Liputan6.com, Jakarta - Harga emas akan diperkirakan bakal terjebak di wilayah netral lagi pada perdagangan di pekan ini. Harga emas akan menahan support di sekitar USD 1.750 per ounce dengan sentimen masih kepada Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed).
Harga emas terus berjuang agar bisa masuk ke level bullish di tengah kebijakan The Fed yang maish mempertahankan kebijakan moneter yang agresif. Analis mencatat bahwa emas menghadapi tantangan lebih lanjut menyusul komentar dari Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya yang sangat dinanti di simposium bank sentral di Jackson Hole, Wyoming.
Advertisement
Meskipun pidato Powell tidak hawkish seperti yang diperkirakan beberapa analis, dia mencatat bahwa suku bunga masih perlu naik lebih tinggi karena inflasi tetap menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian.
Jerome Powell menambahkan bahwa suku bunga bisa tetap lebih tinggi lebih lama untuk memastikan inflasi tetap dekat dengan target 2 persen.
Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, mungkin sulit bagi emas untuk reli di saat suku bunga tetap tinggi.
"Saya tidak terlalu optimis pada logam mulia saat ini karena harga berada di level support utama ini," katanya.
Namun, analis lain mengatakan bahwa penurunan tekanan inflasi dapat mendorong pasar untuk menilai langkah-langkah yang kurang agresif dari Federal Reserve, yang akan melemahkan dolar AS dan mendukung harga emas.
Pada Jumat lalu, Departemen Perdagangan AS mengatakan Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti tumbuh 4,6 persen pada Juli 2022, turun dari angka Juni yang di anga 4,8 persen.
"Data inflasi mungkin jauh lebih relevan daripada apa pun yang dikatakan Powell," kata kepala analismata uang Forexlive.com, Adam Button.
"Emas harus bekerja dengan baik karena inflasi terus turun. Pasar dihargai terlalu tinggi untuk pergerakan 75 basis poin di bulan September dan emas harus reli karena ekspektasi itu mulai turun." tambah dia.
Survei Kitco
Hasil survei emas mingguan Kitco mengungkapkan bahwa para analis di Wall Street terbagi rata pada harga emas minggu ini.
Dari 16 analis yang berpartisipasi, enam atau 38 persen melihat harga emas lebih tinggi dan juga enam analis mengatakan harga emas lebih rendah minggu ini.
Sedangkan empat analis atau 25 persen memilih untuk netral terhadap emas dalam waktu dekat.
Namun, investor ritel tetap memperkirakan harga emas bakal bullish pada minggu ini.
Minggu ini 561 suara diberikan pada survei online. Sebanyak 53 persen responden memproyeksikan harga lebih tinggi, 27 persen melihat adanya penurunan. Sedangkan 20 persen netral.
Advertisement
Jalur Belum Jelas
Sementara sentimen pasar tidak menciptakan jalur yang jelas untuk harga emas dalam waktu dekat. Faktor yang paling signifikan tetap suku bunga AS.
Analis mengatakan bahwa terlepas dari komentar terbaru Powell, jika inflasi terus melemah, Federal Reserve akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Sentimen beragam datang karena harga emas mengakhiri minggu kemarin turun 0,8 persen.
Kepala strategi pasar di SIA Wealth Management IncColin Cieszynski mengatakan, harga emas akan bullish pada minggu ini karena komentar Powell tidak menambahkan sesuatu yang baru ke prospek saat ini.