjuru Indonesia.

Selain itu, dalam rangka mendukung program pemerintah yang dalam hal ini adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ASTINDO akan memberikan subsidi harga tiket pada Paket Wisata Domestik, khususnya untuk lima Destinasi Super Prioritas (DSP).


3 Jurus Pamungkas Menhub Stabilkan Harga Tiket Pesawat

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, lakukan ramp check pesawat beberapa maskapai di Terminal 1 dan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta), Kota Tangerang, Sabtu (15/12/2018).

Kementerian Perhubungan secara intensif dan konsisten melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan harga tiket pesawat. Hal ini agar tidak menimbulkan inflasi yang tinggi sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan yakni Kemenkeu, Kementerian BUMN, Pemerintah Daerah, operator penerbangan, dan pihak terkait lainnya.

Menhub pun mengungkapkan ada tiga upaya utama yang dilakukan untuk menstabilkan harga tiket pesawat ini. Pertama yakni, pihaknya sudah meminta kepada maskapai penerbangan untuk melakukan upaya efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau.

“Melakukan efisiensi, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah di waktu-waktu tertentu, dan inovasi-inovasi lainnya,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi , dalam keterangan resmi, Minggu (21/8).

Kedua yaitu, melakukan upaya bersama antara pemda dan maskapai dan penumpang untuk memaksimalkan keterisian penumpang di waktu-waktu tertentu.

“Di hari kerja, misalnya di hari Rabu pada siang hari, biasanya okupansi rata-rata hanya 50 persen. Maskapai harus mempromosikan diskon atau menurunkan harga karena demand yang rendah. Masyarakat bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk mendapatkan tiket yang lebih murah," tutur dia.

"Sehingga tingkat keterisian penumpang akan semakin meningkat dan harga tiketnya stabil, dan secara kumulatif pendapatan maskapai meningkat dan akan memberi ruang agar tidak mengenakan tarif batas atas pada waktu puncak,” terang Menhub.

Kemudian upaya terakhir yang dilakukan yaitu, adalah usulan dari stakeholder menghilangkan atau menurunkan pajak pertambahan nilai (PPN) avtur menjadi 5 persen.

“Karena avtur mempengaruhi biaya operasional penerbangan sekitar 40 persen lebih. Terlebih untuk pesawat kecil seperti propeller yang melayani daerah-daerah pelosok. Kami akan mengusulkan kepada Kementerian Keuangan terkait hal ini. Kalau semua upaya ini bisa dilakukan, diharapkan dapat menstabilkan harga tiket antara 15-20 persen,” tutupnya.


Harga Tiket Pesawat Terus Naik, Tapi Permintaan Belum Turun

Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno melaporkan adanya kenaikan harga tiket pesawat yang disebabkan oleh kenaikan avtur.

Selain itu, kebijakan baru pengenaan biaya tambahan akibat melambungnya harga bahan bakar pesawat tersebut (fuel surcharge), membuat pihak maskapai punya wewenang lebih untuk mendongkrak tarif naik pesawat.

"Ada kenaikan (harga tiket pesawat) akibat fuel surcharge dan juga tidak adanya promo yang dibuka," terang Pauline kepada Liputan6.com, Sabtu (20/8/2022).

Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) baru saja memperbaharui aturan yang memperbolehkan maskapai memasukan biaya tambahan maksimal 15 persen dari tarif batas atas (TBA) untuk pesawat jenis jet, dan maksimal 25 persen dari TBA untuk pesawat jenis baling-baling (propeller).

Aturan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 142 Tahun 2022 tentang Besaran Biaya Tambahan yang Disebabkan Adanya Fluktuasi Bahan Bakar Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri, yang berlaku mulai 4 Agustus 2022.

Pengenaan tarif batas atas dalam regulasi baru tersebut lebih tinggi dibanding kebijakan sebelumnya, yang berlaku pada April-Juli 2022. Kala itu, Kemenhub mengizinkan maskapai memasukan fuel surcharge dengan besaran 10 persen dari TBA untuk pesawat jet, dan 20 persen di atas TBA untuk pesawat baling-baling (propeller).

Meski tarif tiket pesawat naik, Pauline melanjutkan, dari sisi permintaan pasar terpantau belum berkurang. Dia menilai, belum adanya penurunan demand tersebut mungkin lantaran masih terbatasnya jumlah armada.

"So far belum terlihat penurunan demand. Hampir semua pesawat domestik penuh, walaupun bukan tujuan wisata," kata Pauline.

"Tapi kembali juga, penuhnya maskapai mungkin karena jadwal penerbangan masih belum pulih, dan masih banyak yang dibatalkan," pungkasnya.

Infografis Menjawab Tantangan Turunkan Harga Tiket Pesawat (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya