Liputan6.com, Jakarta - Saat ban sepeda motor mengalami kebocoran, pastinya membuat repot pemilik kendaraan. Terlebih, bagi pengguna ban tubeless, karena pastinya timbul pertanyaan, apakah karet bundar jenis tersebut boleh atau bisa ditambal?
Berdasarkan laman resmi Wahana Honda, saat ini dikenal tiga metode tambal ban tubeless. Pertama, penambalan dengan sistem suntik dari luar dengan menggunakan lem, kedua dari dalam dengan sistem press, dan ketiga menggunakan cairan anti bocor dari dalam.
Advertisement
Lantas metode mana yang lebih baik dilakukan? Jika dilhat dari sudut produsen ban, apabila pengendara sepeda motor dengan ban tubeless mengalami kebocoran, maka penambalan sebenarnya tidak direkomendasikan
Namun, banyak pengguna yang memperpanjang usia ban bocor tersebut dengan menambalnya.
Yang paling mudah dan relatif lebih aman adalah menggunakan cairan anti bocor. Cairan anti bocor yang terpasang di dalam ban mampu menutup kebocoran secara merata seiring dengan laju perputaran ban.
Jika ban tertusuk benda tajam
Jika ban tertusuk benda tajam, pengguna cukup mencabutnya maka cairan akan otomatis menutup kebocoran. Untuk metode tambal dengan cara press dari dalam, jika ini dilakukan akan membuat perputaran ban menjadi tidak seimbang.
Sementara jika metode press yang dipilih, maka akan ada bagian karet ban di dalam, membuat beban ban bertambah pada satu titik, hal itu akan mempengaruhi balancing ban
Sistem tambal ban tubeless dengan cara ditusuk dari luar, akan merusak serat rangka ban. Dan secara teknis pabrikan tidak direkomendasikan menambal dengan cara ditusuk dari luar, karena hal itu dapat merusak rangka pembentuk bannya.
Advertisement