Museum di Australia Sediakan Kacamata Khusus untuk Pengunjung Buta Warna

Museum kini mengikuti perkembangan zaman dengan semakin mengembangkan strategi untuk membuat fasilitas mereka lebih mudah diakses oleh pengunjung penyandang disabilitas.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 26 Agu 2022, 13:00 WIB
Viral, calon bintara Polri gagal pendidikan karena buta warna parsial. Kenali penyebab dan jenisnya. (pexels/lilarstsy).

Liputan6.com, Jakarta Museum kini mengikuti perkembangan zaman dengan semakin mengembangkan strategi untuk membuat fasilitas mereka lebih mudah diakses oleh pengunjung penyandang disabilitas.

Contoh terbaru adalah Museum Chau Chak Wing di Australia. Lembaga seni ini sekarang menawarkan kacamata khusus kepada pengunjung yang buta warna agar mereka dapat membedakan lukisan di depan mereka dengan lebih baik.

Pertanyaan seperti: "Bagaimana tampak lukisan bagi Anda?", selalu terasa mengganggu bagi individu yang menyandang buta warna. Sementara kondisi penglihatan sering disederhanakan sebagai ketidakmampuan untuk membedakan antara merah dan hijau, ada variasi dalam bagaimana hal itu mempengaruhi individu.

Di negara-negara Barat, diperkirakan 8-10 persen pria menderita buta warna, dibandingkan dengan 0,4 persen wanita. Di Australia, ini mewakili lebih dari 1 juta orang.

Dilansir dari News18, untuk kepentingan aksesibilitas, Museum Chau Chak Wing di University of Sydney telah bermitra dengan perusahaan Amerika EnChroma untuk menyediakan kacamata yang dirancang khusus untuk pengunjung buta warna. Kacamata ini memungkinkan individu penyandang buta warna untuk melihat warna yang biasanya tidak dapat mereka bedakan.

“Aksesibilitas seni dan desain selalu menjadi perhatian utama di Museum Chau Chak Wing dan kami sangat senang menjadi tempat pertama di Australia yang menawarkan teknologi ini,” kata Dr. Paul Donnelly, wakil direktur museum, dalam sebuah penyataan.

“Kemitraan ini merupakan langkah maju yang penting dalam tujuan inklusivitas kami, membantu orang-orang yang buta warna untuk mengalami keajaiban dan semangat penuh dari pameran yang kami tawarkan,” tambahnya.

 


Museum turut berjuang untuk inklusivitas

Perangkat tersebut telah tersedia sejak April di Chau Chak Wing Museum.

Banyak pengunjung dengan buta warna seperti Tim Robinson dapat memanfaatkannya, dan bagi mereka itu terasa sangat menyenangkan.

“Saya pengunjung tetap Museum dan tahu banyak karya dengan baik. Tapi saya melihat banyak dari mereka dengan cara yang benar-benar baru untuk pertama kalinya, yaitu dengan warna dan kedalaman dan kejelasan yang berbeda,” katanya.

Apa yang para penyandang buta warna rasakan mungkin dapat Anda rasakan juga melalui video singkat yang dibagikan oleh akun instagram @sydney_uni.

EnChroma memiliki kemitraan serupa dengan Museum of Contemporary Art di Denver, Colorado, yang sudah ada sejak 2019 sebagai bagian dari program aksesibilitas warnanya. Menurut situs perusahaan, 16 lembaga budaya lainnya juga berpartisipasi untuk membuat kacamata buta warna tersedia untuk umum.

Sementara banyak museum ingin meningkatkan program aksesibilitas mereka, akses ke budaya masih tetap sulit bagi mereka yang terkena dampak banyak disabilitas.

Menurut laporan baru-baru ini oleh yayasan Malakoff Humanis Handicap yang berbasis di Prancis, harga, keramaian, dan aksesibilitas tempat sering kali menghalangi mereka mengunjungi tempat-tempat budaya sebanyak yang mereka inginkan.

Sehingga sebuah inisiatif seperti yang dilakukan Museum Chau Chak Wing, mengisyaratkan masa depan di mana museum benar-benar dapat diakses oleh semua orang.


Apa itu buta warna parsial

Buta warna parsial adalah jenis buta warna yang paling umum ditemui. Seperti yang telah diketahui, penyakit buta warna ada dua, yaitu buta warna parsial dan buta warna total. Kedua jenis buta warna ini dibedakan berdasarkan kemampuan penderita untuk melihat dan mengidentifikasi warna.

Buta warna parsial merupakan kondisi saat seseorang kesulitan untuk membedakan warna tertentu. Hal ini berbeda dengan buta warna total, yang membuat penderitanya hanya dapat melihat warna hitam dan putih saja.

Penyebab dari buta warna parsial umumnya disebabkan faktor genetik atau keturunan. Meski begitu, masih ada banyak sekali masalah kesehatan dan pola hidup yang memengaruhinya. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:


Penyebab buta warna parsial

Penyebab buta warna parsial bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu:

- Faktor keturunan. Penyebab buta warna yang pertama yaitu dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hal ini dapat terjadi pada kamu bila salah satu orang tua kamu memiliki kelainan pada fotopigmen atau zat yang berfungsi untuk mendeteksi warna dalam sel-sel kerucut. Fotopigmen ini berada di bagian belakang retina mata.

- Penuaan. Semakin bertambahnya usia manusia, maka kemampuan fisiknya juga akan menurun. Penurunan kemampuan fisik ini akan membuat semakin melemahnya sistem saraf. Kondisi ini bisa terjadi pada bagian saraf optik mata. Hingga membuat informasi visual dari mata ke otak tidak bisa tersampaikan dengan baik. Hal ini berisiko menjadi penyebab buta warna parsial.

- Efek Obat. Penyebab buta warna parsial juga bisa terjadi karena efek samping obat-obatan. Terutama obat jantung, disfungsi ereksi, rheumatoid artritis, infeksi, dan tekanan darah tinggi. Buta warna parsial karena efek samping obat-obatan/kondisi kesehatan ini harus mendapat penanganan khusus oleh dokter.

- Cedera Mata. Cedera mata biasanya akan membuat retina mata mengalami gangguan. Cedera ini juga bisa terjadi pada saraf mata. Umumnya, cedera memang disebabkan karean kecelakaan. Kondisi seperti ini harus segera diperiksakan. Jika tidak ditangani maka hal ini bisa menjadi penyebab buta warna parsial.

- Zat Kimia. Beberapa kasus juga menunjukkan bahwa penderita buta warna parsial telah mengalami paparan zat kimia. Paparan zat kimia ini bisa berupa carbon disulphide. Carbon ini biasanya dipakai industry rayon dan styrene yang digunakan dalam industri plastik dan karet. 

Infografis 8 Jurus Sakti ala Superhero Lawan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya