Laporan Satelit AS: Situs Uji Coba Nuklir Korea Utara Terendam Banjir

Korea Utara yang terisolasi dari dunia luar karena pandemi selama lebih dari dua setengah tahun, telah mengabaikan seruan dari pemerintah AS untuk melanjutkan dialog perlucutan senjata nuklir.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Agu 2022, 17:36 WIB
Korea Utara meledakkan situs uji nuklir yang terletak di Punggye-ri, Kamis (24/5). Selain itu, penghancuran tersebut terjadi jelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. (Korea Pool/Yonhap via AP)

Liputan6.com, Punggye-ri - Para ahli dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Amerika Serikat mengaku telah melihat kerusakan yang disebabkan banjir di satu-satunya jalan akses menuju pusat uji coba nuklir Punggye-ri, Korea Utara melalui foto satelit.

Dari serangkaian tujuh foto yang diambil, para ahli mengatakan "kerusakan akibat banjir dapat dilihat di satu-satunya jalan akses ke fasilitas itu" karena hujan deras dalam dua bulan terakhir.

Dikutip dari laman laprensalatina.com, Selasa (30/8/2022) kerusakan ini dinilai memiliki "mobilitas terbatas sementara" di sepanjang jalan, meskipun tampaknya tidak ada cukup bukti bahwa badai memiliki dampak signifikan pada kapasitas operasional nuklir Punggye-ri, kata para analis dalam sebuah penelitian yang diterbitkan.

Di ujung utara fasilitas, telah terdeteksi pembangunan jalan sepanjang sekitar 740 meter yang melewati lokasi banjir dan menghubungkan pusat komando serta pusat bantuan.

Jalan pintas baru ini menyediakan akses tanpa hambatan selama banjir di masa mendatang, tambah analisis tersebut.

Korea Utara, yang telah sepenuhnya terisolasi dari dunia luar karena pandemi selama lebih dari dua setengah tahun, telah mengabaikan seruan dari pemerintah AS untuk melanjutkan dialog perlucutan senjata nuklir dan menyetujui rencana modernisasi senjata lima tahun yang lebih ambisius pada tahun 2021.


PBB Dukung Perlucutan Senjata Nuklir Korea Utara Secara Tuntas

Bendera Korea Utara (AFP)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Jumat dan menyampaikan dukungan terhadap denuklirisasi Korea Utara yang tuntas, solid dan dapat diverifikasi, kata sejumlah pejabat.

Guterres, yang melakukan kunjungan dua hari ke Seoul, bertemu dengan Yoon saat makan siang di kantor presiden di Seoul.

Yoon menyambut Guterres dan mengaku menantikan pemikiran sang sekjen mengenai cara mengatasi tantangan yang dihadapi dunia.

Lewat seorang penerjemah, Guterres mengatakan bahwa ia berterima kasih kepada Korsel karena telah menjadi negara acuan dalam kinerja PBB dan terutama dalam upaya menjaga perdamaian di seluruh negara.

Ia juga menyanjung respek Korsel terhadap HAM dan kontribusinya terhadap masyarakat internasional di sektor pembangunan ekonomi sosial dan perubahan iklim.

Guterres menyampaikan dukungan penuh PBB terhadap denuklirisasi Korea Utara mengatakan bahwa pelucutan nuklir tersebut adalah tujuan penting dalam mencapai keamanan, perdamaian dan stabilitas di kawasan.


Korea Utara Alami Krisis Pupuk

Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Pada kabar lain, tentara Korea Utara di unit militer tingkat rendah memiliki misi baru yang tidak biasa dan tidak sepenuhnya disambut baik.

Mereka mengumpulkan rumput selama istirahat pelatihan musim panas untuk menghasilkan kompos untuk kebutuhan pertanian, kata sumber di dalam negeri.

Negara kategori miskin dan terisolasi itu menderita kekurangan kronis pupuk berbasis kimia selama musim tanam musim panas.

Situasi ini semakin memburuk sejak 2020 karena penutupan perbatasan dengan China yang memutus perdagangan selama pandemi virus corona, seperti dikutip dari laman RFG.org, Jumat (12/8/2022).

Infografis Ledakan Kasus Covid-19 di Korea Utara. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya