Rights Issue, BABP Bakal Terbitkan 10,48 Miliar Saham

PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) akan menerbitkan 10.482.985.606 saham seri B dalam rangka rights issue.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Agu 2022, 14:58 WIB
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (28/8/2022), PT Bank MNC Internasional Tbk akan menerbitkan 10.482.985.606 saham seri B atau 25 persen dari modal disetor setelah terlaksananya penambahan modal dengan rights issue dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Perseroan akan memakai dana rights issue antara lain untuk memperkuat struktur permodalam rangka meningkatkan aset produktif termasuk tetapi tidak terbatas pada pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga. Selain itu, pengembangan digital roadmap MNC Bank, terutama pada pengembangan layanan perbankan digital MotionBanking milik perseroan.

Pelaksanaan rights issue ini akan dilaksanakan setelah diperolehnya persetujuan dari RUPSLB Perseroan dan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas pernyataan pendaftaran perseroan sehubungan dengan penambahan modal dengan rights issue.

Dengan ada sejumlah saham baru yang diterbitkan dalam rangka penambahan modal dengan HMETD, bagi pemegang saham perseroan yang tidak ikut berpartisipasi akan alami penurunan dilusi kepemilikan saham secara proporsional sesuai dengan saham baru yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 25 persen setelah penambahan modal dengan HMETD.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan minta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 4 Oktober 2022.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 26 Agustus 2022, saham BABP melemah 0,80 persen ke posisi Rp 124 per saham.

Saham BABP dibuka turun dua poin ke posisi Rp 123 per saham. Saham BABP berada di level tertinggi Rp 127 dan terendah Rp 123 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.224 kali dengan volume perdagangan 161.149 lot saham. Nilai transaksi Rp 2 miliar.


45 Emiten Proses Rights Issue, Dominan Sektor Keuangan

Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 45 perusahaan tercatat atau emiten sedang dalam proses rights issue hingga 1 Agustus 2022. Total dana yang diperkirakan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 36,9 triliun.

"Berdasarkan catatan kami, sampai dengan 1 Agustus 2022 terdapat 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue. Total dana yang diperkirakan diperoleh melalui rights issue sebesar Rp 36,9 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (3/8/2022).

Ia menuturkan, dari 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue antara lain:

6 perusahaan dari sektor basic materials

5 perusahaan dari sektor consumer cyclicals

2 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

3 perusahaan dari sektor energy

17 perusahaan dari sektor financials

1 perusahaan dari sektor healthcare

2 perusahaan dari sektor industrials

2 perusahaan dari sektor properties & real estates

1 perusahaan dari sektor teknologi

3 perusahaan dari sektor transportation & logistics

3 perusahaan dari sektor infrastructures

 


Selanjutnya

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nyoman menuturkan, ditinjau dari jumlah emiten yang berada pada pipeline rights issue, mencerminkan ada kepercayaan untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan.

Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan perusahaan yang menggalang dana melalui pencatatan saham di BEI. Hingga 1 Agustus 2022 terdapat 29 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,5 triliun.

"Sedangkan pada pipeline Pencatatan saham, masih ada 32 calon Perusahaan Tercatat yang berada dalam antrian untuk mencatatkan sahamnya di BEI,” tutur dia.


Kinerja IHSG pada 22-26 Agustus 2022

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diberitakan sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 22-26 Agustus 2022. Di tengah koreksi IHSG tersebut, ada 10 saham yang catat kinerja kurang baik dan melemah puluhan persen.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (28/8/2022). IHSG turun 0,52 persen dari 7.172,43 pada pekan sebelumnya menjadi 7.135,24 pada 22-26 Agustus 2022. Kapitalisasi pasar bursa merosot 0,27 persen menjadi Rp 9.315,73 triliun pada 22-26 Agustus 2022. Kapitalisasi pasar bursa susut Rp 25 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.340,88 triliun. Selain itu, rata-rata frekuensi harian bursa anjlok 1,2 persen menjadi 1.236.386 transaksi dari penutupan pekan sebelumnya di kisaran 1.251.397 transaksi.

Rata-rata nilai transaksi harian bursa menguat 7,71 persen menjadi Rp 13,55 triliun dari Rp 12,58 triliun pada penutupan pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian bursa menguat 9,41 persen menjadi 26,97 miliar saham dari 24,65 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

Pada 22-26 Agustus 2022, mayoritas sektor saham tertekan, hanya sektor saham energi yang menguat 4,34 persen. Sementara itu, indeks sektor saham transportasi alami koreksi terbesar dengan melemah 4,65 persen. Disusul indeks sektor saham dasar susut 1,31 persen, dan indeks sektor saham industri melemah 1,15 persen.

Selanjutnya, indeks sektor saham teknologi merosot 0,86 persen, indeks sektor saham infrastruktur tergelincir 0,68 persen. Selain itu, indeks sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,60 persen, indeks sektor saham keuangan dan properti masing-masing melemah 0,44 persen. Sedangkan indeks sektor saham kesehatan turun 0,19 persen dan indeks sektor saham siklikal merosot 0,15 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya