Liputan6.com, Jakarta - Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, mengatakan di era digitalisasi dan globalisasi saat ini ketahanan digital merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga bersama-sama oleh seluruh elemen pemerintah dan masyarakat tanpa terkecuali.
“Kita semua harus berkolaborasi untuk mewujudkan ketahanan digital. Hal ini tentu tidak lepas dari peran serta seluruh pihak mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, mahasiswa, dan masyarakat umum,” jelas Yudho di Konferensi dan Expo Ketahanan Digital (ID-RES), belum lama ini.
Advertisement
Sementara itu, Brigjen TNI Iwan Sumantri selaku Kepala PUSINFOLAHTA TNI juga menekankan tentang pentingnya ketahanan digital.
“Pertahanan saat ini bukan hanya sekedar tentang pertahanan teritori, namun juga sudah mencakup pertahanan di dunia digital, TNI juga turut berperan dalam mewujudkan ketahanan digital dengan memberikan rasa aman dari para pengguna internet dari segala bentuk ancaman,” terang Brijen TNI Iwan Sumantri, dikutip Minggu (28/8/2022).
Senada dengan Brigjen TNI Iwan Sumantri, Teguh Arifiadi selaku Plt. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika, Kemkominfo juga menerangkan bahwa kita semua harus bersama-sama berupaya untuk meningkatkan ketahanan digital.
“Salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan ketahanan digital dari Kemkominfo yaitu adanya kewajiban pendaftaran PSE bagi setiap penyelenggara internet dan pencanangan RUU perlindungan data pribadi. Hal ini merupakan salah satu tugas pemerintah khususnya Kemkominfo untuk membentuk ketahanan digital yang aman bagi kita semua,” tutur Teguh.
Pada kesempatan yang sama, Retno Artinah Suryandari selaku Direktur Keamanan Siber dan Sandi TIK, Media dan Transportasi, BSSN menerangkan bahwa di tahun ini tingkat kebocoran data semakin meningkat.
“Tingkat kebocoran data saat ini semakin meningkat, oleh karena itu diperlukan peningkatan kesadaran di masyarakat akan bahaya kebocoran data serta peningkatan keamanan dan regulasi dari pemerintah,” ucap Retno.
Literasi Digital Sebagai Sarana untuk Menjaga Data Pribadi
Gerakan Literasi Pandu Digital 2022 yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama UIN Walisongo, Rabu (24/8), dinilai jadi pembelajaran bagi mahasiswa untuk menjaga data pribadi ketika mengakses suatu laman di internet.
Hal itu terungkap dalam webinar "Literasi Digital Sektor Pendidikan: Empowering Students with Digital Literacy".
“Ancaman data digital yakni malware, scam, dan phising masih rawan terjadi dengan tujuan untuk mengambil dan memanfaatkan data pribadi,” ujar Muhammad Mikail Karimov, salah satu narasumber webinar.
Selain itu, berpikir kritis juga menjadi kunci untuk mampu menyimpulkan hal-hal yang harus dihindari dan menghindari konsekuensi di masa depan.
“Pentingnya berpikir kritis berguna untuk mencari validasi informasi di internet, tidak boleh hanya mempercayai salah satu sumber, serta bagaimana memecahkan masalah melalui solusi,” ujar Mikail, lagi.
Melalui webinar sosialisasi ini, diharapkan tidak hanya mahasiswa, tetapi seluruh lingkup masyarakat mulai menyadari agar bijak saat membagikan data-data tertentu di dunia maya.
Tingkat kesadaran menjadi salah satu solusi yang masih harus dikembangkan untuk terus disosialisasikan dalam literasi digital. Salah satu tips dan hal yang dapat ditelusuri sebelum mengakses suatu data di website tertentu adalah mengecek keamanan website tersebut.
Advertisement
Https Lebih Aman
Mikail menyarankan, website yang diawali "https" lebih aman karena memiliki tingkat secure yang lebih tinggi. Hindari domain yang mencurigakan dan perhatikan ikon gembok untuk keterangan pengaman.
Selain itu, Mikail juga menyarankan agar hindari situs yang memiliki pop up iklan saat pertama kali membukanya.
Faktor two authentication juga sangat penting untuk mengaktifkan data pribadi yang aman dan tidak mudah diakses pihak lain.
Menurut Mikail, alangkah baiknya bila pengguna ruang digital melakukan langkah preventif yang dimulai dengan kesadaran bahwa apapun yang diunggah di ruang digital akan terus di sana selamanya.
Langkah preventif adalah tidak menyebarluaskan data pribadi yang tidak menyebabkan kebocoran data itu sendiri.
Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement