Liputan6.com, Jakarta - Teh mungkin sudah mulai tidak disukai di kalangan milenial pencinta kopi - tetapi para ilmuan percaya bahwa minum teh dapat membantu hidup menjadi lebih lama.
Dikutip dari laman Dailymail, Kamis (1/9/2022), sebuah studi terhadap setengah juta orang di Inggris menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi dua cangkir teh atau lebih dalam sehari memiliki kemungkinan 13 persen lebih kecil untuk meninggal dunia karena alasan apa pun.
Advertisement
Ada kabar baik bagi pencinta makanan manis - efek perlindungan tetap ada terlepas dari apakah orang tersebut mengonsumsi gula, yang ada hubungannya dengan kesehatan yang buruk.
Para ahli mengatakan bahwa temuan ini termasuk yang paling komprehensif karena dilakukan pada orang Inggris yang dikenal penikmat teh, tidak seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan di Asia.
Teh hitam kaya akan antioksidan yang terkait dengan peningkatan kesehatan jantung, usus dan otak, dan menurunkan kadar kolesterol 'jahat', tekanan darah, dan gula darah.
Penduduk Inggris menghabiskan 100 juta cangkir teh setiap hari, tetapi jumlah peminatnya, terutama di kalangan anak muda, telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2021, penjualan kopi lebih dari dua kali lipat penjualan teh, naik 10 persen menjadi sekitar £ 1,5 milyar atau sekitar Rp 2 triliun, menurut analis Kantar.
Studi terbaru, yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS, mengambil data dari sekitar 500.000 orang di Biobank Inggris. Delapan puluh lima persen dari pria dan wanita, berusia 40 hingga 69 tahun, melaporkan bahwa mereka secara rutin minum teh.
Di antara mereka, sekitar sembilan dari 10 orang mengatakan bahwa mereka kebanyakan mengonsumsi teh hitam.
Meminimalisir Resiko Kematian
Penelitian ini didasarkan pada kuesioner yang dilakukan dari tahun 2006 hingga 2010 dan kemudian ditindaklanjuti selama satu dekade.
Dibandingkan dengan yang bukan penikmat teh, partisipan yang melaporkan minum dua atau lebih seduhan teh setiap hari memiliki risiko kematian 9 hingga 13 persen lebih rendah dalam kurun waktu tersebut.
Penurunan risiko tetap ada terlepas dari gen orang atau apakah mereka menyukai teh dengan rasa susu. Juga tidak masalah jika menyukai teh panas atau lebih suka teh dingin.
Para peneliti mengatakan temuan ini - yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine - menunjukkan bahwa minum banyak teh dapat menjadi bagian dari diet sehat.
Studi observasional tidak dapat membuktikan bahwa teh berada di balik risiko kematian yang lebih rendah dan bukan faktor gaya hidup lainnya.
Advertisement
Hasil Penelitian Mengkonsumsi Teh
Profesor Fernando Artalejo, seorang ahli kesehatan masyarakat yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menggambarkan penelitian ini mewakili 'kemajuan substantif di lapangan'.
Dia mengatakan sebagian besar penelitian telah dilakukan di Asia, di mana teh hijau lebih populer, dan beberapa di negara bagian barat 'memiliki skala kecil dan tidak meyakinkan dalam hasilnya'.
"Artikel ini menunjukkan bahwa konsumsi teh hitam secara teratur dikaitkan dengan penurunan total terutama pada kematian penyakit kardiovaskular (penyakit jantung) selama 10 tahun pada populasi umum dewasa paruh baya, sebagian besar berkulit putih," kata Profesor Artalejo, dari Autonomous University of Madrid.
Dia berkata, "Studi harus dilakukan dengan pengukuran berulang konsumsi teh dari waktu ke waktu dan membandingkan angka kematian mereka yang tidak mengonsumsi teh secara berkelanjutan dengan mereka yang telah mulai mengonsumsi teh atau telah meningkatkan konsumsi mereka dari waktu ke waktu, dan mereka yang telah minum teh selama bertahun-tahun."
Kandungan Baik dalam Teh
Teh itu adalah sumber yang kaya akan senyawa tanaman sehat yang disebut polifenol dan ini bertindak sebagai bantuan untuk mengendalikan efek merusak dari molekul perusak sel dalam tubuh.
Tindakan perlindungan ini telah dikaitkan dengan penurunan risiko banyak penyakit kronis termasuk penyakit jantung dan demensia.
Mereka juga dapat berkontribusi pada peningkatan fungsi otak, kepadatan tulang, dan kesejahteraan mental dan dapat mengurangi risiko penuaan otak dini.
Sebuah studi tahun 2020 oleh para peneliti Australia menemukan bahwa minum teh hitam secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner dan stroke sebesar 10 hingga 20 persen.
Bagian dari alasan polifenol ini mengurangi atau menangkal penyakit jantung adalah dengan membantu meningkatkan kesehatan arteri, memperlebar arteri utama dan mengurangi risiko pembekuan darah.
Kafein dalam teh juga dianggap merangsang pelepasan hormon pencernaan yang menjaga usus tetap sehat.
Advertisement