IDI Luncurkan Buku Kode Etik dengan Konsep Reborn

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meluncurkan buku “Soliditas IDI dengan Menegakkan Kode Etik untuk Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh Ditujukan untuk Melengkapi Konsep Strategis IDI Reborn.”

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 27 Agu 2022, 18:30 WIB
Sambut Transformasi Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia Luncurkan Buku terkait Konsep IDI Reborn. Foto: tangkapan layar YouTube IDI.

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meluncurkan buku “Soliditas IDI dengan Menegakkan Kode Etik untuk Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh Ditujukan untuk Melengkapi Konsep Strategis IDI Reborn.”

Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi menjelaskan bahwa konsep IDI Reborn adalah mengingatkan kembali terkait tujuan, usaha, misi, dan visi Ikatan Dokter Indonesia yang kemudian dikembalikan lagi kepada apa yang pernah disampaikan dokter-dokter terdahulu.

“Jadi IDI Reborn ini adalah satu konsep yang sebenarnya sudah mulai didiskusikan mulai 2020 saat rakernas kemudian kita elaborasi saat muktamar dan diimplementasikan sebagai tema dan program kinerja di periode kepengurusan kali ini,” kata Adib dalam peluncuran dan bedah buku IDI, Sabtu (27/8/2022).

IDI Reborn juga disebut sebagai upaya persiapan menghadapi transformasi kesehatan. Berbeda dengan transformasi kesehatan dari Kementerian Kesehatan yang memiliki 6 pilar, kerangka konseptual IDI Reborn terdiri dari 7 pilar yakni:

-Penguatan kesejawatan.

-Penguatan citra.

-Peningkatan sistem advokasi.

-Manajemen organisasi.

-Kesejahteraan perlindungan hukum dan perlindungan anggota.

-Penguatan sumber daya kesehatan.

-Peningkatan teknologi kesehatan.

“Soliditas dan modal sosial ini menjadi satu bagian kita untuk menghadapi masa depan dan meningkatkan ketangguhan kita dalam pertahanan dan ketahanan negara.”

Dalam kesempatan yang sama, penulis buku “Soliditas IDI dengan Menegakkan Kode Etik untuk Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh Ditujukan untuk Melengkapi Konsep Strategis IDI Reborn” Oloan P. Sianturi membedah isi bukunya.


Bedah Buku

Menurut Oloan, buku ini menceritakan terkait sejarah kebangsaan Indonesia yang dikaitkan dengan dunia kesehatan dan menyoroti pula soal konsep IDI Reborn.

Tujuan dibuatnya buku ini adalah untuk memberikan gambaran rencana program terciptanya soliditas IDI dengan menegakkan kode etik. Serta, memberi sumbangan saran kepada IDI sebagai satu-satunya organisasi profesi dokter dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan gizi bangsa Indonesia.

Buku ini juga menceritakan kondisi IDI saat ini dan perjalanannya dalam mempertahankan eksistensi selama hampir 72 tahun.

Dengan adanya buku ini, ia berharap tujuan IDI Reborn di 2025 bisa tercapai sesuai harapan. Tujuan dan harapan yang ingin dicapai yakni adanya sinergitas keterbukaan dengan legislatif, yudikatif, dan eksekutif sehingga soliditas IDI Reborn berperan sebagai agen perubahan.

“Harapannya IDI Reborn punya kemampuan tetap berdiri dan bertahan karena manajemen yang baik dan hubungan yang kontinu dengan lingkungan. Hal-hal ini sudah ada di buku,” kata Oloan dalam kesempatan yang sama.


Transformasi Kesehatan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tengah) soal Monkeypox di Jakarta, Selasa (26/7/2022). (Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Konsep IDI Reborn sejalan dengan transformasi kesehatan yang kini sedang diupayakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Guna mewujudkan rencana transformasi sistem kesehatan nasional untuk mengantisipasi pandemi yang akan datang, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin melantik 4 pejabat eselon 1.

Pelantikan dilakukan pada Rabu 15 Desember di Gedung Kemenkes Jakarta. Keempat pejabat eselon 1 itu yakni:

-Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

-Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt, M.Pharm, MARS. sebagai Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

-Drg. Arianti Anaya, MKM sebagai Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan.

-Setiaji ST. M.Si sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan.

Budi pun memaparkan tugas utama dari keempat eselon tersebut dan memiliki pandangan bahwa setiap krisis memberikan kesempatan serta peluang untuk melakukan transformasi yang lebih baik.

“Tugas utama dari bapak ibu adalah memastikan bahwa transformasi sektor kesehatan Indonesia ke depannya menjadi jauh lebih baik,” kata Budi mengutip keterangan pers Kemenkes Kamis (16/12/2021).

“Ini untuk memastikan bahwa Kementerian Kesehatan bisa memberikan pelayanan yang paripurna bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” tambahnya.


Luncurkan Aplikasi Kesehatan

Launching Satusehat Kementerian Kesehatan. (Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Upaya transformasi kesehatan terus bergulir, salah satu yang sudah dirilis adalah aplikasi SatuSehat.

Ini merupakan platform kesehatan terintegrasi yang awalnya diberi nama Indonesia Health Services (IHS).

Menurut Budi, SatuSehat adalah salah satu perwujudan dari program transformasi kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan.

 “Jadi memang kita rujukan roadmap transformasi teknologi informasi kesehatan itu di bulan Desember 2021, nah itu ada beberapa program di dalamnya. Tapi secara garis besar ada program yang mengintegrasikan data, jadi seperti ini (program SatuSehat) adalah salah satu contohnya,” kata Budi kepada wartawan usai peluncuran Satusehat di Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2022).

Budi menambahkan, SatuSehat merupakan upaya menyederhanakan aplikasi kesehatan yang ada saat ini.

“Kita mau sederhanakan aplikasi yang ada, jadi kita akan lebih fokusnya ke platform aja. Kita mau membangun ekosistem informasi. Jadi gimana start up bisa masuk, nah itu rencananya sudah ada di sana sampai tahun 2024.”

Aplikasi ini juga terintegrasi dengan apotek hingga 32 rumah sakit di berbagai daerah serta Pedulilindungi. Menkes juga memiliki target untuk menyatukan 32 rumah sakit daerah, puskesmas, laboratorium, dan apotek untuk terintegrasi di akhir 2023.

Terkait kendalanya, sejauh ini Budi mengatakan bahwa pilot project ini mudah.

“So far yang saya dengar, di pilot project ini mudah. Ini kan relatif RS-RS yang teknologinya bagus. RS itu variasinya besar sekali, jadi mungkin nanti kita akan cari RS yang tidak memiliki sistem informasi yang baik, kita kasih alternatif yang lebih sederhana,” katanya.

 

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya