Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas mengisi bahan bakar minyak (BBM) sangat rentan dengan sumber api. Itu sebabnya ada sejumlah peraturan yang diterapkan oleh pengelola SPBU demi menjaga keselamatan dan keamanan semua pihak.
Advertisement
Seperti diketahui, sejumlah kasus kendaraan terbakar saat sedang isi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih sering terjadi.
Hal ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya oleh perilaku konsumen yang tidak mengindahkan peraturan yang ada.
Berdasarkan keterangan resmi SPBU BP-AKR, ada tiga aspek yang sering diabaikan saat mengisi BBM:
Larangan Merokok
Bensin dan bahan bakar lain yang diniagakan di SPBU adalah minyak bumi yang mudah menguap dan mudah terbakar (flammable).
Untuk itulah setiap pihak yang berada di area SPBU wajib mematuhi standar dan persyaratan keselamatan yang berlaku. Salah satunya yang paling mendasar, dilarang merokok.
Pada saat melakukan pengisian bahan bakar, terdapat uap bahan bakar atau mungkin tetesan bahan bakar yang jika tersambar api dari rokok yang menyala berpotensi menyulut api yang lebih besar hingga dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Melakukan atau Menerima Telepon
Perangkat elektronik seperti ponsel juga dapat memicu terjadinya kebakaran. Karena itu hindari mengoperasikan peralatan elektronik seperti gadget atau smartphone kecuali saat sedang melakukan transaksi cashless atau pembayaran menggunakan uang elektronik.
Melakukan atau menerima panggilan telepon saat berada di area SPBU sangat berbahaya sebab smartphone mengeluarkan sinyal dengan frekuensi yang cukup tinggi.
Jika terkena uap bahan bakar dapat memungkinkan munculnya bunga api yang sangat kecil. Meski kecil namun sumber api bisa menjalar dan cukup untuk menimbulkan kebakaran.
Mematikan Mesin
Salah satu standar keselamatan pengisian bahan bakar di SPBU yang sering diabaikan oleh pengendara adalah mematikan mesin kendaraan.
Bisa jadi tidak semua orang paham dengan larangan menghidupkan mesin saat mengisi bahan bakar sehingga banyak yang menyepelekannya.
Tidak sedikit pengendara yang memilih membiarkan mesin dalam kondisi hidup saat mengisi bahan bakar sebab tidak ingin AC mati dan mengurangi kenyamanan penumpang di dalam kabin. Padahal aturan ini dibuat bukan tanpa alasan.
Saat mesin menyala, panas mesin, kelistrikan, pengapian mesin (busi) dan proses lainnya yang berkaitan dengan proses kerja mesin sangat berpotensi menjadi sumber api. Mematikan mesin saat melakukan pengisian bahan bakar dapat meminimalkan risiko timbulnya api.
Sumber: Otosia.com
Advertisement