Liputan6.com, Taipei - Seorang bocah di Taiwan mengaku dicekal di Douyin (sebutan TikTok di China). Video pengakuan bocah Taiwan itu menjadi viral di Twitter saat mengungkap alasannya.
Dilaporkan Taiwan News, Jumat (26/8/2022), bocah itu sedang ditanya mengenai isu Taiwan-China. Ia dengan berani berkata propaganda adalah "omong kosong".
Baca Juga
Advertisement
Pewawancara dari YouTube channel 486 Street Polls kemudian bertanya lagi tentang situasi di TikTok, sebab aplikasi itu populer di kalangan anak-anak.
Tak disangka, bocah itu mengaku sudah dicekal oleh TikTok. Videonya pun viral di Twitter dan diterjemahkan seorang netizen.
"Akun TikTok saya dicekal," ujarnya.
"Kenapa? Apa kamu menghina China?"
"Iya. Saya memanggilan Xi Jinping dari China orang gendut," ujarnya.
Bocah itu mengaku hanya memberi komentar secara kasual, kemudian akunnya langsung beku. Ia pun mengaku tidak suka menonton TikTok karena aplikasi itu justru membuat moodnya menurun.
Pemerintahan Partai Komunis China memang diketahui punya aturan sensor yang sangat ketat. Winnie the Pooh bahkan terkena sensor karena disebut mirip dengan Presiden Xi Jinping. Namun, kebijakan itu malah jadi bumerang, karena netizen anti-PKC justru makin sering memposting gambar Pooh.
Perkara Restoran
Video dari 486 Street Polls awalnya ingin mengetahui pandangan warga Taiwan mengenai komentar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying. Wanita itu menyebut ada banyak restoran dumpling di Taiwan, sehingga membuktikan bahwa Taiwan adalah bagian dari China.
Komentar jubir Kemlu China itu lantas diledek oleh para netizen di kolom reply. Salah satu netizen menyorot bahwa restoran Italia dan McDonald's juga banyak di Taiwan.
Dampak Konflik China-Taiwan Lebih Dahsyat dari Perang Rusia-Ukraina
Sebelumnya dilaporkan, konflik China-Taiwan semakin memanas akhir-akhir ini dan menjadi perhatian dunia. Konflik tersebut dipicu oleh kedatangan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Nancy Pelosi yang berkunjung ke Taiwan awal Agustus ini.
Hal tersebut pun memicu Beijing untuk menggelar parade latihan militer besar-besaran yang dimulai sejak 4 Agustus 2022. Rudal-rudal pun ditembakkan oleh Tiongkok saat parade latihan militer tersebut yang menyasar ke bagian wilayah perairan yang berbatasan langsung dengan Taiwan.
Beberapa rudal yang ditembakkan bahkan terjatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) wilayah Jepang membuat pemerintahan Jepang khawatir.
Konflik ini diprediksi akan memberikan kerugian dalam skala besar bagi banyak pihak dan dapat mengubah tatanan sistem geopolitik dunia, bahkan kerugian internal dari kedua negara juga dipastikan akan sangat besar.
Ketegangan antara kedua negara tersebut tentunya memiliki dampak bagi Indonesia. Para ekonom pun memprediksi dampak ke Indonesia bisa lebih dahsyat ketimbang invasi Rusia dan Ukraina saat ini.
"Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Tiongkok dengan Taiwan, tentunya berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia," ujar CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (25/8).
"Pemerintah perlu mewaspadai kondisi ini karena dapat mempengaruhi arus perdagangan di mana Tiongkok dan Taiwan merupakan mitra perdagangan penting Indonesia baik dalam hal ekspor maupun impor," lanjut diia.
Dalam hal ini, lanjut Johanna, pemerintah perlu menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri, misalnya dengan melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor sehingga mengurangi ketergantungan pada China.
"Termasuk menjajaki potensi pasar luar negeri lainnya seperti India dan juga beberapa negara lainnya," ungkap Johanna.
Advertisement
AS Tidak Dukung Kemerdekaan Taiwan, Tapi...
Republik Rakyat China menggunakan latihan militer untuk unjuk gigi setelah Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi datang ke Taiwan. Reaksi panas dari militer China di Selat Taiwan mendapat analisis dingin dari Amerika Serikat.
Pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri AS (Department of State) menyebut China hanya menggunakan kunjungan Nancy Pelosi sebagai alasan untuk mendestabilitasi kawasan. Tindakan China dinilai membuat gaduh kawasan.
"Anggota Kongres AS telah berkunjung ke Taiwan selama bertahun-tahun. Yang berbeda di kasus ini adalah China ingin menggunakan kunjungan ini untuk alasan mereka sendiri, agar mencoba menekan Taiwan dan menstabilitasi kawasan," ujar Konselor di Kemlu AS, Derek Chollet, kepada Liputan6.com, Selasa (23/8).
Lebih lanjut, Chollet menegaskan secara eksplisit bahwa kebijakan luar negeri AS tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, serta berpegang pada prinsip One-China Policy.
"Kami tak mendukung kemerdekaan Taiwan," ujar Chollet. Ia pun menyebut landasan hal tersebut, yakni Three Joint Communiqués (Tiga Komunike Bersama), oleh UU Hubungan Taiwan, dan Six Assurances (Enam Jaminan).
Meski demikian, Chollet menyebut AS siap mendukung Taiwan untuk melindungi diri.
"Namun kami juga siap memenuhi tanggung jawab kami di bawah hukum AS untuk menjamin Taiwan bisa melindungi dirinya sendiri," ucapnya.
Perwakilan AS Kembali ke Taiwan, Kunjungan Senator Marsha Blackburn Bikin China Geram?
Kunjungan dari perwakilan AS ke Taiwan masih berlangsung. Terbaru, senator AS, Marsha Blackburn pada Kamis, 25 Agustus 2022.
Marsha Blackburn mendarat di Ibu Kota Taiwan, Taipei dengan menaiki pesawat militer Amerika Serikat. Kunjungan Blackburn ini kurang dari sebulan setelah Nancy Pelosi, Ketua DPR AS ke negara pulau tersebut.
Dikutip dari CNN World, Jumat (26/8), langkah tersebut dipastikan akan memicu lebih banyak kecaman dari Beijing yang memandang bahwa kunjungan para pejabat atau anggota parlemen AS sebagai pengakuan atas otonomi Taiwan.
Blackburn merupakan seorang politikus Partai Republik dan pengusaha asal Amerika Serikat yang menjabat sebagai Senator di Commerce and Armed Services Committes, di negara bagian Tennessee.
Kunjungan Blackburn diperkirakan akan dikecam China seperti saat kedatangan Pelosi yang membuat China mengadakan latihan militer skala besar baru-baru ini.
China juga telah mengecam bahwa perjalanan Pelosi merupakan salah satu alasan mengapa China menembakkan rudal ke Taiwan dan menerbangkan pesawat tempur ke zona pertahanan udara di sana.
Partai Komunis China mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, meskipun mereka tidak pernah memerintahnya. Mereka juga menolak untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan mereka untuk mengancam pertahanan Taiwan.
Pihak berwenang di Taiwan juga mengatakan bahwa latihan militer China merupakan salah satu tanda kemungkinan adanya serangan di pulau tersebut.
Dalam kunjungannya ke Taiwan, Blackburn mengatakan bahwa ia tidak akan pernah takut kepada Komunis China untuk mendukung Taiwan.
Advertisement