Kesaktian Rupiah Luntur Tertekan Agresivitas The Fed

Kurs rupiah pagi ini melemah 50 poin atau 0,34 persen ke posisi 14.867 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.817 per dolar AS.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 29 Agu 2022, 10:33 WIB
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah melemah pada Senin pagi didorong pernyataan agresif bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Kurs rupiah pagi ini melemah 50 poin atau 0,34 persen ke posisi 14.867 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.817 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah didorong oleh pernyataan Jerome Powell bahwa The Fed masih akan terus agresif dalam menetapkan kebijakan moneter untuk melawan inflasi, bahkan jika kebijakan tersebut berisiko menekan pertumbuhan ekonomi. Akibat dari pernyataan tersebut, dolar kembali menguat sehingga rupiah tertekan," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama dikutip dari Antara, Senin (29/8/2022).

Powell mengisyaratkan suku bunga akan dipertahankan lebih tinggi dalam periode lebih lama untuk menurunkan inflasi yang melonjak.

Ia memperingatkan akan ada "kesakitan" bagi rumah tangga dan bisnis karena bank sentral akan membutuhkan waktu untuk mengendalikan inflasi.

Indeks dolar AS terakhir berada di posisi 109,24, mendekati level tertinggi dua dekade di 109,29 yang dicapai pada Juli 2022.

 

 

Pelaku pasar sekarang memperkirakan kemungkinan 64,5 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya pada September.

"Dari dalam negeri, isunya masih seputar potensi kenaikan harga BBM terutama pertalite," ujar Revandra.

 


Kebijakan Harga BBM

Ilustrasi BBM (bahan bakar minyak). (Photo on www.freepik.com)

Pemerintah sedang menyiapkan sejumlah skema terkait perubahan kebijakan harga BBM pertalite, agar kuota BBM pertalite yang disubsidi pemerintah dapat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun sesuai pagu APBN Tahun 2022.

Adapun belanja subsidi dan kompensasi yang dikucurkan pemerintah hingga Agustus 2022 sudah mencapai Rp502,4 triliun, yang terdiri dari subsidi energi Rp208,9 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp293,5 triliun.

Padahal saat ini kuota subsidi pertalite hanya tersisa 6 juta kiloliter dari 23 juta kiloliter subsidi yang disepakati hingga akhir 2022. Dengan sisa kuota tersebut, pemerintah memperkirakan pertalite subsidi akan habis pada Oktober 2022.

Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level 14.850 per dolar AS hingga 14.950 per dolar AS.

Pada Jumat (26/8) lalu, rupiah ditutup menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi 14.817 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.825 per dolar AS.


Milenial Bakal Punya Akun Rupiah Digital di Bank, Bisa buat Main Metaverse

Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, pihaknya tengah mempersiapkan rupiah digital sebagai alat pembayaran yang sah di masa depan. Nantinya, alat tukar tersebut bisa digunakan generasi milenial untuk bertransaksi di e-commerce, digital banking, hingga metaverse.

"Di masa depan, milenial nantinya bakal punya dua akun di bank, baik itu akun standar yang kita ketahui atau akun digital, di perbankan, atau di perusahaan sistem pembayaran," ungkapnya dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (BMEB) ke-16, Kamis (25/8/2022).

"Jadi Anda bisa memainkan metaverse di sana menggunakan rupiah digital," ujar Perry.

Untuk itu, Bank Indonesia kini tengah menyeleksi bank-bank atau perusahaan sistem pembayaran terbesar sebagai calon distributor rupiah digital.

Nantinya, Bank Indonesia bakal menyalurkan rupiah digital hanya kepada perbankan atau perusahaan sistem pembayaran terpilih, dengan dapat menggunakan Distributed Ledger Technic (DLT) yang dimiliki masing-masing.

"Platform distribusinya akan menggunakan DLT blockchain, dan perbankan terpilih nantinya akan punya dua akun, yakni akun digital dan akun standar," terang Perry.

Menurut dia, rupiah digital kelak bakal punya arti penting ketika dunia sudah makin bertransisi ke era digital. Tapi di sisi lain, Perry juga tetap ingin mempertahankan rupiah sebagai salah satu pilar kedaulatan negara.

"Tidak ada negara di dunia ini tanpa kedaulatan mata uangnya, baik itu dolar Amerika Serikat, euro, yuan China, juga rupiah. Itu lah mengapa Bank Indonesia perlu mencermati CBDC (central bank digital currency). Itulah alasan mengapa Bank Indonesia sedang dalam proses merilis rupiah digital," tuturnya.


BI Seleksi Bank Distributor Rupiah Digital

Auto kaya dengan ikut undian dari Smartfren.

Bank Indonesia (BI) tengah menseleksi perbankan maupun perusahaan-perusahaan sistem pembayaran terbesar untuk mendistribusikan rupiah digital.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pihak bank sentral memilih untuk mendistribusikan rupiah digital secara grosir (wholesale), yakni hanya kepada perbankan maupun perusahaan payment system terbesar.

"Kita sedang dalam proses menseleksi pemain terbesar dalam bank, perusahaan sistem pembayaran yang akan dimandatkan untuk mendistribusikan rupiah digital," ujar Perry dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (BMEB) ke-16, Kamis (25/8/2022).

Perry menyampaikan, Bank Indonesia bakal menyalurkan rupiah digital hanya kepada perbankan atau perusahaan sistem pembayaran terpilih, dengan dapat menggunakan Distributed Ledger Technic (DLT) yang dimiliki masing-masing.

"Platform distribusinya akan menggunakan DLT blockchain, dan perbankan terpilih nantinya akan punya dua akun, yakni akun digital dan akun standar," terangnya.

Menurut dia, keberadaan rupiah digital jadi salah satu bentuk kedaulatan negara yang jadi tanggung jawab pihak bank sentral, khususnya saat dunia sedang berfokus pada isu digitalisasi.

"Tidak ada negara di dunia ini tanpa kedaulatan daripada mata uangnya, baik itu dolar Amerika Serikat, euro, yuan China, juga rupiah," ungkap dia.

"Itu lah mengapa Bank Indonesia perlu mencermati CBDC (central bank digital currency). Itulah alasan mengapa Bank Indonesia sedang dalam proses merilis rupiah digital," tegas Perry. 

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya