Liputan6.com, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb tak hanya bisa menangkap gambar alam semesta yang menakjubkan. Observatorium itu membuat astronom menemukan bukti nyata karbon dioksida untuk pertama kalinya di atmosfer eksoplanet.
Mengutip laman Engadget, Senin (29/8/2022), James Webb 'menemukan' gas di WASP-39 b, raksasa gas yang mengorbit bintang sekitar 700 tahun cahaya.
Advertisement
Teleskop Hubble dan Spitzer sebelumnya mendeteksi uap air, natrium, dan kalium di atmosfer planet. Tetapi James Webb memiliki kemampuan inframerah yang lebih kuat dan sensitif serta mampu menangkap tanda karbon dioksida.
"Memahami komposisi atmosfer planet dapat membantu kita mempelajari lebih lanjut tentang asal usul dan evolusinya," tulis akun Twitter resmi James Webb Space Telescope.
"Keberhasilan Webb di sini memperlihatkan bukti bahwa ia juga dapat mendeteksi dan mengukur karbon dioksida di atmosfer yang lebih tipis dari planet berbatu yang lebih kecil di masa depan," sambungnya.
NASA sebelumnya merilis data spektroskopi James Webb yang diambil dari WASP-96 b, sebuah eksoplanet yang berjarak sekitar 1.150 tahun cahaya.
Observatorium mendeteksi "tanda air yang tidak ambigu", bersama dengan kabut dan awan, yang sebelumnya tidak diyakini ada di WASP-96 b.
Minggu lalu para astronom juga mengumumkan penemuan sebuah eksoplanet yang berjarak sekitar 100 tahun cahaya.
Planet ekatrasurya itu terdeteksi dengan bantuan Satelit Survei Transit Exoplanet NASA dan teleskop berbasis darat.
Para astronom meyakini bahwa air dapat membentuk sebanyak 30 persen dari massa TOI-1452 b, yang telah dianggap sebagai "Bumi super"--sekitar 70 persen lebih besar dari Bumi dan mungkin memiliki lautan yang sangat dalam.
Teleskop James Webb Abadikan Momen Galaksi Cartwheel Memperlihatkan Cincin Warna Berputar
Teleskop ruang angkasa James Webb kembali menangkap objek antariksa yang menakjubkan. Kali ini, Badan Antariksa AS (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) merilis foto Galaksi Cartwheel yang diabadikan teleskop James Webb dengan memperlihatkan cincin warna berputar dalam gambar yang lebih jelas.
Terletak sekitar 500 juta tahun cahaya dari bumi di konstelasi Sculptor, Cartwheel terbentuk dari tabrakan yang spektakuler antara dua galaksi.
Menurut NASA dan ESA, tabrakan itu menimbulkan dua cincin yang meluas dari pusat galaksi, seperti riak di kolam setelah sebuah batu dilemparkan ke dalamnya, seperti dikutip dari AFP, Kamis (4/8/2022).
Cincin putih yang lebih kecil tetap lebih dekat ke pusat Galaksi Cartwheel. Sementara cincin luar, dengan jari-jari warnanya, telah berkembang ke alam semesta selama sekitar 440 juta tahun.
Saat cincin luar mengembang, cincin itu berubah menjadi gas sehingga memicu pembentukan bintang-bintang baru.
Teleskop Hubble sebelumnya telah menangkap gambar galaksi cincin yang langka, yang diyakini sebagai galaksi spiral seperti Bima Sakti sebelum ditabrak oleh galaksi yang lebih kecil. Namun teleskop Webb memiliki jangkauan yang jauh lebih besar.
Teleskop James Webb diluncurkan pada Desember 2021 dan telah mengungkapkan gambar pertamanya ke seluruh dunia pada Juli 2022.
Advertisement
Kemampuan Teleskop James Webb
Kemampuan teleskop James Webb untuk mendeteksi cahaya inframerah memungkinkannya menatap dengan menembus debu panas dalam jumlah yang luar biasa yang menutupi pandangan Galaksi Cartwheel, kata NASA dan ESA.
Teleskop Webb mengungkapkan detail baru tentang pembentukan bintang di galaksi, serta perilaku lubang hitam supermasif di jantungnya. Webb juga mampu mendeteksi daerah yang kaya akan hidrokarbon dan bahan kimia lainnya, serta debu yang mirip dengan debu di bumi.
Di belakang Cartwheel, dua galaksi yang lebih kecil bersinar terang, sementara lebih banyak galaksi dapat dilihat di belakang mereka.
Menurut badan antariksa, pengamatan menunjukkan bahwa Galaksi Cartwheel masih dalam "tahap yang sangat sementara”.
"Sementara Webb memberi kita gambaran tentang keadaan Cartwheel saat ini, hal itu juga memberikan wawasan tentang apa yang terjadi pada galaksi ini di masa lalu dan bagaimana ia akan berkembang di masa depan," ungkap NASA dan ESA.
Foto Bulan Tangkapan Teleskop James Webb
Sejumlah foto hasil bidikan Teleskop James Webb, seperti nebula, kelompok galaksi, dan gambar terdalam dari alam semesta, membuat masyarakat dunia terpukau selama beberapa hari belakangan ini.
Terkini, NASA mengambil foto Jupiter untuk mencari tahu apakah teleskop luar angkasa itu juga dapat digunakan untuk mengamati benda-benda langit terdekat seperti Bulan dan asteroid, serta elemen lain seperti cincin planet dan satelit. Jawabannya, ternyata bisa, sebagaimana dikutip dari laman Engadget, Sabtu (16/7/2022).
Foto di atas yang diambil oleh filter gelombang pendek instrumen Near-Infrared Camera (NIRCam) teleskop dengan jelas menunjukkan pita berbeda dari raksasa gas dan Bulan Europa.
Bintik Merah Besar juga tampak sempurna, meskipun terlihat putih karena ada pemprosesan gambar. Ketika filter 2.12 mikron instrumen NIRCam digunakan, gambar yang dihasilkan menunjukkan Bulan Jovian Europa, Thebe, Metis dan bahkan bayangan Europa berada di dekat Bintik Merah Besar.
Dan ketika tim menggunakan filter 3.23 mikron NIRCam, gambar yang dihasilkan menangkap beberapa cincin Jupiter, seperti yang kamu lihat di bawah ini.
Bryan Holler, salah satu ilmuwan yang membantu merencanakan pengamatan ini, menjelaskan "Dikombinasikan dengan gambar-gambar lapangan dalam yang dirilis tempo hari, gambar-gambar Jupiter ini menunjukkan pemahaman penuh tentang apa yang dapat diamati James Webb."
"Mulai dari galaksi yang paling samar dan paling jauh yang dapat diamati hingga planet-planet di halaman belakang kosmik kita sendiri, yang dapat kamu lihat dengan mata telanjang dari halaman belakang kamu yang sebenarnya," sambung Holler.
Perlu dicatat bahwa James Webb menangkap gambar-gambar tersebut bergerak melintasi bidang pandangnya dalam tiga pengamatan terpisah, membuktikan bahwa ia mampu menemukan dan melacak bintang di sekitar benda langit seterang Jupiter.
"Itu berarti dapat digunakan untuk mempelajari Bulan di tata surya kita dan dapat memberi kita gambaran pertama dari gumpalan material yang diketahui keluar dari satelit alami, seperti Europa dan Bulan Saturnus Enceladus."
Advertisement