Salon Kuku Mendadak Tutup, Pelanggan Rugi sampai Jutaan Rupiah

Kasus penutupan salon kuku secara mendadak ini sudah dilaporkan ke polisi.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Agu 2022, 20:30 WIB
Ilustrasi salon kuku. Sumber foto: unsplash.com/Guilherme Petri.

Liputan6.com, Jakarta - Tutupnya sebuah salon kuku di Singapura secara mendadak dilaporkan telah membuat para pelanggan menanggung kerugian bernilai jutaan rupiah. Nails Mama adalah salon kuku yang memiliki dua gerai di Kovan Heartland Mall dan Serangoon North Ave 1, melansir Mothership, Jumat, 26 Agustus 2022.

Ulasan Google untuk salon tidak sepenuhnya bagus di masa lalu, yang mana pelanggan mengeluhkan layanan yang buruk dan staf mengenakan biaya lebih untuk manikur dan pedikur. Tapi, serentetan ulasan tidak senang dan panik telah muncul lebih intens sejak pekan lalu.

Nails Mama tiba-tiba menutup kedua gerainya, membuat pelanggan kesulitan. Dua pelanggan berbagi bahwa mereka menerima pesan WhatsApp dari toko, memberi tahu mereka bahwa gerai Kovan akan segera ditutup karena sewa tidak diperpanjang.

Seorang pengulas Google bernama Chris mengatakan, ia menerima pesan itu pada akhir Juli 2022. Sementara pelanggan lain, Diana, memberi tahu Stomp bahwa ia menerima pesan itu pada 4 Agustus 2022.

Tangkapan layar dari pesan yang diterima Diana menunjukkan bahwa Nails Mama mengklaim akan menutup pintu mereka untuk selamanya mulai 28 Agustus 2022. Baik Chris maupun Diana diberitahu bahwa mereka akan dapat terus menggunakan paket yang telah mereka beli di gerai Serangoon.

Pada 15 Agustus 2022, Chris pergi ke gerai Kovan, tapi tokonya tutup. Setelah bertanya-tanya, ia diberitahu bahwa salon kuku itu sudah berhenti beroperasi beberapa hari sebelumnya. Ia pun menyebut sudah mencoba menelepon outlet Serangoon, tapi tidak ada yang mengangkat.


Instagram Masih Aktif

Ilustrasi salon kuku. Credit: pexels.com/Holy

Menurut Stomp, upaya Diana membuat janji temu dengan salon kuku tersebut melalui pesan Facebook juga tidak berhasil. Halaman Facebook juga tampaknya telah dinonaktifkan.

Meski masih aktif, akun Instagram mereka telah disetel ke pengaturan pribadi. Kedua wanita itu kemudian melakukan perjalanan ke gerai Serangoon pada 16 Agustus dan 20 Agustus 2022, hanya untuk menemukan bahwa salon kuku di sana juga tutup.

Diana mengatakan, ia masih memiliki sisa paket perawatan kuku yang tidak terpakai senilai 342,3 dolar Singapura (sekitar Rp3,6 juta). Seorang pengulas Google bernama Niroshini menyebut, ia tidak tahu salon tutup dan telah menelepon mereka 27 kali dengan sia-sia untuk membuat janji.

Yang lain mengatakan bahwa ia masih memiliki saldo paket perawatan kuku senilai 500 dolar Singapura (sekitar Rp5,3 juta). Sejak seminggu lalu, sekitar 15 pelanggan yang marah telah mengunggah ulasan yang menuduh Nails Mama tidak etis, dan beberapa berbagi bahwa mereka telah mengajukan laporan polisi.


Kata CASE

Ilustrasi salon kuku. (dok. Kris Atomic/Unsplash.com)

Seorang pelanggan dengan paket yang tidak terpakai senilai 328 dolar Singapura (sekitar Rp3,5 juta) mengatakan bahwa ia mengajukan keluhan ke Asosiasi Konsumen Singapura (CASE), hanya untuk diberitahu bahwa status bisnis Nails Mama masih aktif.

Diana mengatakan pada Stomp, "Saya adalah langganan outlet Kovan dan saya tahu mereka memiliki cukup banyak pelanggan lanjut usia, yang mana mereka mungkin tidak mengetahui penutupan itu, dan bahwa kredit mereka tidak lagi dapat diakses."

Menanggapi pertanyaan Mothership, presiden CASE, Melvin Yong, mengatakan bahwa dari 1--22 Agustus 2022, asosiasi tersebut telah menerima lima keluhan terhadap Nails Mama. Konsumen mengeluh bahwa mereka mencoba melakukan pemesanan atau menggunakan paket manikur yang ada di salon kuku itu, tapi tidak dapat melakukannya karena outlet salon Kovan dan Serangoon telah tutup.

CASE menyarankan konsumen terdampak untuk mempertimbangkan mengajukan klaim dengan Small Claims Tribunals dalam upaya mendapatkan kompensasi moneter untuk bagian yang tidak digunakan dari paket pra-bayar mereka.


Waspadai Kasus Serupa

Ilustrasi salon kuku. Sumber foto: pixabay.com/picjumbo_com.

CASE juga memberikan beberapa tips untuk mewaspadai kasus serupa. Pertama, berhati-hatilah dengan risiko pembelian paket, karena kemungkinan besar akan kehilangan saldo tidak terpakai jika terjadi penutupan bisnis secara tiba-tiba.

Kedua, pilih salon kecantikan terakreditasi otoritas setempat. Di Singapura, salon kecantikan terakreditasi menawarkan masa tunggu lima hari bagi konsumen untuk meminta pengembalian dana dalam layanan yang tidak digunakan jika mereka tidak ingin melanjutkan dengan paket yang ditandatangani.

Salon terakreditasi juga menyediakan "perawatan bebas stres" karena mereka tidak diizinkan untuk terlibat dalam promosi penjualan selama perawatan. Kemudian, tolak dan tinggalkan jika Anda menemukan taktik penjualan tekanan agresif yang membuat Anda tidak nyaman.

"Bersikaplah sopan, tapi tegas saat menyatakan penolakan Anda. Anda dapat menghubungi polisi jika dilarang pergi," pihaknya menyambung. "Waspadalah terhadap penawaran 'diskon khusus,' 'percobaan,' atau 'hanya satu kali.'" Hingga saat ini belum ada pertanyaan resmi yang dirilis Nails Mama tentang keluhan tersebut.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya