Liputan6.com, Jakarta - Sejak zaman kuno, menyanyikan lagu untuk bayi dikenal di berbagai budaya dan masyarakat di seluruh dunia. Banyak peneliti yang merekomendasikan sedini mungkin untuk mengenalkan musik pada anak-anak.
Baca Juga
Advertisement
Bak investasi masa depan, mengenalkan musik pada bayi sejak dalam kandungan tentu merupakan langkah awal yang baik dalam mempersiapkan yang terbaik untuk anak kelak. Kegiatan yang murah dan bisa dilakukan di rumah saja ini memiliki dampak positif berkelanjutan bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Masa-masa kehamilan adalah masa emas untuk memulai mengenalkan musik pada bayi. Tak hanya menenangkan dan membangkitkan semangat ibu, tetapi juga berdampak positif pada tumbuh kembang bayi dalam kandungan, terutama bila dilakukan secara rutin. Bahkan, manfaat dari menjejali musik pada bayi dapat terus dirasakan hingga lahir dan memasuki usia-usia aktif. Nah, untuk mempersiapkan tumbuh kembang anak di masa depan, mari intip fakta-fakta mendengarkan musik saat masa kehamilan!
1. Pengaruh Musik terhadap Bayi dalam Kandungan
Dilansir dari Unicef, Dr. Ibrahim H. Baltagi, dosen di Universitas Amerika Lebanon dan kepala program musik di Universitas Internasional Lebanon mengungkapkan bahwa musik memiliki peran penting dalam perkembangan otak bayi dalam kandungan.
Anak-anak yang didengarkan musik saat bayi akan lebih cepat menangkap pengetahuan dan mengembangkan keterampilannya, terutama di bidang penguasaan bahasa dan keterampilan membaca.
2. Jenis Musik yang Harus Didengarkan Ibu Hamil
Musik klasik sangat bagus untuk didengarkan karena dapat menenangkan dan memberi rasa bahagia pada ibu dan bayi. Musik klasik dapat merangsang pendengaran bayi. Selain itu, suara nyayian dari ibu dan ayah juga berperan penting dalam menciptakan kedekatan dan ikatan batin antara orang tua dan bayi.
Advertisement
3. Musik Membantu Anak Bersosialisasi
Ketika memasuki usia dini, anak yang dijajali musik sejak dalam kandungan cenderung lebih mudah mengekspresikan diri dan berbagi perasaan saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu, anak menjadi lebih mudah berempati dan bekerja sama dengan orang lain.
4. Memperhatikan Volume Suara
Volume suara yang dihasilkan dari musik menjadi perhatian penting yang tak boleh keliru. Dianjurkan untuk mengatur volume suara sekitar 50-60 desibel atau setara dengan suara normal manusia ketika berbicara. Jika lebih keras dari itu dapat berbahaya bagi bayi seperti merusak sel-sel rambut dan menganggu pendengaran bayi.
Penulis:
Pathrichia Putriani Syamsury.
Universitas Multimedia Nusantara.
Advertisement