Saat Cuaca di Bandung Mulai Panas, Ancaman Kebakaran Mengintai

Terjadi kebakaran banyaknya di permukiman bangunan semi permanen.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 26 Agu 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi kebakaran rumah (Istimewa)

Liputan6.com, Bandung - Saat ini, cuaca di Kota Bandung mulai panas. Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mengimbau, masyarakat tidak membakar sampah sembarangan karena bisa memicu kebakaran yang lebih besar.

"Terjadi kebakaran banyaknya di permukiman bangunan semi permanen. Karena penyebab kebakaran juga bervariatif, pembakaran sampah, korsleting, gas bocor, atau puntung rokok. Tapi, inti dari semua itu adalah kelalaian manusia," kata Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung Mas Yusuf Hidayat, Rabu (24/8/2022).

Kebakaran beruntun terjadi di Kota Bandung belakangan ini. Berdasarkan data Diskar PB Kota Bandung, dari kurun waktu Januari-Agustus 2022 terdapat kebakaran mencapai 116 kejadian.

"Kejadian ini harus menjadi bahan untuk Diskar PB menjaga kesiapsiagaan," ujar Yusuf.

Sedangkan, pada 2018 mencapai 195 kejadian. Lalu tahun 2019 naik menjadi 272 kejadian. Kemudian pada 2020 terdapat 195 kejadian. Setelahnya, pada 2021 menurun jadi 182 kejadian.

"Mungkin semasa pandemi, masyarakat jadi jarang keluar rumah. Sehingga potensi kebakaran masih bisa terkendali dengan baik," cetus Yusuf.

Ia berharap, kejadian kebakaran tidak menimbulkan korban jiwa. Tetap harus ada kesiapsiagaan, sehingga perlu secara masif memberikan sosialisasi bagi masyarakat.

"Tapi, kita tetap harus terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran," kata Yusuf.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jumlah Armada Belum Ideal

Petugas menerjunkan mobil pemadam kebakaran di luar kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, Senin (27/2). Seorang terduga pelaku ledakan bom panci bersembunyi di kantor kelurahan, dan membakar gedung lantai dua. (Timor Matahari/AFP)

Yusuf menambahkan, jika dilihat dari jumlah penduduk dan luas wilayah, jumlah armada pemadam kebakaran di Kota Bandung masih belum optimal.

Sampai saat ini Diskar PB Kota Bandung memiliki mobil pancar sebanyak 23 unit dan beberapa unit tambahan lainnya sebanyak 50-an.

"Idealnya untuk standar pelayanan minimal kapasitas petugas sebanyak 480 orang. Sekarang jumlah pasukan kita ada 300-an orang itu sudah termasuk ASN dan non-ASN. Sedangkan, untuk jumlah kendaraan harusnya ada 90-an unit," tuturnya.

Ia mengatakan, pelayanan dari Diskar PB tidak dipungut biaya serupiah pun. Respon time pun harus mencapai maksimal 15 menit.

"Sejauh ini kita sudah mencapai 15 menit. Kita sudah mencapai target 99 persen, 1 persennya itu karena ada beberapa kendala seperti sulitnya masuk ke zona kebakaran, terlambatnya laporan, kemacetan, dan lainnya," katanya.


Langkah Pencegahan

Yusuf menjelaskan, langkah awal yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran dini dengan menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) atau menggunakan handuk, karung, atau selimut basah.

Untuk para pemilik gedung juga harus melakukan proteksi gedung. Sprinkler dan hidran pun harus tersedia.

Yusuf juga mengimbau agar kunci portal disimpan di pos terdekat. Jangan sampai disimpan di seseorang yang jauh dari portal.

"Karena pernah terjadi kebakaran di suatu lingkungan, kita sulit mengaksesnya karena portal digembok dan yang memegang kunci jauh dari akses portal," ungkapnya.

Tinggi gapura pun perlu diperhatikan. Minimal tingginya 4 meter agar mobil damkar bisa masuk.

"Jangan parkir depan hidran juga karena ini bisa menghambat proses pemadaman," ucapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya