Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Adaro Mineral Tbk (ADMR) terkoreksi usai umumkan kinerja kinclong pada paruh pertama 2022. Pada perdagangan sesi I, Senin 29 Agustus 2022, saham ADMR ditutup turun 30 poin atau 1,81 persen ke posisi 1.630.
Saham ADMR dibuka pada posisi 1.660 dan bergerak pada rentang 1.660—1.665. Mengutip data RTI, total frekuensi perdagangan saham 11.637 kali dengan volume perdagangan 58,30 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 94,91 miliar. Sejak IPO awal tahun ini, saham ADMR telah naik 1.250 poin atau 328,95 persen.
Advertisement
Penurunan saham ADRM ini bersamaan dengan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). IHSG merosot 0,69 persen ke posisi 7.086,11 pada sesi I perdagangan hari ini. Indeks LQ45 tergelincir 0,67 persen ke posisi 1.007,45. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.
IHSG berada di level tertinggi 7.106,41 dan terendah 7.015,34. Sebanyak 382 saham melemah sehingga menekan IHSG. 153 saham melambung dan 148 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 813.155 kali dengan volume perdagangan 17,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 6,8 triliun.
Hari ini pula, Adaro Minerals Indonesia mengumumkan kinerjanya sepanjang paruh pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 202 juta.
Laba tersebut naik 490,97 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 34,18 juta. Kenaikan laba itu sejalan dengan pendapatan usaha yang naik 165,4 persen menjadi USD 435,66 juta dibanding USD 164,15 juta pada semester I 2021.
Kinerja Perseroan pada Semester I 2022
“Kami mendapatkan minat yang tinggi untuk produk batu bara kokas keras, sehingga volume penjualan semester I 2022 dapat tumbuh 9 persen. Kondisi harga yang kuat mendorong ASP semester I 2022 naik 143 persen, karena itu kami membukukan profitabilitas yang tinggi di periode ini,” kata Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Christian Ariano Rachmat.
Walaupun diakui, penurunan aktivitas manufaktur dan konstruksi membawa tantangan terhadap batu bara metalurgi saat ini. Namun perseroan berada di posisi yang baik untuk memenuhi target produksi sebesar 2,8 – 3,3 juta ton pada 2022.
“Lebih lanjut, kami terus mendukung transformasi internal Grup Adaro, mencatat beberapa pencapaian baru pada rencana peletakan batu pertama pembangunan smelter aluminium pada awal 2023 sebagai proyek pertama dalam pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia di Kaltara,” imbuh dia.
ADMR menghasilkan EBITDA operasional yang tinggi, yakni USD 288 juta pada semester I 2022, atau naik 332 persen dari USD 67 juta pada semester I 2021. Kenaikan 143 persen pada harga jual rata-rata (ASP) dan volume penjualan yang meningkat 9 persen menopang rekor kinerja yang tinggi.
Pada periode yang sama, ADMR mencatat volume produksi 1,53 juta ton, atau naik 7 persen dari 1,43 juta ton pada semester I 2021. Serta mencatat volume penjualan sebesar 1,28 juta ton pada semester I 2022, atau naik 9 persen dari 1,17 juta ton pada semester I 2021.
Advertisement
Adaro Minerals Jadi Pendatang Baru Pertama di BEI pada 2022
Diberitakan sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk akan menjadi perusahaan tercatat pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk akan mencatatkan saham perdana di papan pengembangan BEI dengan kode saham ADMR, Senin (3/1/2022).
Mengutip laman BEI, PT Adaro Minerals Tbk mencatatkan saham sebanyak 40.882.331.500 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Rincian saham yang dicatatkan antara lain saham pendiri 34.275.250.000 saham dan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) 6.607.081.500 saham. Harga penawaran saham Rp 100 per saham.
Sebelumnya perseroan menyatakan, apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, sumber efek yang akan digunakan untuk memenuhi ketentuan penyesuaian alokasi efek untuk porsi penjatahan terpusat sebanyak-banyaknya 558.501.500 dengan nilai nominal Rp 100.
Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya 1,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh per saham. Dengan demikian, perseroan peroleh dana IPO Rp 660,70 miliar.
Dana IPO
Rencana pemakaian dana IPO antara lain sekitar 58,83 persen untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usaha PT Maruwai Coal (MC) untuk belanja modal.
Belanja modal itu antara lain perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara, infrastruktur pendukung seiring meningkatnya produksi batu bara dan biaya eksplorasi untuk keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut pada 2022-2023.
"Sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman perseroan dari PT Adaro Energy Tbk,” tulis perseroan.
Advertisement