Sekalipun Merasa Baik-Baik Saja, Wanita Tetap Perlu Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Tahunan

Pemeriksaan kesehatan secara rutin tahunan berguna untuk mendeteksi dini adanya penyakit

oleh Qorry Layla Aprianti diperbarui 26 Agu 2022, 13:14 WIB
ilustrasi dokter melihat data hasil medical check up pasien /Photo by rawpixel.com from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Mendapatkan pemeriksaan kesehatan tahunan mungkin merupakan hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri. Melalui medical check up yang dilakukan setiap satu tahun sekali, kita dapat mengetahui bagaimana kondisi 'dalaman' tubuh kita yang sebenarnya.

Sebagai wanita, seringkali kita mempunyai peranan penting dalam keluarga. Entah kita sudah menikah, lajang, dan dengan atau tanpa anak.

Mulai dari mengurus janji untuk pertemuan medis orang tua maupun merawat kesehatan anak. Tak jarang, kebanyakan dari kita abai dengan kesehatan diri kita sendiri karena terlalu sering mendahulukan kepentingan kesehatan keluarga.

Tetapi jika ada satu hal yang harus diprioritaskan oleh wanita, itu adalah kesehatan mereka. Sederhananya, kita tidak dapat merawat orang lain dengan baik apabila kita dalam kondisi yang buruk atau kurang fit.

Dan, tindakan perawatan diri yang paling penting untuk memulai adalah mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang tepat.

Seorang dokter kandungan dan ginekolog di Rumah Sakit Gleneagles, dr Clara Ong mengatakan bahwa pemeriksaan kesehatan sangat penting karena membantu dalam pendeteksian dini suatu kondisi akan penyakit tertentu.

"Ini dapat mengarah pada pengobatan dini dan hasil yang lebih baik. Itulah mengapa penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan bahkan jika Anda merasa baik-baik saja," ujarnya seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Jumat, 26 Agustus 2022.


Kata Dokter Tentang Pentingnya Medical Check Up Tahunan

Ilustrasi alat-alat dokter. (Sumber foto: Pexels.com)

 

Lebih lanjut direktur medis Parkway Shenton, dr. Edwin Chng menekankan bahwa semua wanita harus diperiksa secara teratur.

“Cari saran terbaik dari dokter untuk menentukan jenis dan tingkat skrining, serta usia di mana skrining perlu dimulai," katanya.

Hal ini disebabkan wanita dengan profil risiko yang berbeda tentunya menjalankan pemeriksaan kesehatan menyesuaikan dengan usia, kondisi, serta riwayat penyakit yang diderita.

"Oleh sebab itu, tinjauan dan penilaian dokter penting untuk memastikan paket pemeriksaan kesehatan yang di personalisasi dan relevan serta berguna bagi dirinya," Edwin menambahkan.

Terlepas dari pentingnya pemeriksaan kesehatan, hanya ada sedikit statistik mengenai berapa banyak wanita yang benar-benar melakukan tes kesehatan tahunan. Ahli bedah umum dan payudara di Rumah Sakit Gleneagles, dr Andrew Clayton Lee, menghubungkan hal ini dengan berbagai cara yang dilakukan.

"Beberapa wanita yang melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan rutin tersebut berasal dari perusahaan tempat mereka bekerja. Sedangkan yang lain, ada yang melakukan semua tes tapi hanya memeriksakan diri ke dokter kandungan. Beberapa lainnya mungkin menemui spesialis untuk kondisi dan permasalahan tertentu. Namun, ada juga yang datang ke dokter umum dan memeriksakan dirinya hanya sesekali," katanya.


Lantas, Tes Seperti Apa Saja yang Harus Dilalui?

Pengujian Apa Saja yang Harus Dilakukan?

Pada pemeriksaan kesehatan khusus wanita, dr. Chng mengatakan bahwa dokter akan mencari dan menguji penyakit khusus yang memang biasanya terjadi pada wanita, seperti kanker payudara, kanker serviks, dan penyakit yang lebih umum pada wanita, seperti osteoporosis.

Pengujian secara teratur ini juga bervariasi. Menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing pasien.

Pemeriksaan Kesehatan untuk Wanita Usia 25 – 69 Tahun

“Perempuan berusia 25 hingga 69 tahun yang telah melakukan hubungan seksual harus melakukan skrining kanker serviks,” kata dr. Ong.

Bagi mereka yang memiliki rentang usia 25 hingga 29 tahun, pap smear (metode khusus untuk medeteksi kanker serviks) setidaknya dilakukan sekali setiap tiga tahun, di mana sampel jaringan diambil dari leher rahim menggunakan spatula atau sikat dan dikirim ke laboratorium untuk memeriksa kelainan.

Kemudian, untuk yang memasuki usia 30 tahun, dr Ong merekomendasikan tes human papillomavirus (HPV) setidaknya sekali setiap lima tahun.

Dilakukan dengan cara yang sama seperti pap smear, tes ini memeriksa jaringan dari serviks untuk mengetahui jenis HPV berisiko tinggi yang diketahui menyebabkan kanker serviks.

“Tes ini harus dilakukan terlepas dari apakah Anda telah menyelesaikan vaksin HPV sebelumnya,” ujar dr. Ong.

Informasi dari Rumah Sakit Mount Elizabeth menyatakan bahwa deteksi dini kanker serviks menghasilkan hasil pengobatan dan tingkat kelangsungan hidup yang jauh lebih baik.

Kanker serviks stadium awal memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 92 persen, dibandingkan dengan stadium akhir yang hanya sebesar 17 persen.

 

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya