Bensin Eceran di Berau Naik Gila-gilaan, Solar Rp15 Ribu Pertalite Rp12 Ribu

Harga jual bensin eceran di sejumlah kecamatan di Kabupaten Berau naik drastis hingga tembus Rp15 ribu.

oleh M Syaifuddin Zuhrie diperbarui 29 Agu 2022, 10:00 WIB
Penjualan bensin eceran.

Liputan6.com, Berau - Meski baru sebatas wacana, efek kabar pemerintah bakal menaikkan harga BBM sudah mulai terasa di Kabupaten Berau. Saat ini, banyak penjual bensin eceran sudah mulai menaikkan harga, khususnya di wilayah perkampungan.

Harga tersebut sampai dinaikan sampai 100 persen. Ironisnya, BBM yang dijual adalah BBM subsidi.

Seperti contoh di kampung Batu Putih, harga BBM eceran di kampung ini rata-rata dijual lebih mahal dibandingkan sebelum kabar pemerintah akan menaikkan harga BBM. Contoh seperti solar di Kampung Batu Putih maupun biduk-biduk dijual seharga Rp15 ribu, sementara pertalite dijual seharga Rp12 ribu.

Belum diketahui pasti pemicu penjual bensin eceran menaikkan harga namun diduga disebabkan kelangkaan dan sulitnya mendapatkan solar dan pertalite

Kejadian ini tentu saja membuat kaget warga luar kampung maupun warga kampung tersebut. Hal itu terungkap dari informasi salah Seorang warga Tanjung Redep yang kebetulan hendak membeli bahan bakar saat melintas di wilayah pesisir. 

Warga bernama Rahmad  mengaku kaget dengan harga Solar di Kampung Tembudan Kecamatan Batu Putih. Pasalnya, harganya sampai Rp15 ribu per liter. 

"Biasanya kan paling mahal itu Rp10 ribu, Ini sudah sampai Rp15 ribu. Ini terlalu mahal. 100 persen naiknya. Pertalite harganya juga naik dari Rp10 ribu menjadi Rp12 ribu," ujar Rahmad, Sabtu (27/8/2022). 

Padahal, kata dia, pemerintah pusat belum menaikkan harga BBM. Tapi, banyak pedagang eceran sudah lebih dulu menaikkan harga. 

"Mungkin, kalau sudah naik harganya dari pemerintah mungkin wajar saja. Tapi ini harganya masih normal," terangnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


BBM Langka

Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Biduk-biduk. Bahkan, terkadang sangat sulit didapatkan baik pertalite maupun solar. Apalagi, APMS di sana terlambat buka. 

Belum lama ini, sejumlah rombongan pemerintah daerah, juga sempat kesulitan mencari solar untuk bahan bakar kembali pulang ke Tanjung Redeb. Saharuddin, warga Biduk-biduk, menyebut memang kalau BBM akhir-akhir sangat sulit didapatkan. 

"Sangat sulit Pak. Kadang-kadang, kalau biasanya orang jauh datang ke Biduk-biduk, itu mereka bekal BBM sendiri," ujarnya. 

Padahal, sebagai wilayah destinasi wisata, tentu menjadi masalah tersendiri jika BBM baik solar maupun pertalite sulit didapatkan. Kasihan wisatawan yang datang, tidak bisa bebas ke sana ke sini, karena BBM yang terbatas. 

"Ini harus diselesaikan. Jangan sampai ini terus berlarut-larut," terangnya. 

Sementara itu, Camat Biduk-biduk Abdul Malik, mengaku kondisi sulitnya BBM memang sudah sering terjadi. Dirinya berharap ada solusi dari pemerintah, agar BBM tidak sulit didapatkan di Bidukbiduk. 

"Harapannya segera ada solusi," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya