Ilmuwan Ciptakan Embrio Sintetik yang Miliki Otak dan Jantung

Bukan hanya mempunyai otak dan detak jantung, embrio itu juga diyakini akan bisa mengembangkan tulang belakang, pencernaan dan otot, hingga akhirnya menjadi tikus hidup.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 29 Agu 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi embrio (Foto: Pixabay/Elena Kontogianni)

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di University of Cambridge, Inggris berhasil "menciptakan" embrio tikus "sintetik" hanya dengan menggunakan campuran sel-sel punca. Embrio tersebut juga kabarnya memiliki otak dan detak jantung yang diklaim sebagai temuan pertama di dunia.

Bukan hanya mempunyai otak dan detak jantung, embrio itu juga diyakini akan bisa mengembangkan tulang belakang, pencernaan dan otot, hingga akhirnya menjadi tikus hidup.

"Model embrio tikus kami tidak hanya mengembangkan otak, tapi juga jantung yang berdetak, semua komponen yang diperlukan untuk pembentukan tubuh," jelas penulis utama penelitian Profesor Magdalena Zemicka-Goetz, dilansir New York Post.

"Sungguh sulit dipercaya bahwa kami sudah sejauh ini. Ini adalah impian komunitas kami selama bertahun-tahun, dan fokus utama dari pekerjaan kami selama satu dekade dan akhirnya kami bisa melakukannya,” lanjut Zemicka-Goetz.

Pengamatan para ilmuwan terhadap eksperimen tersebut digadang-gadang bisa memberikan wawasan yang menyelamatkan jiwa mengenai misteri pertumbuhan manusia. Misalnya, penelitian terebut bisa membantu para dokter lebih memahami tentang penyebab keguguran pada tahap awal kehamilan.

Selain itu, juga bisa menginformasikan studi organ yang dikembangkan di laboratorium yang bisa digunakan dalam donasi organ dan mengatasi masalah kekurangan donor saat ini.

Lab University of Cambridge memulai eksperimen tersebut menggunakan tiga stem cell embrio utama, meletakkannya pada sebuah lingkungan yang baik, mendorongnya ke arah satu sama lain begitu dekat hingga mereka bisa dikatakan bisa "berkomunikasi" hingga membentuk kehidupan.

Masing-masing dari dan semua sel seperti sel liver, sel kulit, sel darah dan lainnya bermula sebagai sel punca, namun berdiferensiasi dalam embrio untuk membangun organisme hidup yang lengkap. Itu sebabnya mereka sering disebut sebagai sel "master". 

 


Bermanifestasi Jadi Organ

Ketika embrio berkembang, beberapa sel punca akan bermanifestasi menjadi organ, tulang, dan jaringan lain, sementara yang lain berkembang biak menjadi sel "anak" yang disimpan tubuh untuk kemudian - seperti, misalnya, ketika kita mengalami cedera dan perlu menghasilkan jaringan baru untuk penyembuhan.

Ketiga sel induk embrionik itu telah menunjukkan dasar-dasar perkembangan yang sukses dengan mulai membentuk otak, jantung, dan kantung kuning telur yang bergizi. Sayangnya, hasil eksperimen ini tidak bertahan lebih dari 8½ hari — hanya kurang dari setengah waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan seekor tikus, sekitar 20 hari.


Akan Digunakan untuk Transplantasi

Bila metode yang dikembangkan oleh tim peneliti Cambridge ini nantinya terbukti berhasil dengan jaringan manusia, mereka berharap akan bisa menerapkannya pada pembuatan organ di laboratorium untuk transplantasi.

"Apa yang membuat pekerjaan kami begitu menarik adalah bahwa pengetahuan yang didapat dari penelitian bisa digunakan untuk mengembangkan organ manusia sistetik yang benar untuk menyelamatkan nyawa yang saat ini nyaris hilang," ujar Zernicka-Goetz.

"Seharusnya juga memungkinkan untuk digunakan dan menyembuhkan organ orang dewasa dengan pengetahuan yang kita miliki tentang cara pembuatannya.”

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya