Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyampaikan kelanjutan dari pembangunan bisnis data center pada 2022, sudah berada di tahap rancangan atau desain.
Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys mengatakan, data center tahun ini bersama Abu Dhabi kelanjutannya masih tahap rancangan. Terkait realisasi pembangunan ini sendiri, ia mengaku masih belum pasti.
Advertisement
"Kita maunya kemarin, kalau lihat progressnya mungkin tidak sempet, ternyata desainnya begitu ya. Itu bukan bangun satu tapi banyak 1.000 mega watt (MW),” ujar Merza kepada awak media pada Kamis (25/8/2022).
Meskipun demikian, Merza mengaku masih banyak perencanaan yang harus dimatangkan.
"Masih tahap desain, survei, perencanaan teknik, arus listrik seperti apa," ungkapnya.
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana memulai pembangunan bisnis data center pada 2022.
"Data center bisa dimulai developmentnya di 2022," kata Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys.
Proyek data center tersebut merupakan kerja sama antara Smartfren dengan perusahaan dari Dubai. Saat ini, Smartfren tengah melakukan follow up atas hasil perjanjian yang dilakukan kedua belah pihak sebelumnya.
"Kami sedang follow up MOU (memorandum of understanding/mou) komplit, perencanaan kami bisa segera development data center di 2022," kata dia ditulis Rabu, 29 Desember 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sinar Mas Group bekerjsama dengan perusahaan asal Dubai dalam pengembangan data center terbesar di Indonesia dan pengembangan Smart city.
Proyek tersebut menggandeng perusahaan asal Abu Dhabi yang bergerak di sektor Artificial Intelligence (AI) dan Cloud Computing yakni Group 42 (G42).
Proyek tersebut dilaksanakan melalui Smartfren dan Sinar Mas Land, yang telah menandatangani Mou untuk membangun pusat data berkapasitas 1000 MegaWatt (MW) di Indonesia dan berkolaborasi dalam mentransformasikan BSD City menjadi smart city.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kolaborasi
Smartfren tetap akan berkolaborasi untuk pengembangan towernya, termasuk untuk ekspansi ke daerah-daerah baru. Hingga saat ini perseroan memiliki 40 ribu stasiun pemancar (base transceiver station/BTS).
Perseroan terus berupaya mendukung Pemerintah dalam pengembangan jaringan terutama untuk penambahan spektrum frekuensi. Hingga saat ini, Smartfren sudah mengembangkan jaringan hingga ke Indonesia Timur, yaitu sampai Sulawesi Utara, bahkan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kami berupaya terus memperluas spektrum kami. Perusahaan Telekomunikasi yang menguasai spektrum lebih luas bisa terus berkembang," kata dia.
Dalam lima tahun terakhir ini, industri telekomunikasi banyak mendapat tantangan, karena pendapatan dari voice dan sms sudah lama tergerus. Perusahaan Telekomunikasi berupaya mendapatkan revenue dari data.
"Sejak awal Smartfren memang merencanakan kuat di data. Kami terus berupaya meningkatkan revenue dari data. Kami terus kembangkan layanan video, musik dan lain-lain, juga agar ada layanan baru untuk tambahan pendapatan," kata dia.
Perusahaan telekomunikasi diuntungkan dengan besarnya jumlah pengguna layanan telekomunikasi yang ada. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pengguna Nomor kartu yang aktif yaitu 350 juta, jauh lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya hanya 270 juta jiwa.
"Oleh sebab itu ada tambahan revenue, karena satu orang itu bisa kantongi dua kartu, itu peluang untuk penggunaan layanan kami," kata dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang enam bulan pertama 2022. Hal itu ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Smartfren Telecom Tbk meraih pendapatan usaha Rp 5,45 triliun hingga Juni 2022. Pendapatan usaha perseroan naik 10,15 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 4,95 triliun.
Perseroan mencatat kenaikan beban penyusutan dan amortisasi naik menjadi Rp 2,13 triliun hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,84 triliun. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomuni turun menjadi Rp 1,8 triliun pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 2 triliun.
Perseroan membukukan kenaikan beban penjualan dan pemasaran naik menjadi Rp 647,98 miliar hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 613,31 miliar. Beban karyawan turun menjadi Rp 466,75 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 468,58 miliar. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 98,97 miliar selama enam bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 104,10 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, beban usaha naik 2,34 persen menjadi Rp 5,15 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,03 triliun.
PT Smartfren Telecom Tbk meraih laba usaha Rp 302,18 miliar pada semester I 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 82,74 miliar.
Kinerja Laba
Perseroan membukukan laba bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp 70,97 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 61,62 miliar.
Perseroan mencatat penghasilan bunga turun menjadi Rp 3,02 miliar hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,72 miliar. Rugi kurs mata uang asing perseroan susut 53,56 persen menjadi Rp 57,31 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 123,42 miliar.
PT Smartfren Telecom Tbk membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 54,60 miliar pada semester I 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 451,90 miliar. Perseroan mencatat laba per saham dasar sebesar 0,17 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi 1,45.
Total ekuitas tercatat Rp 12,70 triliun pada 30 Juni 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 12,65 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 31,07 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 30,74 triliun.
Total aset perseroan tercatat Rp 43,78 triliun pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 43,35 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 321,27 miliar pada 30 Juni 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 463,21 miliar.
Advertisement