Elon Musk Sebut Dunia Masih Butuhkan Minyak hingga Gas

Elon Musk menuturkan, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia adalah transisi ke energi berkelanjutan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 30 Agu 2022, 18:38 WIB
Elon Musk. (Patrick Pleul/Pool via AP, File)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla Elon Musk menuturkan, dunia mesti mengekstrak minyak dan gas untuk mempertahankan peradaban, sementara juga mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan. 

Hal itu diungkapkan Elon Musk kepada wartawan dalam sebuah konferensi di Norwegia pada Senin, 29 Agustus 2022.

"Secara realistis saya pikir kita perlu menggunakan minyak dan gas dalam jangka pendek, karena jika tidak, peradaban akan runtuh,” kata Musk di sela-sela konferensi energi di kota selatan Stavanger, dikutip dari CNBC, ditulis Selasa (30/8/2022).

Kemudian, saat Musk ditanya terkait apakah Norwegia harus terus mengebor minyak dan gas, ia berpikir mengenai beberapa eksplorasi tambahan yang diperlukan saat ini.

"Saya pikir beberapa eksplorasi tambahan diperlukan saat ini,” jawab Musk.

Tak hanya itu, Musk juga menjelaskan terkait salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia.

“Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia adalah transisi ke energi berkelanjutan dan ekonomi berkelanjutan. Itu akan memakan waktu beberapa dekade untuk menyelesaikannya,” kata Musk.

Dia juga mengatakan, pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai di Laut Utara, dikombinasikan dengan paket baterai stasioner, dapat menjadi sumber energi utama.

 

 


Elon Musk Sebut Tesla Telah Produksi Lebih 3 Juta Mobil

Elon Musk ingin membuka fasilitas produksi baru diluar Amerika Serikat.

Sebelumnya, Tesla telah produksi lebih dari tiga juta mobil. Hal itu disampaikan CEO Elon Musk melalui tweet pada Minggu, 14 Agustus 2022. Dari total itu, pabrik Tesla di Shanghai telah produksi satu juta mobil, menurut tweet tersebut.

"Selamat Giga Shanghai telah membuat mobil ke-sejuta! Total Tesla yang dibuat sekarang lebih dari 3 juta,” tulis tweet dari Musk, dikutip dari CNBC, Senin (15/8/2022).

Pengumuman Musk datang setelah berbulan-bulan penguncian dan kekurangan suku cadang di China yang mengancam produksi kendaraan Tesla. Ini menunjukkan pabrik Tesla di Shanghai memproduksi sejumlah besar kendaraan baru setelah dibuka pada 2019 dan tahun-tahun investasi berikutnya.

Pencapaian total kendaraan yang dirayakan oleh Musk pada Minggu datang setelah pengiriman Tesla yang dilaporkan, perkiraan terdekat untuk penjualan, telah meningkat dalam beberapa kuartal terakhir. Pada Juli, Tesla mengatakan mereka mengirimkan 254.695 kendaraan pada kuartal II, naik 26,5 persen dari tahun ke tahun.

Namun, tonggak sejarah itu juga menyoroti betapa kecilnya Tesla dibandingkan dengan raksasa otomotif. Misalnya, Toyota mengirimkan lebih dari 10 juta kendaraan pada 2021 saja. Tesla mengatakan awal tahun ini pihaknya berencana untuk meningkatkan pengiriman kendaraan sebesar 50 persen setiap tahun.


Selanjutnya

Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). CEO Tesla tersebut menjadi saksi pertama dalam persidangan terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Selain pabriknya di Shanghai, Tesla memproduksi mobil di pabrik-pabrik di Fremont, California, Austin, Texas dan dekat Berlin di Jerman. Musk mengatakan pada Juli pabrik Fremont, yang pertama di perusahaan, telah membuat 2 juta mobil.

Pada Juni, Musk mengatakan dia ingin mendapatkan pabrik Shanghai “kembali ke pelana" dan menyesalkan bahwa pabrik Tesla di Berlin dan Austin adalah tungku uang yang kehilangan miliaran dolar karena rantai pasokan dan masalah produksi.

Saham Tesla turun hampir 25 persen pada 2022 karena investor telah menilai kembali perusahaan yang tumbuh cepat dalam menghadapi inflasi dan masalah ekonomi makro.

Musk menjual lebih dari 7 juta saham Tesla minggu lalu senilai sekitar USD 6,88 miliar atau Rp 101 triliun (asumsi kurs Rp 14.686) karena ia secara bersamaan terikat dalam litigasi atas upayanya untuk mengakhiri perjanjian untuk membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau Rp 646 triliun.


Elon Musk Jual Saham Tesla

Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk menjual 7,92 juta saham Tesla senilai sekitar USD 6,88 miliar atau Rp 101,58 triliun (asumsi kurs Rp 14.765), menurut serangkaian pengajuan keuangan yang diterbitkan Selasa malam, 9 Agustus 2022.

Transaksinya terjadi antara 5 dan 9 Agustus, menurut pengajuan SEC, setelah rapat pemegang saham tahunan Tesla 2022 pada 4 Agustus di Austin, Texas.

Awal 2022, CEO Tesla dan SpaceX mengatakan di media sosial tidak memiliki rencana penjualan TSLA lebih lanjut  setelah 28 April 2022.

Minggu itu, pengajuan SEC mengungkapkan Musk telah menjual satu blok saham di pembuat mobil listriknya senilai sekitar USD 8,4 miliar atau Rp 124 triliun.

Miliarder itu berada di tengah-tengah pertempuran hukum yang kontroversial dengan Twitter, raksasa jejaring sosial yang dia setujui untuk diakuisisi pada bulan April dengan harga sekitar USD 44 miliar atau Rp 649 triliun atau USD 54,20 atau Rp 800,263 per saham.

Di tengah penurunan pasar secara keseluruhan, harga saham Twitter dan harga saham Tesla turun setelah itu.

Pada 8 Juli 2022, Musk mengatakan kepada Twitter mengakhiri kesepakatan. Dia menuduh Twitter gagal memberikan semua informasi yang dia butuhkan untuk melanjutkan akuisisi, dan mengecilkan jumlah bot, spam, dan akun palsu di platformnya.

Twitter telah menggugat untuk memastikan kesepakatan Elon Musk berjalan dengan harga yang dijanjikan, yang akan mewakili rejeki nomplok bagi banyak pemegang sahamnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya