Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) berada di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa, 30 Agustus 2022. Koreksi saham GPSO ini terjadi saat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak signfikan.
Mengutip data RTI, saham GPSO melemah 6,62 persen ke posisi Rp 141 per saham. Saham GPSO dibuka naik tiga poin ke posisi Rp 154 per saham. Saham GPSO berada di level tertinggi Rp 170 dan terendah Rp 141 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.291 kali dengan volume perdagangan 809.269 lot saham. Nilai transaksi Rp 12,2 miliar.
Advertisement
Koreksi saham GPSO ini terjadi di tengah laju IHSG yang naik signifikan. IHSG melambung 1,11 persen ke posisi 7.211,25. Indeks LQ45 bertambah 1,41 persen ke posisi 1.030,62. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.220,81 dan terendah 7.140,15.
Sebanyak 312 saham menguat dan 195 saham melemah. 180 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 845.898 kali. Total volume perdagangan 20,3 miliar saham. Nilai transaksi Rp 8,3 triliun.
Pada perdagangan Senin, 29 Agustus 2022, saham GPSO melambung 34,82 persen ke posisi Rp 151 per saham. Saham GPSO berada di level tertinggi Rp 151 dan terendah Rp 111 per saham. Total volume perdagangan 185.312.800 saham dengan nilai transaksi Rp 25,6 miliar. Total frekuensi perdagangan 21.329 kali.
Pada pekan lalu tepatnya 22-26 Agustus 2022, saham GPSO naik 2,75 persen ke posisi Rp 112 per saham. Sepanjang 2022, saham GPSO bertambah 16,15 persen ke posisi Rp 151 per saham. Saham GPSO berada di level tertinggi Rp 188 dan terendah Rp 90 per saham. Total volume perdagangan 2.755.227.800 saham dan nilai transaksi Rp 368,9 miliar. Total frekuensi perdagangan 637.644 kali.
Berdasarkan data RTI, pemegang saham Geoprima Solusi per 30 Juni 2022 antara lain Karnadi Margaka sebesar 52,50 persen, Axel Tobias Joel sebesar 7,5 persen, Pricilla Vikananda sebesar 7,5 persen, Suriawati Tamin sebesar 7,5 persen, dan masyarakat 25 persen.
Jadi Pendatang Baru di BEI pada September 2021
Diberitakan sebelumnya, PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) mencatatkan saham di papan pengembangan BEI pada 6 September 2021. Jumlah saham yang dicatatkan 666.666.600 saham terdiri dari 500 juta saham pendiri, dan penawaran umum kepada masyarakat 166,66 juta saham. Harga penawaran saham Rp 180 per saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Jumlah waran seri I yang akan dicatatkan 166,66 juta waran. Harga pelaksanaan waran seri I sebesar Rp 250 per waran. Rasio waran seri I adalah 1:1.
Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 6 September 2021. Periode akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 1 September 2022, pasar tunai pada 5 September 2022.
Lalu periode awal pelaksanaan waran seri I pada 7 Maret 2022 dan akhir pelaksanaan waran seri I pada 6 September 2022.
Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek antara lain PT NH Korindo Sekuritas Indonesia dan PT Surya Fajar Sekuritas.
Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk belanja modal dan modal kerja. Sedangkan waran untuk modal kerja yaitu pembelian persediaan barang.
Advertisement
BEI Yakin Pertumbuhan Investor 30 Persen Tercapai pada 2022
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai transaksi investor lokal mendominasi dari periode Januari-Juli 2022. Kontribusi investor lokal hampir 70 persen.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, selama Januari-Juli 2022, investor lokal memberikan kontribusi 69,1 persen dari total nilai transaksi di BEI. Sedangkan kontribusi dari investor asing 30,9 persen.
Berdasarkan data BEI, per Jumat, 26 Agustus 2022, rata-rata volume transaksi perdagangan 23,61 miliar saham dan nilai transaksi harian Rp 15,24 triliun. Rata-rata frekuensi perdagangan 1.365.277 kali. Kapitalisasi pasar tercatat Rp 9.316 triliun.
Jeffrey menuturkan, jumlah investor juga bertambah 1.996.256 hingga 25 Agustus 2022. Jumlah tambahan investor itu setara 26,7 persen.
"Target pertumbuhan investor BEI tahun ini adalah 30 persen sehingga kami sangat optimistis target tersebut akan dapat tercapai,” ujar dia kepada wartawan ditulis Sabtu (27/8/2022).
Dengan target investor itu, Jeffrey mengatakan, BEI juga berupaya mendorong dan menjaga keyakinan investor keseluruhan untuk investasi di BEI dengan menjaga integritas pasar. “Upaya perlindungan investor dan upaya menjaga pasar yang teratur, wajar dan efisien,” kata dia.
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor saham di pasar modal Indonesia tembus 4 juta. Berdasarkan data KSEI pada akhir semester I 2022, jumlah Single Investor Identification (SID) telah mencapai 4.002.289, dengan 99,79 persen merupakan investor individu lokal.
Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan,pertumbuhan jumlah investor saham menjadi salah satu tanda pencapaian pasar modal Indonesia.
"Jumlah investor lokal yang terus meningkat secara signifikan, terutama di masa pandemi COVID-19, merupakan tanda bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya berinvestasi dan menjadikan pasar modal sebagai alternatif untuk berinvestasi,” kata Uriep dalam keterangan resminya, ditulis Senin, 11 Juli 2022.
Investor Saham
Melihat perkembangannya, sejak 2021 jumlah investor saham telah meningkat 15,96 persen dari 3.451.513 pada akhir 2021 menjadi 4.002.289 pada akhir Juni 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak 2020 ketika investor masih berjumlah 1.695.268.
Uriep menambahkan, pada akhir semester I 2022, investor saham didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun, yaitu gen z dan milenial sebesar 81,64 persen dengan nilai aset yang mencapai Rp144,07 triliun. Sebanyak 60,45 persen investor berprofesi sebagai karyawan swasta, pegawai negeri, guru dan pelajar, dengan nilai aset mencapai Rp358,53 triliun.
Kemudian, berdasarkan data demografi memperlihatkan investor saham masih terkonsentrasi di pulau Jawa yaitu sebesar 69,59 persen, termasuk 13,97 persen investor yang berdomisili di DKI Jakarta dengan nilai aset yang mencapai Rp3.772,32 triliun.
Selain karena sinergi yang baik antara Self Regulatory Organization (SRO) dan para pelaku pasar modal, lebih dari 95 persen penambahan jumlah investor lokal karena adanya kemudahan pembukaan rekening secara online yang sangat membantu masyarakat untuk menjadi investor di pasar modal.
Bahkan, ditunjang dengan pengembangan infrastruktur seperti AKSES dan EASY, semakin memudahkan investor untuk melakukan aktivitas di pasar modal Indonesia.
Advertisement