Hindari Makanan Cepat Saji Selama Hamil Demi ASI yang Deras dan Bergizi

Mengonsumsi makanan cepat saji saat hamil akan berdampak pada kualitas ASI dan kesehatan anak.

oleh Qorry Layla Aprianti diperbarui 01 Sep 2022, 16:00 WIB
Ilustrasi Kelebihan Berat Badan saat Hamil Credit: unsplash.com/Ryan

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi makanan cepat saji dalam kurun waktu yang relatif pendek juga dapat berdampak pada kesehatan calon ibu dalam memproduksi air susu ibu (ASI) setelah melahirkan.

Jika kebiasaan tersebut terus dilakukan akan berpengaruh terhadap kesehatan, baik untuk si Kecil maupun ibunya. Risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan diabetes pun tak bisa dihindari.

Bahkan, berdasarkan hasil studi yang dilakukan St John College University of Cambridge, seorang ibu yang terlihat 'sehat' pun dapat menderita pelemakan hati, walaupun permasalahan kayak begini sering ditemukan pada orang yang obesitas.

 

Hal ini disebabkan mengonsumsi makanan olahan yang tinggi kandungan lemak dan gula. Apabila tidak dikontrol, dapat menyebabkan sirosis hati hingga gagal ginjal.

Dikutip dari situs Science Daily pada Rabu, 31 Agustus 2022, studi ini melibatkan para ilmuwan dari Lab Sferruzzi-Perri di Pusat Penelitian Trofoblas, Universitas Cambridge. Serta Departemen Promosi Kesehatan Wanita dan Bayi Baru Lahir di Universitas Chili di Santiago, yang diterbitkan oleh jurnal Acta Physiological.

Profesor Fisiologi Janin dan Plasenta dari St John College Universitas Cambridge, Amanda Sferruzzi-Perri, menjelaskan,"Wanita yang mengonsumsi makanan yang cenderung memiliki gula dan kandungan lemak tinggi, mungkin tidak menyadari apa dampaknya bagi kesehatan mereka.".

Ia juga melakukan percobaan dengan induk tikus yang diberi pelet dengan kandungan lemak tinggi olahan kental manis. Percobaan tersebut dilakukan selama tiga minggu sebelum kehamilan, tiga minggu selama kehamilan, dan tiga minggu setelah kehamilan.

Diet ini dirancang untuk meniru kandungan nutrisi burger cepat saji, kentang goreng, dan minuman ringan manis. Tujuannya adalah untuk menentukan dampak pada kesuburan, pertumbuhan janin, dan hasil neonatal.

 


Bagaimana Hasilnya?

Ilustrasi ibu hamil yang sedang tidur/copyright freepik.com

Hasilnya, 'kelinci percobaan' itu berakhir dengan memiliki hati yang berlemak dalam jumlah besar dan terdapat perubahan pembentukan plasenta.

Berdasarkan hasil penelitian tentang konsumsi fast food yang berdampak bagi ibu dan janin, lantas apa makanan yang baik dikonsumsi bagi wanita yang sedang hamil maupun menyusui?

Tentu makanan tersebut adalah makanan yang mengandung asupan nutrisi seperti asam folat, vitamin B6, zat besi, karbohidrat, protein, kalsium, lemak, serat, dan vitamin C.

Contoh lainnya seperti konsumsi telur, ikan salmon, susu, sayuran hijau (daun katuk, brokoli), biji-bijian, kurma, pisang, roti gandum, dan masih banyak lagi.

Tentu kebutuhan nutrisi dan makanan juga perlu dikonsultasikan dengan dengan para ahli gizi, menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh kita masing-masing.

 

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya