Liputan6.com, Jakarta - Negara Bagian California di Amerika Serikat akan melarang penjualan kendaraan berbahan bakar bensin pada tahun 2035 mendatang.
Ini menandai langkah bersejarah dalam upaya Amerika Serikat mencegah perubahan iklim.
Advertisement
Dilansir dari BBC, Jumat (26/8/2022) langkah ini menyusul pengumuman Gubernur California Gavin Newsom terkait target mempercepat peralihan dari bahan bakar fosil.
Langkah ini juga penting mengingat California sebagai negara bagian terpadat di AS dan salah satu pusat ekonomi terbesar di dunia.
Di bawah aturan baru yang dikeluarkan oleh California Air Resources Board (CARB), 35 persen kendaraan baru yang dijual di negara bagian itu nantinya harus bertenaga listrik, hibrida, atau hidrogen mulai tahun 2026.
Peraturan tersebut akan berlaku untuk 68 persen penjualan kendaraan pada tahun 2030, hingga ditetapkan 100 persen pada tahun 2035.
"Ini adalah momen bersejarah bagi California, bagi negara-negara bagian tetangga kami, dan bagi dunia saat kami menetapkan jalan menuju masa depan nol emisi," kata Presiden CARB Liane Randolp.
Usulan peraturan baru itu masih membutuhkan persetujuan dari pemerintah federal AS.
Joseph Mendelson, penasihat senior di pembuat mobil listrik Tesla, mengatakan rencana CARB "dapat dicapai dan membuka jalan bagi California untuk memimpin dalam menggemparkan sektor tugas ringan".
Namun, Alliance for Automotive Innovation - yang mewakili produsen mobil termasuk General Motors, Volkswagen dan Toyota - mengatakan masih ada banyak langkah yang harus diambil guna meningkatkan permintaan kendaraan listrik (EV).
"Apa yang kami katakan kepada CARB dan lainnya adalah bahwa mendapatkan lebih banyak EV di jalan harus berjalan seiring dengan kebijakan lain yang bersama-sama pada akhirnya akan menentukan keberhasilan transisi ini," kata presiden dan kepala eksekutif Alliance for Automotive Innovation, John Bozzella.
Diproduksi di Indonesia, Mobil Listrik Wuling Air ev Bakal Jadi Kendaraan KTT G20 Bali
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi membuka acara peluncuran produksi perdana mobil Wuling Air EV buatan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Menko Airlangga Hartarto turut meninjau general assembly pabrik Wuling untuk melihat proses pembuatan mobil-mobil produksi Wuling, serta kemudian melakukan test drive mengendarai mobil Wuling Air EV.
Berdasarkan data Bloomberg, potensi permintaan Electric Vehicle (EV) di dunia diperkirakan akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta unit EV hingga tahun 2040.
Untuk menangkap peluang tersebut sekaligus mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), Indonesia telah menerbitkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB)/BEV untuk Transportasi Jalan serta mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan dan pengembangan ekosistem industri KBL-BB melalui Peta Jalan Industri Otomotif Nasional dan Peta Jalan Pengembangan Industri KBL-BB.
“Tentu dengan peluncuran ini diharapkan masyarakat Indonesia bisa menggunakan kendaraan baterai atau electric vehicle yang harganya affordable. Dengan adanya mobil EV ini diharapkan dapat menciptakan net zero emission dan dengan semakin banyak kota-kota yang menggunakan EV, tingkat pencemaran lingkungannya semakin menurun,” kata Menko Airlangga dalam acara Peluncuran Produksi Perdana Wuling Air EV di PT. SAIC General Motors Wuling (SGMW) Motor Indonesia Cikarang, Jawa Barat, Senin (8/8/2022).
Pemerintah memandang optimis bahwa sektor industri akan mampu terus tumbuh. Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali mengalami ekspansi ke level 51,3 pada Juli 2022 atau meneruskan tren ekspansif 11 bulan berturut-turut.
Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa sektor Industri Pengolahan pada Q3-2022 diperkirakan masih akan mampu meneruskan pertumbuhan kembali.
"Saya berharap PT SGMW yang baru sekitar 7 tahun berdiri di Indonesia, bisa menjadi leading EV producer di seluruh Indonesia. Dengan investasi sebesar USD 1 miliar, 10.000 karyawan, dan luas area sebesar 60 hektar, ini juga menjadi salah satu basis ekspor otomotif Indonesia," ujar Airlangga.
Produk Wuling Air EV yang diluncurkan perdana pada kesempatan tersebut, merupakan peluncuran KBL-BB terbaru yang dikembangkan oleh Wuling. Produk ini juga telah dikonfirmasi sebagai kendaraan resmi untuk KTT G20 di Bali mendatang.
Pemerintah mengapresiasi komitmen kerjasama dari PT SGMW yang terus mendukung suksesnya penyelenggaraan KTT G20 dengan kualitas produk dan layanan yang terbaik, dan bersama-sama menunjukkan upaya Indonesia dalam penerapan penghematan energi, pengurangan emisi, perlindungan lingkungan hijau, serta pengembangan masa depan industri otomotif Indonesia.
Advertisement
Indonesia Bakal Jadi Pusat Baterai Kendaraan Listrik Dunia
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengungkap mimpi Indonesia untuk bisa menjadi pusat suplai baterai kendaraan listrik dunia. Ini didorong keyakinan adanya cadangan nikel di tanah air.
Pemerintah telah berkali-kali menekankan perhatiannya ke sektor ini. Salah satunya dengan lahirnya konsorsium dalam pembangunan Indonesia Battery Company (IBC).
Dengan cadangan nikel sekitar 20 persen dari total cadangan global, Indonesia punya peluang menjadi sentra produksi baterai kendaraan listrik. Kemudian, bisa menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik kedepannya.
"Indonesia memang punya aspirasi dari arahan presiden, dimana kita bisa jadi sentral global supply chain, dimana Indonesia mempunyai cadangan yang luar biasa untuk komoditas utama dalam membangun baterai (kendaraan listrik) yaitu nikel," kata Pahala dalam Mining Forum MIND ID, Kamis (28/7/2022).
"Dimana kita memiliki lebih dari 20 persen daripada cadangan nikel seluruh dunia," imbuhnya.
Dalam upayanya ini, Wamen BUMN menyebut Indonesia telah menggandeng perusahaan besar asal China dan Korea Selatan. Yakni, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan LG.
Keduanya merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia. Jika CATL dan LG membangun pabrik di Indonesi, kemungkinan Indonesia menjadi produsen baterai terbesar di dunia diyakini akan semakin terbuka.
"Kita lakukan aliansi secara end-to-end dimana kita harap dua partner saat ini, satu dari China dan Korea Selatan keduanya merupakan produsen baterai terbesar saat ini, kita akan lakukan hulu kehilir, dari penambangan, ke battery cell, dan battery pack," ujarnya.
Dengan visi tersebut, Wamen Pahala berharap 70 persen cadangan nikel Indonesia bisa diproduksi menjadi precusor nikel dan kemudian menjadi katoda nikel. Keduanya merupakan bahan untuk membuat baterai kendaraan listrik.