Liputan6.com, Jakarta - Potensi penggunaan pembayaran digital di masyarakat dirasa masih bisa lebih besar dari sekarang, mengingat penetrasi smartphone yang begitu besar.
"Kalau kita melihat transaksi di Indonesia itu kami melihat sudah meningkat, tapi sebenarnya potensinya saya melihat masih jauh lebih besar lagi." kata Vince Iswara, CEO dan Co-Founder DANA Indonesia.
Advertisement
Vince, dalam talkshow di Jakarta, Kamis (25/8/2022) mengatakan, penetrasi HP di Indonesia sudah mencapai sekitar 72 persen.
Menurutnya, hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia sebagian besar sudah bisa mendapatkan akses untuk pembayaran digital.
Selain itu menurut Co-Founder DANA itu, data lain di tahun 2021 mencatat, sekitar 57 persen dari penduduk Indonesia, sudah mencoba pembayaran digital setidaknya satu kali.
Meski begitu, jika dilihat dari penetrasi jumlah angka pembayaran atau value-nya baru mencapai sekitar 10 sampai 11 persen dari total ritel melalui pembayaran digital.
"Jadi ke depannya Indonesia ini potensi pembayaran akan sangat jauh melebihi apapun yang kita perkirakan sekarang," Vince menambahkan.
Salah satu yang menunjukkan potensi dari tren pembayaran digital di Indonesia meningkat, adalah dengan kehadiran pembayaran melalui QRIS yang saat ini sudah mencapai sekitar 20 juta QRIS di berbagai merchant di Tanah Air.
Mengubah Gaya Hidup
"Jadi kalau kita melihat untuk penerimaan, sebenarnya sudah accessible. Jadi kita sekarang tinggal menggarap bagaimana orang makin terbiasa," imbuhnya.
Dalam keterangannya, DANA menyatakan bahwa mereka telah memiliki 120 juta penguna di seluruh Indonesia, dan mengolah rata-rata lebih dari 10 juta transaksi harian.
Andrijanto Muljono, Chief Commercial Officer, Smartfren, pembayaran digital saat ini sudah mengubah gaya hidup. Menurutnya, semua kalangan usia sekarang sudah sangat dekat dengan penggunaan smartphone.
"Jadi kami melihatnya sebagai perubahan lifestyle, dan dengan kolaborasi yang kami miliki dengan DANA, ini akan menambah lagi suatu prospek yang besar," kata Andrijanto.
Advertisement
Potensi Generasi Z
Genta Wira Anjalu, Chief Innovation Officer Sinarmas Asset Management, juga mengungkapkan bahwa dalam sebuah survei, terdapat perubahan kebiasaan soal pembayaran di antara generasi Z, generasi Y, dan generasi X.
"Kalau gen X itu biasanya membayar top of mind mereka adalah menggunakan credit card, debit card, dan cash, tapi kalau gen Z disurvei itu justru top of mind mereka menggunakan smartphone dan cash," kata Genta.
Di Indonesia sendiri, Genta menyebut, total populasi generasi Z di Tanah Air mencapai 34 persen dari total populasi Indonesia. Lebih lanjut, diperkirakan pendapatan dari generasi Z bakal menyalip generasi milenial di tahun 2030.
"Dengan melihat peluang yang begitu besar dari gen Z tersebut, seharusnya jika memang Indonesia memiliki potensi terbesar di ASEAN, itu sangat memungkinkan," kata Genta.
Genta juga mengatakan, ekonomi digital Indonesia di 2021 diperkirakan mencapai USD 72 miliar, dan diperkirakan akan mencapai dua kali lipat menjadi USD 146 miliar di 2025.
Semangat Kolaborasi DANA dan Sinar Mas
Vince menambahkan, semangat kolaborasi yang diinisiasi DANA dan Sinar Mas di sektor telekomunikasi, layanan keuangan digital, serta properti, merupakan langkah awal untuk pengembangan ekonomi digital lintas industri.
Selain itu, DANA mengatakan juga akan terus meningkatkan dan memperluas layanan keuangan berbasis gaya hidup untuk konsumen, solusi untuk merchant, serta berbagai layanan keuangan melalui kemitraan dengan lembaga keuangan.
Menurut perusahaan, ini dikarenakan adanya teknologi yang terdepan DANA, inovasi, serta solusi pembayaran yang terintegrasi dan didukung oleh sepak terjang Sinar Mas yang ekstensif.
"Di samping itu, DANA tetap berkomitmen menjadi platform ekosistem terbuka sebagai solusi pembayaran dan layanan keuangan berbasis gaya hidup serta mempercepat pertumbuhan platform terbuka kami," kata Vince.
Menurut Vince, mereka meyakini hal itu diperlukan untuk literasi dan inklusi keuangan yang lebih masif di Indonesia.
(Dio/Ysl)
Advertisement