Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan jenis varian virus Monkeypox dari kasus pertama terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia. Jenis varian tersebut adalah virus yang berasal dari Afrika Barat.
Varian virus Monkeypox asal Afrika Barat terbilang tidak mematikan. Hal ini turut dibuktikan dengan pasien pertama terkonfirmasi positif cacar monyet di Indonesia cukup menjalani isolasi mandiri di rumah.
Advertisement
"Berdasarkan hasil genom sekuensing yang kami lakukan. Kami temui variannya, ada varian Afrika barat, yang less fatal, bukan yang mematikan seperti yang ada di Afrika Tengah," ungkap Budi Gunadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan dari Komplek Parlemen Senayan, Jakarta secara virtual pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Virus Monkeypox penyebab cacar monyet terdiri dari dua jenis, yaitu yang berasal dari Afrika Barat dan Afrika Tengah. Varian Afrika Barat adalah yang tidak mematikan, sedangkan varian Afrika Tengah terbilang mematikan.
Sebelumnya, tindak lanjut dari temuan satu kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia pada 19 Agustus 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI segera melakukan deteksi jenis virus Monkeypox dengan metode genom sekuensing.
"Untuk menentukan seseorang, apakah dia (terinfeksi) cacar monyet atau tidak ya kita pakai genom sekuensing. Nah, virus ini jenisnya ada dua ya, satu yang dari Afrika Barat dan satu lagi Afrika Tengah," jelas Budi Gunadi saat Press Conference The 3rd G20 Health Working Group di Bali pada Senin, 22 Agustus 2022.
Varian Afrika Barat dan Afrika Tengah
Pada Mei 2022, kasus cacar monyet telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 12 negara anggota yang tidak endemik virus cacar monyet. Sampai saat ini, semua kasus pada sampel dikonfirmasi oleh PCR diidentifikasi terinfeksi dari varian Afrika Barat.
Salah satunya, urutan genom sampel swab dari kasus terkonfirmasi di Portugal menunjukkan kecocokan virus Monkeypox dari varian Afrika Barat. Kasus serupa pun pernah dilaporkan dari Nigeria dan Inggris, Israel dan Singapura pada 2018 dan 2019.
Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus Monkeypox termasuk dalam genus orthopoxvirus dari famili Poxviridae. Ada dua varian virus Monkeypox, yaitu Afrika Barat dan Congo Basin (Afrika Tengah), sebagaimana informasi yang dihimpun WHO.
Infeksi cacar monyet dari varian Afrika Barat tampaknya menyebabkan penyakit lebih ringan. Berbeda dengan varian dari Congo Basin dengan tingkat kematian 10,6 persen dibandingkan tingkat kematian 3,6 persen pada varian Afrika Barat.
Virus cacar monyet ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak erat melalui lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tetapi dapat parah terhadap beberapa individu, misal anak-anak, wanita hamil atau orang dengan penekanan kekebalan karena kondisi kesehatan lainnya.
Advertisement
Pasien Cacar Monyet sudah Sembuh
Menkes Budi Gunadi Sadikin juga menyebut satu pasien terkonfirmasi positif cacar monyet di Indonesia sudah sembuh.
"Saya baru terinformasi bahwa pasien yang sekarang ini sudah sembuh," ujarnya.
Meski begitu, Budi Gunadi tidak merinci lebih jauh, bagaimana kondisi gejala cacar monyet pada pasien berkewarganegaraan Indonesia asal DKI Jakarta tersebut dan apakah masih menjalani isolasi mandiri atau tidak.
Pada kesempatan berbeda, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengatakan, pasien pertama positif cacar monyet sudah membaik. Walau begitu, yang bersangkutan tetap isolasi mandiri.
"Alhamdulillah sudah membaik tetapi tetap isolasi," kata Syahril usai acara Peresmian "Gedung dr. R. Soeharto" Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) di Gedung PB IDI, Jakarta, Selasa (30/8/2022).
Keluarga pasien pertama monkeypox yang terinfeksi usai bebergian dari luar negeri ini juga sudah menjalani pelacakan (tracing). Kontak erat yang terdiri dari 5 orang sudah jalani tes dan tidak ada yang positif cacar monyet.
Kontak Erat Negatif Monkeypox
Seluruh kontak erat dengan pasien pertama cacar monyet di Indonesia sudah menjalani pemeriksaan. Hingga kini, kondisi lima orang yang merupakan kontak erat pasien tersebut dalam kondisi baik dan negatif monkeypox.
"Kontak erat sudah di-tracing, ada 5 orang kalau tidak salah. Ini yang memeriksa dinas kesehatan," Mohammad Syahril menambahkan.
Adapun seseorang yang terkena cacar monyet dinyatakan sembuh, lanjut Syahril, jika gejala klinisnya membaik, bintil-bintil mengelupas, mengering dan berganti kulit baru. Kemudian, yang bersangkutan tidak ada gejala lain dan tidak diperlukan PCR ulang.
Ditegaskan pula oleh Ketua Satuan Tugas atau Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari, satu kasus konfirmasi positif cacar monyet di Indonesia tetap masih dalam pantauan dinas kesehatan.
"Artinya, yang satu kasus terkonfirmasi ini berdasarkan hasil penelitian atau observasi secara klinis dan pemeriksaan PCR yang sudah dilakukan. Sampai saat ini, (pasien positif) masih dalam pantauan dari dinas kesehatan," ujarnya pada kesempatan yang sama.
Baca Juga
Advertisement