Uu Ruzhanul Ulum Sebut Poligami untuk Tekan HIV, YAI: Penularan Bukan Cuma Lewat Seks

YAI angkat bicara soal pernyataan Uu Ruzhanul Ulum yang bilang poligami untuk cegah HIV

oleh Benedikta Desideria diperbarui 31 Agu 2022, 12:10 WIB
Ilustrasi HIV/AIDS. (Foto oleh Anna Shvets dari Pexels)

Liputan6.com, Bandung - Yayasan AIDS Indonesia (YAI) mengatakan bahwa penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) bukan cuma lewat hubungan seksual.

Sehingga, YAI mengatakan bahwa pernyataan dari Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum soal pencegahan penularan HIV dengan poligami dan menikah, kurang tepat.

"Penularan HIV bukan sekadar (lewat) seks saja. Bukan hanya itu yang dititikberatkan seharusnya," kata Kepala Sekretariat YAI Arief Rahman lewat sambungan telepon dengan Health Liputan6.com pada Rabu, 31 Agustus 2022.

"Terkait poligami, ya enggak semua orang pengin poligami juga kan," dia melanjutkan.

Lebih lanjut, Arief menerangkan bahwa upaya mencegah tertular dari HIV sebenarnya dengan menghindari perilaku berisiko seperti menghindari perilaku seks bebas, narkotika, dan berbagi jarum suntik.

Juga memastikan tidak berbagi peralatan pribadi seperti silet dan gunting kuku lalu memastikan jarum facial yang digunakan aman.

"Itu kan banyak, bukan sekadar seks saja," katanya.

Hal senada disampaikan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi Zubairi Djoerban. Dokter pertama yang menemukan kasus HIV di Indonesia itu mengatakan bahwa penularan HIV beragam, bisa karena seks, jarum suntik yang terkontaminasi, penularan dari ibu ke bayi, dan penggunaan narkotika.

“Jadi, walaupun setia tapi menggunakan narkotika ya tetap bisa tertular HIV/ AIDS,” kata pria yang karib disapa Prof Beri ditemui di Jakarta Pusat, Selasa, 30 Agustus 2022.

Prof Beri lalu menjelaskan bahwa jika laki-laki menikah dengan satu perempuan dan tidak ada kegiatan seks dengan orang lain lagi, risiko penularan HIV bisa dikatakan nol.

"Jadi, jika semua setia pada pasangan, baik poligami maupun monogami ya tidak tertular jadi tidak hanya poligami, tapi monogami dengan hanya hubungan seksual dengan satu orang saja tentu tidak akan tertular kalau dua-duanya setia," kata dia.

 


Reaksi Spontan Uu dan Tanggapan Ridwan Kamil

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Arief menduga pernyataan Uu tersebut reaktif dan spontan dalam menanggapi pertanyaan wartawan.

Bila tidak reaktif, Uu bisa menjelaskan bahwa angka 414 mahasiswa yang terkena HIV adalah angka akumulatif dari data Dinas Kesehatan tahun 1991 sampai 2021.

"Harusnya bisa menjelaskan secara lebih adem bahwa angka 400 (kasus HIV) pada mahasiswa itu adalah angka akumulasi," Arief melanjutkan.

Ridwan Kamil Tak Sependapat dengan Uu

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) sudah menanggapi pernyataan wakilnya itu. RK mengatakan dengan tegas tidak sependapat dengan Uu.

"Pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat," tulisnya dalam unggahan Instagram pribadinya  pada Selasa (30/8/2022).

RK mengatakan bahwa pemerintah provinsi Jawa Barat telah melakukan beragam program dan agenda untuk mendeteksi dan menangani HIV. 

"Pemprov Jabar fokus pada kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam penanggulangan HIV AIDS dan IMS (infeksi menular seksual) di Provinsi Jawa Barat," kata RK. 

 


Upaya yang Dilakukan

Ilustrasi penyakit HIV AIDS. (Photo by jcomp on Freepik)

Upaya-upaya itu termasuk:

1. Melakukan skrining dini tes HIV pada populasi kunci, ibu hamil pasien TB, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di layanan maupun secara mobile.

2. Melakukan perluasan layanan konseling tes HIV, layanan perawatan dukungan dan pengobatan.

3. Melakukan peningkatan kapasitas petugas puskesmas dalam pengembangan layanan test and treat.

4. Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran ibu hamil yang dites HIV, sifilis dan hepatitis untuk eliminasi pada bayi lahir dari Ibu positif HIV, sifilis dan hepatitis.

5. Melakukan pemantauan desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten/kota.

6. Melakukan pemeriksaan viral load bagi Orang dengan HIV AIDS (ODHA) untuk melihat evaluasi penggunaan ARV pada ODHA.

7. Melakukan pertemuan terkait kolaborasi TB HIV.

8. Melakukan kegiatan pemetaan populasi kunci untuk mendapatkan gambaran estimasi populasi kunci.

 


Tentang HIV

1.000 lilin untuk penderita HIV/AIDS (Liputan6.com/ Dhimas Prasaja)

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Dengan melemahnya pertahanan tubuh terhadap penyakit, maka tubuh menjadi rentan terhadap sejumlah infeksi bahkan yang berpotensi mengancam nyawa seperti mengutip keterangan Kementerian Kesehatan RI. 

Saat awal infeksi (masuknya virus kedalam tubuh) biasanya tidak menunjukkan gejala. Gejala muncul setelah 5-10 tahun dari awal infeksi. 

Semua orang berisiko tertular HIV, terutama mereka yang memiliki perilaku berisiko seperti :

a. Pria Risiko Tinggi yaitu pria yang berpotensi membeli seks komersial

b. Lelaki Seks Lelaki dan waria

c. Wanita Pekerja Seks

d. Pengguna Napza Suntik Bersama

e. Bayi dan anak–anak yang lahir dari orangtua dengan HIV

Lalu, penularan dapat terjadi juga pada populasi umum melalui jembatan populasi yakni pasangan pelanggan wanita pekerja seks ataupun pasangan dari pengguna napza suntik bersama.

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya