Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan atau Dinkes Depok telah menerima konfirmasi dua warga Kota Depok yang sebelumnya berstatus kontak erat dengan pasien monkeypox atau cacar monyet. Hasilnya dua warga Kota Depok dinyatakan negatif monkeypox.
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Depok hingga kini belum mengetahui identitas dua warga Kota Depok kontak erat monkeypox. Namun berdasarkan informasi yang didapat, dua warga tersebut telah dinyatakan negatif.
“Iya dua warga sudah negatif yang sebelumnya kontak erat dengan pasien monkeypox,” ujar Mary, Kamis (25/8/2022).
Kedua warga Depok yang kontak erat mendapatkan pemantauan dan pemeriksaan Dinkes DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hal itu membuat Dinas Kesehatan Kota Depok tidak dapat melakukan pemeriksaan terhadap kedua pasien tersebut.
“Namun kami sudah berupaya untuk mencari tahu identitas baik nama maupun domisili,” ucap Mary.
Mary mengungkapkan, Dinas Kesehatan Kota Depok telah melakukan berbagai upaya dalam pencegahan monkeypox di Kota Depok. Upaya tersebut dilakukan guna mencegah warga Kota Depok tertular monkeypox yang penularannya dari manusia ke manusia.
“Kami melakukan sosialisasi melalui media sosial milik Dinkes Kota Depok,” ungkap Mary.
Mary menjelaskan, masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas. Tidak hanya itu, penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat membantu pencegahan penularan Monkeypox.
“Tetap mendisiplinkan PHBS dan penerapan protokol kesehatan,” jelas Mary.
Menkes: Jangan Dekati Orang yang Ada Bintik-bintik Mirip Cacar
Kasus monkeypox atau cacar monyet sudah terkonfirmasi di Indonesia, seorang warga DKI Jakarta pun terinveksi penyakit tersebut. Apalagi saat ini dua warga Depok diduga melakukan kontak erat dengan si pasien
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau, masyarakat untuk tidak mendekati orang yang timbul bintik-bintik dikulit mirip seperti cacar.
"Sudah ada satu kasus di Indonesia, jadi sekali lagi udah ada satu teman yang bintik-bintik kayak cacar jangan deket-deket apalagi nempel-nempel," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 23 Agustus 2022.
Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjelaskan, cacar monyet bisa menular melalui kontak fisik. Penularannya berbeda dengan Covid-19 yang melalui droplet.
"Dia hanya bisa menular secara fisik sudah kelihatan bintik-bintik cacarnya dan cairannya, kalau Covid-19 kan masih sehat pun bisa menular jadi lebih berbahaya," terangnya.
"Kalau cacar monyet kita lihat nih kalau teman kita udah cacar monyet baru dia bisa menular kalau masih sehat kita dekat-dekat tapi udah cacar monyet kita masih dekat-dekat ya salah kita sendiri," sambungnya.
Menurut Budi, monkeypox terbagi dua versi yaitu dari Afrika Barat dan Afrika Tengah. Salah satu versinya punya dampak yang berat dan ringan.
"Mudah-mudahan saya nggak kebalik, yang Afrika Barat itu lebih rendah fatality rate-nya dari yang Afrika Tengah. Alhamdulillah yang beredar sekarang itu banyak yang Afrika Barat," kata Budi.
Advertisement
Menkes Sebut Vaksinasi Cacar Monyet Hanya Dilakukan Sekali Seumur Hidup
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah membeli vaksin cacar monyet atau monkeypox. Namun, kata dia, tak semua masyarakat akan mendapatkan vaksin cacar monyet.
Pasalnya, Budi menjelaskan penularan cacar monyet lebih sulit dibandingkan Covid-19. Sehingga, nantinya vaksin cacar monyet akan diberikan kepada masyarakat yang memiliki imunitas rendah dan mudah terpapar.
"Ini karena lebih segmennya khusus kita keep untuk diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar, terutama yang imunitasnya rendah," kata Budi Gunadi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 23 Agustus 2022.
"Karena itu tadi menularnya susah sekali ini jauh lebih susah dibandingkan covid. Jadi gak worth it untuk semua orang dikasih vaksin cacar monyet, yang benar-benar punya imunitas rendah aja yang dikasih," sambungnya.
Dia mengatakan vaksin monkeypox berbeda dengan Covid-19 yang diberikan setiap enam bulan sekali. Adapun vaksin cacar monyet hanya diberi sekali dan berlaku seumur hidup.
"Jadi kalau yang lahir kayak saya sebenarnya masih terproteksi karena dulu kita pernah di cacar smallpox," ujarnya.
Budi menjelaskan bahwa total ada 39.000 kasus cacar monyet di dunia. Namun, dia menuturkan tingkat fatality rate dari cacar monyet sangart rendah yakni, hanya 0,03 persen dari jumlah kasus yang ada.
"Yang (varian) Afrika Barat itu lebih rendah fatality rate-nya dari yang Afrika Tengah. Nah, Alhamdulillah yang beredar sekarang itu banyak yang Afrika Barat," ucap Budi.
Menurut dia, cacar monyet menular melalui kontak fisik dengan cairannya. Sehingga, penularan akan terjadi apabila berkontak fisik langsung dengan penderita cacar monyet.
"Dia hanya bisa menular secara fisik sudah kelihatan bintik-bintik cacarnya dan cairannya. Kalau covid-19 kan masih sehat pun bisa menular jadi lebih berbahaya, kalau cacar monyet kita lihat nih kalau temen kita udah cacar monyet baru dia bisa menular," tutur Budi.