Studi Temukan Pasien Positif Cacar Monyet Tanpa Gejala

Para peneliti Annals of Internals Medicine menemukan adanya pasien cacar monyet tanpa gejala.

oleh Qorry Layla Aprianti diperbarui 26 Agu 2022, 16:00 WIB
Tangkapan mikroskop elektron bagian ultratipis dari virus cacar monyet file 2004. (Gambar: AFP/RKI Institut Robert Koch/Freya Kaulbars)

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit cacar monyet (monkeypox) menjadi salah satu yang menimbulkan kekhawatiran masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus menghantui. Berbagai informasi mengenai cacar monyet telah menyebar luas dengan sangat cepat. Seperti gejala, tanda-tanda fisik, cara penularan, hingga metode pencegahan tersebarnya cacar monyet.

Menurut hasil studi terbaru yang diterbitkan oleh Annals of Internals Medicine, para peneliti mejelaskan bahwa beberapa orang yang dites untuk mendeteksi cacar monyet (monkeypox) dinyatakan tidak menunjukkan adanya gejala.

Selama pemeriksaan kesehatan rutin berlangsung, para peneliti dari Rumah Sakit Bichat Claude Bernard di Paris, melakukan serangkaian tes cacar monyet melalui tes swab anektoral.

Hasil tes yang dikumpulkan, sebagai bagian dari skrining infeksi menular seksual (IMS) rutin untuk pria yang berhubungan seks dengan pria (LSL) yang memiliki banyak pasangan seksual, dan menggunakan profilaksis pra pajanan HIV (PrEP). Skrining tes yang dilakukan tersebut meliputi skrining Chlamydia trachomatis dan skrining Neisseria gonorrhoeae yang dilakukan setiap tiga bulan.

Dari 200 orang yang menjalankan skrining, ditemukan 13 orang terdeteksi positif cacar monyet, dengan 2 orang diantaranya positif tanpa gejala. Tidak ditemukannya demam, tidak ada tanda awal infeksi, tidak ada ruam atau lesi kulit, dan tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Hal tersebut juga yang menimbulkan pertanyaan besar, “apakah cacar monyet dapat menular tanpa adanya gejala?”

Ilustrasi ilmuwan sedang meneliti virus cacar monyet. Credits: pexels.com by Anna Shvets

Bagaimana pendapat ahli terkait cacar monyet tanpa gejala?

Pertanyaan mengenai penularan cacar monyet tanpa terjadinya hubungan seksual ini, juga merupakan pertanyaan besar bagi dr. Dimie Ogonia – Seorang dokter asal Nigeria pertama yang memperingatkan tentang tingginya jumlah pria muda dan aktif yang tertular cacar monyet pada tahun 2017.

Ogonia baru-baru ini menyatakan bahwa, “Ketika mereka melakukan hubungan seksual, tidak ada bisul, tidak ada ruam. Dan yang mereka rasakan hanya ‘lelah’ atau ‘tubuh melemah’. Hanya setelah hubungan seksual dia melihat ruam genital dan lima hari kemudian, pasangan seksualnya juga melihat ruam genital."

Selain itu, dokter Rachel Bruce juga menambahkan, “Setiap virus yang dapat disebarkan oleh orang tanpa gejala lebih sulit untuk dibendung, karena orang yang menyebarkannya tidak tahu bahwa mereka terinfeksi dan tidak mengubah perilaku mereka.”

Dr. Rachel Bruce adalah ketua sementara pengobatan darurat di Long Island Jewish Forest Hills di Queens, New York.

Ilustrasi virus penyebab cacar monyet. Credits: pixabay.com by Geralt

Faktor penularan cacar monyet (monkeypox)

Menurut Donald Alcendor, PhD, profesor di Departemen Mikrobiologi, Imunologi, dan Fisiologi di Meharry Medical College, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebaran cacar monyet, diantaranya:

  • Berhubungan seksual dengan penderita cacar monyet.
  • Adanya kontak fisik dengan penderita cacar monyet melalui cairan pada lesi kulit (kulit yang terluka atau ruam).
  • Bertukar pakaian, tempat tidur dan handuk dengan terduga maupun penderita cacar monyet.
  • Kontak non-seksual melalui sekresi yang terjadi melalui batuk, bersin, maupun permukaan yang terkontaminasi dan dapat menyebabkan infeksi.

Para peneliti juga mengatakan bahwa masih akan meninjau lebih lanjut apakah orang tanpa gejala dapat menularkan virus ke orang lain. Para ahli ini mengatakan, jika virus ditemukan menyebar dengan cara ini, itu berarti penyakitnya akan jauh lebih sulit untuk dikendalikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya