Liputan6.com, Jakarta - Aset kripto dari VCGamers, $VCG Token, resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai aset kripto yang diperdagangkan di pasar fisik aset kripto Indonesia.
Hal tersebut menyusul terbitnya Peraturan Bappebti Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto Yang Diperdagangkan Di Pasar Fisik Aset Kripto yang ditandatangani Plt Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko pada Senin 8 Agustus 2022
Advertisement
Co-Founder & Chairman VCGamers, Wafa Taftazani mengapresiasi keputusan dari Bappebti atas masuknya $VCG sebagai aset kripto yang terdaftar secara resmi yang legal diperdagangkan di Indonesia.
"Apresiasi yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Bappebti dalam usahanya mendukung perkembangan industri Web3 Indonesia dan di waktu yang bersamaan, melindungi dan mengedukasi masyarakat agar bijak dalam melakukan transaksi aset kripto," kata Wafa dalam siaran pers dikutip, Jumat 26 Agustus 2022.
Wafa menyampaikan, masuknya VCGamers ke dalam daftar aset kripto yang resmi diperdagangkan di Indonesia ini akan membuka peluang untuk perkembangan Web3 di Indonesia. Karena, memungkinkan seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam mentransformasi produk dan layanan mereka.
"Ini akan membuka jalan bagi VCGamers untuk bekerjasama dengan lebih banyak lagi pihak, baik dari sektor publik maupun swasta, untuk mentransformasi produk dan layanan mereka menggunakan teknologi blockchain," ujarnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pengembangan RanVerse
Dalam waktu terpisah, Founder & Chairman RANS Entertainment, Raffi Ahmad, juga menyampaikan hal senada.
"Terima kasih banyak kami sampaikan ke pihak Bappebti yang sudah mengakui token VCGamers (VCG) yang nantinya akan digunakan di dalam RansVerse sebagai aset kripto yang legal diperdagangkan di Indonesia," ujar Raffi.
Raffi mengatakan hal itu juga akan berdampak pada pengembangan RansVerse, mega proyek metaverse pertama di Indonesia yang dibangun atas kolaborasi RANS Entertainment, VCGamers, Shinta VR dan UpBanx.
"Pengembangan RansVerse tentunya akan berjalan dengan semakin lancar. Semoga nantinya kami bisa memberikan pengalaman yang terbaik untuk masyarakat Indonesia di RansVerse. Terima kasih" jelas Raffi.
Selang beberapa hari, pada 11 Agustus 2022, Kantor VCGamers dikunjungi Disdukcapil Pemprov DKI Jakarta. Pertemuan itu dihadiri langsung oleh Plt Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta Budi Awaluddin.
Budi dan rombongan disambut baik oleh manajemen VCGamers yaitu Co-Founder & CEO VCGamers, Isya Sony Subrata, Co-Founder & COO VCGamers, Hartanto Lee dan Co-Founder & Chairman VCGamers, Wafa Taftazani.
Advertisement
Potensi Kemitraan
Co-Founder & Chairman VCGamers, Wafa Taftazani, mengatakan, VCGamers dan Pemprov DKI Jakarta berdiskusi tentang sejumlah hal. Dalam kesempatan tersebut, Pemprov DKI Jakarta dan VCGamers membahas tentang potensi kemitraan dengan metaverse pertama di Indonesia, RansVerse.
“Kami membahas kemitraan potensial untuk mendukung layanan publik yang efisien dan aman bagi 11 juta warga Jakarta yang menggunakan teknologi blockchain,” tutur Wafa.
Wafa menambahkan, hal itu nantinya memungkinkan untuk memberikan pelayanan publik yang mudah, interaktif dan menyenangkan.
Pada pertemuan tersebut, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaluddin, juga mencoba berselancar di RansVerse menggunakan VR Device.
Sebagai informasi, di dalam mega proyek RansVerse, RANS Entertainment merupakan pemilik kekayaan intelektual, VCGamers sebagai pengembang infrastruktur blockchain, Shinta VR sebagai pengembang dunia metaverse dan UpBanx sebagai mitra pembiayaan dan likuiditas.
Mantan CEO Google Sebut Konsep Metaverse Masih Belum Jelas
Sebelumnya, seorang pengusaha yang juga mantan CEO raksasa teknologi Google, Eric Schmidt memberikan pandangan terbarunya terkait metaverse yang saat ini tengah ramai diperbincangkan.
Schmidt menyatakan ada kebingungan dan ketidakjelasan tentang konsep metaverse serta apa artinya bagi orang-orang. Bahkan, menurut Schmidt perusahaan seperti Facebook yang memutar operasinya untuk menduduki pasar metaverse, masih belum ada definisi yang jelas tentang konsep tersebut dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
"Tidak ada kesepakatan tentang apa itu metaverse, meskipun satu perusahaan telah mengubah namanya untuk mengantisipasi mendefinisikannya” kata Schmidt dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (24/7/2022).
Tanah di Metaverse dan Investasi
Meskipun belum jelas tentang konsep metaverse, perusahaan dan bahkan negara sudah sangat berinvestasi dalam metaverse, teknologi yang saat ini dikaitkan dengan teknologi VR dan AR, serta aplikasi yang menggunakannya.
Salah satu negara pertama yang menganggap metaverse sebagai teknologi kunci untuk masa depan adalah Korea Selatan, yang mengumumkan pada Mei akan mengalokasikan USD 177 juta atau Rp 2,6 triliun langsung ke platform metaverse, dengan gagasan untuk memulai perusahaan nasional yang tertarik pada teknologi tersebut.
Real estate di metaverse juga telah dianggap sebagai subjek kontroversial oleh Schmidt.
"Saya sendiri tidak khawatir membeli petak besar real estate pribadi di metaverse. Itu bukan kekhawatiran yang saya miliki setiap hari,” kata Schmidt.
Di sisi lain menurut riset dari Metametric Solutions, sebuah perusahaan analitik metaverse, penjualan properti real estate di metaverse diperkirakan mencapai USD 1 miliar pada 2022.
Advertisement