Liputan6.com, Jakarta - Kepala urusan HAM PBB Michelle Bachelet, Kamis (25/8), meminta Presiden Rusia Vladimir Putin agar “menghentikan serangan bersenjata terhadap Ukraina.”
Berbicara sehari setelah konflik itu memasuki bulan keenam, Bachelet menyoroti situasi terkait pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, dengan mengatakan pertempuran di daerah itu menimbulkan “risiko yang tidak dapat dibayangkan” terhadap warga sipil dan lingkungan.
Baca Juga
Advertisement
Rusia dan Ukraina telah saling menuding pihak laik terkait serangan di dekat PLTN itu. Badan Energi Atom Internasional menyatakan siap mengirim tim-tim ke lokasi tersebut untuk memastikan keamanannya.
Bachelet pada Kamis juga mengatakan bahwa pasukan Rusia maupun Ukraina harus mematuhi hukum HAM internasional, sementara masyarakat internasional harus memastikan pertanggungjawaban atas pelanggarannya.
Para pejabat Ukraina Kamis mengatakan korban tewas akibat serangan rudal Rusia terhadap sebuah stasiun kereta di Ukraina Timur bertambah menjadi 25 setelah beberapa mayat lagi ditemukan di antara puing-puing di kota Chaplyne.
“Serangan rudal Rusia terhadap stasiun kereta api yang penuh warga sipil di Ukraina cocok dengan pola kekejaman,” cuit Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. “Kami, bersama dengan mitra-mitra kami dari seluruh dunia, akan terus mendukung Ukraina dan menuntut pertanggungjawaban para pejabat Rusia.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pujian Joe Biden
Presiden Joe Biden Rabu memuji “keberanian dan dedikasi untuk kebebasan yang luar biasa” dari rakyat Ukraina dalam mengusir tentara Rusia, sewaktu mengumumkan bantuan militer baru hampir $3 miliar.
Mengenai Hari Kemerdekaan Ukraina, yang memasuki 31 tahun sejak keluar dari pemerintahan Soviet pada 1991, Biden mengatakan bahwa hari itu “bukan hanya perayaan bagi masa lalu, tetapi penegasan yang kukuh bahwa Ukraina dengan bangga tetap – dan akan tetap – menjadi negara yang berdaulat dan merdeka.”
Biden mengatakan bahwa bantuan militer baru dimaksudkan untuk membantu Ukraina membela diri dalam jangka panjang, dengan para pejabat AS mengatakan sebagian dari persenjataan mungkin tidak digunakan dalam satu atau dua tahun ini. Biden mengatakan paket bantuan itu akan mencakup sistem pertahanan udara, sistem artileri dan amunisi, sistem pertahanan udara tak berawak dan radar.
Bantuan baru ini merupakan tambahan dari sekitar $10,6 miliar bantuan militer yang telah dikirimkan AS untuk Ukraina dalam satu setengah tahun ini.”
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Volodymyr Zelensky: Rakyat Ukraina Akan Berjuang Hingga Akhir
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rabu (24/8) mengatakan rakyat Ukraina “berjuang demi nasib kita” sementara negara itu merayakan Hari Kemerdekaan serta menandai enam bulan invasi Rusia.
Berbicara dalam pidato video dari Lapangan Kemerdekaan Kyiv, Zelensky mengatakan Ukraina akan berjuang untuk tanah airnya “hingga akhir,” dan bahwa meskipun akhir perang akan ditandai dengan perdamaian, Ukraina sekarang ini menginginkan kemenangan.
“Dan kita ingin mengangkat tangan sekali saja, sewaktu kita akan merayakan kemenangan. Ukraina secara keseluruhan,” kata Zelensky, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (25/8/2022).
“Karena kita tidak menjual tanah dan rakyat kita. Bagi kita, Ukraina adalah seluruh Ukraina, tanpa ada konsesi atau kompromi.”
Zelensky mengatakan Ukraina akan merebut kembali kontrol atas wilayah Donbas di bagian timur serta Krimea.
Pasukan Rusia mengalihkan fokus mereka ke Donbas setelah gagal dalam gerakan awal untuk memasuki ibu kota Ukraina, Kyiv. Separatis dukungan Rusia telah memerangi pasukan Ukraina di Donbas sejak 2014. Pada tahun yang sama, Rusia menganeksasi Krimea dalam langkah yang tidak diakui masyarakat internasional.
“Kalian tidak ingin tentara kalian mati? Bebaskan tanah kami,” kata Zelensky. “Kalian tidak ingin ibu kalian menangis? Bebaskan tanah kami. Ini adalah persyaratan kami yang jelas dan sederhana.”
Perayaan Hari Kemerdekaan secara terbuka dilarang di Kyiv karena para pemimpin Ukraina, dan AS, memperingatkan tentang peningkatan upaya Rusia untuk menyerang infrastruktur sipil dan fasilitas pemerintah di Ukraina.
Bantuan Militer
Para pejabat AS diperkirakan akan mengumumkan sedini Rabu (24/8) tambahan bantuan baru senilai $3 miliar untuk melatih dan memasok pasukan Ukraina pada tahun-tahun mendatang.
Para pejabat mengatakan bantuan itu akan mendanai drone, persenjataan dan peralatan lain yang mungkin tidak digunakan di medan tempur dalam satu atau dua tahun ini.
Tidak seperti kebanyakan paket terdahulu yang memberikan bantuan langsung di medan tempur, dana baru ini kebanyakan bertujuan untuk membantu Ukraina mendapatkan pertahanan jangka menengah hingga panjang.
Bantuan baru ini akan diberikan di luar sekitar $10,6 miliar bantuan militer yang telah dikirimkan AS untuk Ukraina dalam satu setengah tahun ini.
Kementerian pertahanan Norwegia, Rabu (24/8) menyatakan bahwa Norwegia dan Inggris bersama-sama memasok Ukraina dengan drone mikro yang digunakan untuk “pengintaian dan identifikasi target.”
Norwegia juga memasok sistem portable yang akan memungkinkan pasukan Ukraina mengacaukan drone musuh, yang menurut kementerian pertahanan Norwegia “secara khusus cocok untuk melindungi patroli yang lebih kecil, posisi-posisi artileri dan berbagai sumber daya penting lainnya.”
Advertisement