Liputan6.com, Bogor - Harga bahan pangan di Bogor terpantau stabil. Seperti harga cabai terpantau turun setelah beberapa waktu terakhir sempat naik hingga menembus Rp 100 ribu per kilogram (kg).
Sedangkan harga telur ayam ras masih dijual dalam posisi tertinggi. "Harga sayur-sayuran gak tentu, kalau sekarang masih stabil, kalau cabai bulan lalu kan naik ya, sekarang udah turun" kata Engkai (45 tahun), pedagang bahan pangan kepada Liputan6.com di pasar Griya Bukit Jaya, Bogor, Senin (29/8/2022).
Advertisement
Engkai menyebutkan harga cabai kriting merah kini dijual berkisar Rp 60 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 80 ribu-Rp 100 ribu per kg.
Sementara harga cabai rawit merah dijual Rp 50 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 100 ribu-Rp 120 ribu per kilogram.
"Sekarang harga cabai merah keriting Rp 60 ribu, cabai rawit setan Rp 50 ribu, sebulan lalu bisa sampai Rp100 ribu lebih,” jelas dia.
Menurut Engkai, turun-naiknya nya harga cabai biasanya tergantung banyak atau tidaknya pasokan dari pemasok cabai.
Meski mahal, masyarakat dipastikan tetap membeli cabai yang sudah menjadi kebutuhan. “Kalau cabai lagi mahal penghasilan tetap ada, paling ya biasanya untuk dijual kita beli 15 kg jadi 10 kg, karena kalau cabai kan pasti ada aja yang beli soalnya ga enak makanan kalo gak pake cabe,“ Engkai menambahkan.
Senada dikatakan Jaja (42 tahun), pedagang di daerah yang sama. Menurut dia, harga cabai saat ini cenderung stabil meski ada beberapa jenis cabai yang harganya masih tergolong tinggi.
"Paling mahal cabai merah kriting Rp 55 ribu-Rp 60 ribu per kilogram. Satu minggu ini sudah turun, karena satu minggu lalu harga masih sekitar Rp 70 ribu per kilogram," katanya.
Sementara itu, pantauan harga telur yang mengalami kenaikan sejak tiga hari lalu masih stabil berada di harga Rp 28 ribu-Rp 30 per kilogram.
“Kalau telur ini belum turun, dari tiga hari kemarin ini masih tinggi di harga Rp 28 ribu-Rp 30 ribu per kilogram” jelas Jaja.
Reporter: Ine Vania Putri
Jokowi Soal Mahalnya Harga Telur: Insyaallah akan Turun
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa penyebab kenaikan harga telur ayam hingga di atas Rp 30 ribu per kilogram (kg) saat ini karena melonjaknya harga pakan ternak. Jokowi berjanji bahwa harga telur akan bakal segera melandai ke harga normal dalam beberapa pekan ke depan.
"Insyaallah akan turun. Ya ada juga demand permintaan yang dibagikan kepada massa. Kan sama saja ya, muternya juga di masyarakat juga kok," ujar saat berkunjung ke Pasar Cicaheum, Bandung, Minggu (28/8/2022).
Secara umum harga kebutuhan pokok masyarakat diklaim relatif normal, kecuali harga telur.
Kedatangan Jokowi ke Kota Bandung adalah membagikan bantuan sembako dan tambahan modal usaha kepada 100 orang Program Keluarga Harapan (PKH).
"Sama memberikan seperti daerah lain, memberikan bantuan sembako pada penerima manfaat PKH. Memberikan tambahan modal usaha, modal kerja kepada para pedagang di pasar dan kaki lima," kata Jokowi.
Selain tambahan modal kerja kepada pedagang di pasar, Jokowi juga menyerahkan bantuan asistensi rehabilitasi sosial (Atensi).
Pada pertengahan pekan kemarin, harga telur ayam di Bandung melambung tinggi. Hingga Rabu, 24 Agustus 2022 harga telur ayam mencapai Rp 32 ribu per kg. Harga telur tersebut jauh diatas harga eceran tertinggi (HET) yang seharusnya Rp 24.000 per kg.
Advertisement
Lapor ke Jokowi, Mendag: Harga Telur Ayam Rp31.000 Kemahalan
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal harga telur ayam yang kini sedang melonjak. Zulkifli mengatakan harga telur ayam yang saat ini berkisar di angka Rp31.000 per kilogram kemahalan.
"Tadi saya juga laporkan mengenai telur ayam, telur ayam memang Rp31.000 sekarang, tapi waktu saya duduk (jadi Mendag) kan Rp32.000, sekarang Rp31.000. Sempat turun sampai Rp26.000, Rp25.000," ujar Zulkifli Hasan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/8/2022).
"Memang harga sedang itu Rp27.000, Rp28.000 tuh untung yang peternaknya, tapi kalau (harga) Rp31.000 kemahalan," sambungnya.
Dia mengaku telah menggelar rapat dengan pengusaha telur Indonesia untuk mengetahui mahalnya harga telur ayam. Zulkifli menuturkan kondisi ini disebabkan bantuan dari Kementerian Sosial yang dirapel tiga bulan yang salah satunya, berisi telur.
"Jadi ada permintaan 5 hari mendadak pasar kurang supplynya, ya biasa supply kalau kurang dikit, kaget, harga naik," ucap dia.
Pasokan Tak Terkendala
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (Kadis KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati menyatakan, harga telur ayam naik secara signifikan pada minggu ketiga Agustus 2022. Harganya mencapai lebih dari Rp 30.000 per kilogram.
Eliawati menjelaskan, kenaikan harga dimulai sejak 13 Agustus 2022. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa pasokan telur ayam ke DKI Jakarta, sampai dengan saat ini tidak mengalami kendala.
Dia mengatakan, adapun penyebab kenaikan harga telur ayam ras tidak lepas dari dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan terganggunya pasokan dan permintaan. Sehingga, harga telur ayam melonjak naik hingga di atas Rp 30.000 per kilogram.
"Penyebab harga telur melambung hingga di atas Rp 30.000 per kilogram karena selama dua tahun terakhir masa pandemi, harga telur sangat rendah dikarenakan pembatasan aktivitas masyarakat sehingga kebutuhan telur di Horeka (hotel, restoran, kafe) sangat berkurang," kata Eliawati dalam keterangannya, Rabu 24 Agustus 2022.
Advertisement