Liputan6.com, Yogyakarta - Sebagai orang Indonesia, dalam melakukan aktivitas sehari-hari, beberapa kebiasaan sering kali dianggap normal. Beberapa kegiatan tersebut dinilai wajar karena hampir semua masyarakat Indonesia melakukannya.
Namun, ternyata kebiasaan-kebiasaan tersebut menjadi tidak wajar dilakukan bagi orang asing. Ketika berkunjung ke luar negeri pun, terbukti kebanyakan dari mereka tak melakukan kebiasaan yang biasa kita lakukan di Indonesia.
Saat itulah kita menyadari bahwa ternyata ada banyak hal unik di Indonesia. Ini dia kebiasaan unik orang Indonesia yang sering dianggap aneh oleh orang asing:
1. Makan cabai rawit mentah-mentah
Mayoritas orang Indonesia sangat suka mengonsumsi cabai rawit secara langsung atau mentah-mentah. Hal ini dilakukan khususnya saat sedang menyantap gorengan.
Baca Juga
Advertisement
2. Makan menggunakan tangan kosong
Sebelum adanya kultur budaya makan dengan sendok, zaman dahulu sering kali masyarakat menyantap makanan dengan tangan kosong. Meski demikian, hadirnya sendok tak menghilangnya kebiasaan tersebut.
Makan dengan tangan secara langsung memang menambah kenikmatan tersendiri, khususnya saat menyantap nasi padang. Kebiasaan ini dianggap aneh oleh orang asing yang umumnya terbiasa makan dengan menggunakan pisau, garpu, dan sendok.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Makan Nasi
3. Rasanya belum makan kalau belum makan nasi
Bagi masyarakat Indonesia, nasi sudah menjadi makanan pokok yang dapat menambah energi. Meski banyak makanan atau jajanan lain yang mengenyangkan, tetap saja dinilai 'belum makan jika belum makan nasi'.
4. Harus makan pakai sambal
Bagi penyuka makanan pedas, kehadiran sambal di meja makan adalah sebuah keharusan. Kesukaan masyarakat Indonesia dengan sambal, terbukti dengan banyaknya jenis sambal yang ada di Indonesia.
Sebut saja sambal terasi, sambal dabu-dabu, sambal matah, sambal tomat, sambal bawang, sambal bajak, sambal kecap, dan masih banyak lagi. Makanan berkuah atau tidak, tetap cocok disandingkan dengan sambal.
5. Menunjuk pakai jempol untuk bersikap sopan
Orang luar negeri kebanyakan bertanya mengapa orang di Indonesia, khususnya Suku Jawa, memiliki kebiasaan menunjuk dengan jempol, bukannya jari telunjuk. Menurut mereka, hal ini cukup memusingkan karena arah yang ditunjuk dengan jari itu menjadi kurang jelas.
Sedangkan menurut orang Indonesia, menunjuk dengan jempol dilakukan untuk memperlihatkan sikap yang sopan dengan lawan bicara. Umumnya, sikap ini dibarengi dengan posisi tubuh yang agak membungkuk untuk menunjukkan sikap yang lebih sopan.
Advertisement
Masuk Angin
6. Sakit ‘masuk angin’
Orang bule sering terheran-heran dengan penyakit yang sering kali melanda orang Indonesia, yaitu sakit ‘masuk angin’. Mereka terkadang juga segan dan bingung ketika diingatkan untuk menggunakan jaket pada malam hari.
Ujungnya, saran untuk memakai jaket supaya tidak masuk angin pun hanya berlaku bagi orang Indonesia saja. Pokoknya, apapun keluhan sakitnya, jawabannya hanya satu, 'masuk angin'.
7. Kerokan
Berbicara tentang masuk angin, tertu tak bisa terlepas dari kerokan. Orang Indonesia suka sekali kerokan karena dinilai dapat mengeluarkan angin yang ada di dalam tubuh.
Sementara itu, kerokan merupakan suatu bentuk penyembuhan yang mengerikan bagi orang luar negeri karena bekas yang tercipta dari kerokan dinilai mirip bekas cambuk. Jika orang Indonesia biasa menggunakan metode kerokan sebagai solusi masuk angin, menurut mereka hal itu hanyalah efek placebo (obat palsu) saja.
8. Mandi sehari dua kali
Sejak kecil, kita selalu diajari bahwa sebaiknya mandi minimal dua kali sehari. Suhu udara di Indonesia begitu panas dengan tingkat kelembaban udaranya yang tinggi, sehingga membuat tubuh menjadi mudah berkeringat dan lebih mudah bau.
Hal ini berbeda dengan mereka yang dibesarkan di lingkungan yang bersuhu dingin. Umumnya, mereka melewatkan mandi pagi, kemudian aktivitas mandi dilakukan sebelum tidur.
Nama Keluarga
9. Jarang memiliki nama keluarga
Hanya ada beberapa suku di Indonesia yang menggunakan nama belakang secara turun-temurun, seperti Suku Batak atau Minahasa. Suku-suku yang lain, biasanya sangat santai dalam memberikan nama anak.
Tak heran, dalam satu keluarga di Indonesia bisa memiliki nama belakang yang berbeda-beda sekaligus. Berbeda dengan negara lain yang terus mempertahankan nama keluarganya secara turun-temurun.
10. Sangat ingin tahu tentang hal pribadi orang lain
Orang Indonesia sering kali melontarkan pertanyaan bersifat pribadi yang justru dianggap tidak sopan oleh orang asing. Bagi orang asing, pertanyaan tentang agama, usia, pasangan, pernikahan, dan sebagainya dianggap tidak pantas ditanyakan.
11. Tidak menggunakan tisu toilet sebagaimana mestinya
Perihal toilet, orang Indonesia cenderung lebih suka menggunakan gayung dan air. Bagi orang asing, hal ini sangat aneh karena mereka cenderung selalu menggunakan tisu toilet untuk membersihkan diri.
Di Indonesia, kita akan lebih sering menemukan tisu toilet diletakkan di meja-meja rumah makan. Hanya di Indonesia, tisu toilet tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Advertisement
Tinggal dengan Orangtua
12. Tinggal serumah dengan orangtua
Bagi orang Indonesia, tinggal satu rumah dengan orangtua menjadi hal wajar. Terlebih bagi seseorang yang belum menikah.
Namun, tradisi ini terdengar cukup aneh bagi orang asing. Mereka umumnya sudah dianggap dewasa saat sudah menginjak usia 20-an awal.
Mereka akan merasa malu dan sudah sepantasnya tinggal di rumah sendiri untuk hidup mandiri. Terlepas dari statusnya yang sudah atau pun belum menikah.
13. Angkutan umum suka ‘ngetem’
Ngetem adalah momen ketika supir angkutan umum memutuskan untuk menghentikan kendaraannya dalam waktu yang cukup lama untuk mencari penumpang. Hal ini memang mengesalkan karena sebagian besar waktu kita hanya akan habis untuk menunggu angkutan umum penuh.
Namun, hal tersebut memang sudah wajar terjadi di Indonesia. Lain halnya dengan orang dari negara maju yang terbiasa menggunakan angkutan publik yang tertib dan disiplin waktu.
14. Kesurupan
Orang Indonesia sering mengaitkan kesurupan dengan hal-hal mistis. Sedangkan orang luar negeri, akan menganggap fenomena kesurupan hanyalah sebuah mass hysteria, alias sebuah kelainan kondisi psikologis seseorang.
Penulis: Resla Aknaita Chak