Liputan6.com, Jakarta - Teknologi 5G seharusnya tidak menjadi ancaman bagi Ipoleksosbudhankam di ekosistem digital, termasuk operator telekomunikasi.
Hal ini diucapkan oleh Tedi Supardi Muslih, Ketua Pengurus Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Wilayah DKI Jakarta.
Advertisement
Pernyataan ini disampaikan oleh Tedi pada hari ke-2 kegiatan Indonesia 4.0 Conference and Expo 2022 yang digelar secara hybrid di Birawa Assembly Hall Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (25/08/2022).
Adapun Konferensi dan Expo Indonesia 4.0 2022 ini dibuka pada Rabu (24 Agustus 2022) oleh Doddy Rahadi, Kepala Biro Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian.
Acara ini merupakan bagian dari percepatan percepatan transformasi industri yang dilakukan pemerintah, dan upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Dengan semakin cepatnya koneksi internet melalui teknologi 5G, maka ancaman siber terhadap Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, dan Keamanan, yang merupakan aspek penting dalam sebuah negara termasuk di Indonesia.
"Industri dan segenap pemangku kepentingan harus memastikan standar keamanan dalam penerapan teknologi terbaru dan memberikan jaminan keamanan terhadap kepentingan masyarakat dan bangsa Indonesia," katanya.
"Peran PentaHelix lebih dioptimalkan, jangan sampai teknologi 5G menjadi ancaman Ipoleksosbudhankam dalam ekosistem digital termasuk penyelenggra telekomunikasi," tambahnya.
PentaHelix merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak diantaranya, Academy, Business, Community, Government, and Media (ABCGM).
"Pemerintah telah menggaungkan rencana transformasi digital di Indonesia. Hal tersebut tentu perlu didukung dengan layanan internet berkualitas. Baik secara coverage area maupun kecepatan aksesnya," kata Tedi.
Kecepatan Internet di Indonesia
Teknologi 5G diperkirakan akan merubah peta industri di Indonesia karena akses 5G menawarkan kecepatan 10-100 kali lebih cepat dibanding jaringan 4G, serta serta memiliki latensi yang super rendah (ultra low latency).
Saat ini, rata-rata kecepatan Internet di Indonesia masih terbilang rendah dibanding di negara lainnya di dunia.
"Berdasarkan data Speedtest Global Index bulan Juli tahun 2022, Indonesia memiliki akses internet mobile broadband dengan kecepatan rata-rata Mobile Global Performance Download 75.78 Mbps Upload 14.17 Mbps Latency 36 ms peringkat 107 dari 140 Negara," kata Tedi.
Kecepatan tersebut masih berada di bawah rata-rata dibanding di negara lain di dunia.
Mengutip data dari sumber yang sama, Tedi mengatakan Fixed Broadband Global Performance memiliki kecepatan rata-rata Download 136.37 Mbps Upload 75.95 Mbps Latency 18 msperingkat 120 dari 182.
Untuk mendukung penerapan teknologi 5G, menurut Tedi pemerintah perlu membenahi beberapa hal.
Advertisement
Hal yang Perlu Dibenahi Pemerintah
Diantaranya adalah melakukan sinkronisasi terkait regulasi dalam bisnis jual kembali (reseller) jasa Internet, sehingga layanan internet dapat terdistribusi secara merata di seluruh pelosok nusantara, termasuk di daerah 3T (terluar, terdepan dan terpencil).
Hal ini dianggap penting untuk percepatan pemenuhan kebutuhan spektrum frekuensi dan penghapusan kesenjangan digital.
"Perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah salah satunya dengan cara berbagi (sharing) infrastruktur / frekuensi yang sudah ada, atau biasa disebut Network Sharing dengan berlandaskan Undang- Undang Cipta Kerja," kata Tedi.
APJII DKI Jakarta sendiri memayungi sekitar 300 penyelenggara jasa internet, sementara APJII nasional memayungi sekitar 800 penyelenggara jasa internet. Banyak diantara mereka yang aktif menyediakan jasa layanan internet di daerah 3T.
Indonesia 4.0 Conference & Expo 2022 merupakan even berskala nasional yang juga menyuguhkan pameran untuk lebih dari 850 produk dan solusi teknologi penunjang kebutuhan sektor industry.
Acara ini juga menghadirkan konferensi industri dengan 53 pembicara terkemuka dari industri terkait yang dihadiri delegasi yang terdiri dari pejabat senior dari pemerintahan, sektor jasa keuangan, telekomunikasi, logistik, FMCG (fast moving consumer goods), infrastruktur, e-Commerce, manufaktur, energi, dan utilitas.
(Ysl/Isk)