Liputan6.com, Yogyakarta - Mendongeng adalah salah satu bentuk stimulasi. Pada saat orangtua membacakan dongeng dan anak mendengar, ternyata semua bagian otak anak akan aktif.
Tak hanya itu, ternyata membacakan dongeng untuk anak juga memiliki beragam manfaat. Berikut ini adalah beberapa manfaat dongeng untuk anak:
1. Mengeratkan bonding (ikatan emosional) antara orang tua dan anak
Membangun bonding (kekuatan emosional) antara orang tua dan anak sangat diperlukan. Kedekatan emosional yang tercipta bisa menjadi dasar bagi kepribadian anak.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, ikatan yang kuat ini juga dapat mengasah kemampuan menentukan pilihan hidup dan perilaku anak secara keseluruhan. Hubungan ini juga dapat memengaruhi kekuatan kesehatan sosial, fisik, mental, dan emosional anak.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Hubungan Sehat
2. Membangun hubungan yang sehat
Bukan hanya mempererat ikatan emosional, membacakan dongeng juga dapat menjalin hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Ketika hubungan yang baik dan sehat antara orang tua dan anak terjalin, maka secara otomatis anak juga mampu membangun hubungan yang baik pula dengan orang lain, seperti teman, kerabat, atau pasangan hidup mereka kelak.
3. Menjaga kestabilan emosi
Seorang anak yang memiliki hubungan kuat dengan orang tua dapat belajar mengatur emosi di bawah tekanan atau ketika berada dalam situasi yang sulit. Hal ini sangat penting karena emosi yang stabil dapat menjaga kesehatan mental anak.
4. Membangun rasa percaya diri
Manfaat selanjutnya adalah membangun rasa percaya diri. Anak-anak yang memiliki hubungan baik dengan kedua orang tuanya juga tumbuh dengan kepercayaan diri yang kuat.
Ketika kepercayaan diri sudah terbentuk sejak kecil, maka anak tidak akan mudah trepengaruh dengan hal buruk. Selain itu, anak juga akan bermental kuat, mampu menjadi pemimpin, tidak mudah terpuruk, dan akan mudah dalam mendapatkan peningkatan karir saat dewasa.
Advertisement
Kreativitas Meningkat
5. Meningkatkan kreativitas
Tak hanya meningkatkan kecerdasan, membacakan dongeng untuk anak juga dapat meningkatkan kreativitas anak. Pasalnya, ketika anak mendengarkan dongeng yang dibacakan, secara otomatis anak akan membentuk imajinasi di dalam pikirannya.
6. Melatih empati
Pada saat mendongeng, otak anak aktif dan akan membentuk imajinasi (neural coupling). Dalam proses tersebut, ada hormon-hormon yang dilepaskan, yaitu dopamin, oksitosin, dan kortisol.
Jadi, bisa dikatakan bahwa dongeng sangat penting untuk melatih rasa empati pada anak. Dengan mengajarkannya berempati, anak akan memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, dan mengontrol emosinya dengan baik.
7. Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan
Daya ingat adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan, mengolah, dan memunculkan kembali informasi yang sudah diserap otak. Elemen neutron yang dihasilkan otak berperan untuk menyimpan informasi.
Bila otak dirangsang untuk menghasilkan neutron secara intensif, maka daya ingat akan menjadi lebih tajam. Melatih daya ingat sejak kecil sangat diperlukan untuk meningkatkan kecerdasan anak, sehingga anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik.
Tak hanya itu, memiliki daya ingat yang tinggi juga akan bermanfaat hingga dewasa. Nah, dengan mendengarkan dongeng, daya ingat anak akan terlatih karena mereka akan berusaha mengingat isi cerita dari dongeng yang dibacakan.
Perkembangan Literasi
8. Mendukung perkembangan literasi
Pepatah mengatakan bahwa membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca, apa pun jenis bacaannya, baik buku, novel, berita, atau apa pun, akan menambah manfaat dalam diri seseoang.
Membaca juga membuat kita bisa mengerti apa yang selama ini tak bisa dipahami karena buku memuat beragam ilmu. Hal ini perlu ditanamkan pada diri seseorang sejak dini.
Membaca dapat memberikan pengaruh yang baik pada prestasi dan perkembangan akademik sang anak. Dengan mengenalkan anak mengenai membaca buku sedari dini, dapat membuat anak menjadi lebih sukses di bidang akademik.
Dengan terbiasa mendengarkan dan melihat orangtua membacakan buku, maka anak akan mencontoh kegiatan tersebut. Dengan demikian, keinginan membaca buku pada anak akan semakin besar.
Penulis: Resla Aknaita Chak
Advertisement