Jurong Bird Park Singapura Akan Ditutup Awal 2023 Setelah 52 Tahun Beroperasi

Jurong Bird Park di Singapura pertama kali dibuka pada 1971 dan menjadi rumah bagi sekitar 3.500 burung.

oleh Elly Purnama diperbarui 01 Sep 2022, 09:13 WIB
Suasana Jurong Bird Park, Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - Jurong Bird Park, salah satu atraksi tertua dan taman paling ikonis di Singapura, mengumumkan bahwa mereka akan berhenti beroperasi dan menutup pintunya setelah lebih dari 50 tahun berjalan, dikutip dari CNN Travel. Taman burung itu berlokasi di 2 Jurong Hill, Singapore 628925.

Taman terkenal di dunia yang menjadi rumah bagi sekitar 3.500 burung, termasuk burung beo, flamingo, penguin, dan elang akan bergabung dengan Singapore Zoo and Night Safari, serta resor Banyan Tree baru yang mewah, untuk membentuk pusat ekowisata di utara Singapura. Hari terakhir taman itu beroperasi di lokasinya saat ini adalah 3 Januari 2023, 52 tahun sejak dibuka pada 1971.

"Ada banyak dari kita yang bergabung dengan organisasi pada hari-hari awal dan telah berada di sini selama beberapa dekade," kata wakil presiden Jurong Bird Park Daisy Ling dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 30 Agustus 2022, saat mengumumkan penutupan.

Taman itu dibangun dengan biaya awal 2,5 juta dolar Singapura atau lebih dari Rp26 miliar. Ketika dibuka, taman itu hanya memiliki seribu ekor burung dari 60 spesies.

Seiring waktu, kapasitas taman burung itu berkembang pesat. Di atas lahan seluas 20,2 hektare, taman itu kini menjadi rumah untuk lebih dari 400 spesies burung dan diklaim sebagai taman burung terbesar di Asia, menurut Singapore Tourism Board.

Taman tersebut berhasil menarik sekitar 850 ribu pengunjung setiap tahun. Mereka berduyun-duyun datang untuk melihat kandang burung air terjun, pertunjukan burung, dan pamerannya yang terkenal.


Momen-Momen Penting

Pengunjung melihat seekor bayi flamingo, Squish, di taman burung Jurong, Singapura, 31 Agustus 2017. Flaminggo berusia dua setengah bulan itu menjadi pusat perhatian lantaran berjalan-jalan menggunakan sepatu berwarna biru. (Roslan Rahman/AFP)

Petugas taman terlibat dalam beberapa upaya penyelamatan dan rehabilitasi selama bertahun-tahun. Pada 2018, salah satu rangkong koleksi mereka menerima paruh prostesis cetak 3D. Burung endemik Kalimantan itu diketahui berjuang melawan kanker agresif yang merusak paruhnya.

Taman kawanan flamingo juga mendapat perhatian publik. Hal itu terjadi ketika seekor anak flamingo bernama Squish terlihat berjalan di sekitar pusat penangkaran dan penelitian dengan sepasang sepatu biru mengkilap untuk mengembangkan kekuatan kakinya dan melindungi bantalan kakinya dari tanah yang keras.

Seekor burung nasar liar yang langka menjadi perhatian nasional ketika menyimpang dari jalur migrasinya dan mendarat di Singapura Desember lalu. Meskipun tidak ada luka yang terlihat, burung besar dan kuat itu ternyata tidak dapat terbang. Setelah dirawat di rumah sakit di taman tersebut, burung nasar itu akhirnya terbang berkat bantuan staf.

Taman itu akan melanjutkan operasi reguler hingga ditutup pada Januari 2023. Sementara itu, staf akan mengatur serangkaian kegiatan, tur, dan jalur warisan yang berfokus pada sejarah Jurong Bird Park.


Waktu Tersisa untuk Berkunjung

Suasana Jurong Bird Park, Singapura.

Tersisa sekitar empat bulan lagi sebelum Jurong Bird Park benar-benar ditutup. Para staf dan koleksi unggas kemudian akan bersiap untuk pindah ke rumah baru di Bird Paradise di Suaka Margasatwa Mandai, dikutip dari CNA Lifestyle.

Bagi yang ingin bernostalgia, taman ini meluncurkan rangkaian kegiatan yang disebut A Flight To Remember untuk merayakan warisannya yang kaya. Berlangsung dari 3 September hingga 3 Januari 2023, programnya mencakup Heritage Trail yang dipandu petugas untuk belajar tentang transformasi taman melalui serangkaian pajangan yang menggambarkan tonggak penting dalam perjalanan sejarahnya.

Selain itu, pengunjung bisa berswafoto di stasiun Panorail lama yang kini telah dibuka kembali untuk umum,. Wahana itu sempat beroperasi dari 1992 hingg 2012. Pintu masuk taman juga menampilkan rekreasi menara jam kukuk tua, yang berfungsi ganda sebagai penghitung waktu mundur hingga hari terakhir pengoperasian taman.

Pengunjung dapat menyumbangkan kenangan favorit mereka tentang taman di 'living' Memory Wall di Pantai Penguin. Kemudian, mereka akan menyaksikan kenangan ini muncul di layar secara real time.


Awal Baru Taman Burung

Suasana Jurong Bird Park, Singapura.

Pengalaman yang sangat istimewa adalah kesempatan untuk menjelajahi taman melalui mata orang-orang yang menjalankannya setiap hari. Pengunjung dapat mengunduh jejak yang dikuratori oleh staf dan mempelajari tentang tempat favorit tim dan rahasia taman yang paling terjaga.

Program baru akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang, termasuk peluncuran Nostalgic Signature Tour pada November 2022. Pemandu berpengalaman akan berbicara kepada rombongan tur melalui sejarah taman dan berbagi anekdot yang tidak banyak diketahui tentang teman-teman burung dan arsitektur taman.

"Jurong Bird Park seperti rumah kedua kami, dan ini akan menjadi waktu yang pahit bagi kami," kata Ling yang mulai bekerja di sana pada 1982 sebagai petugas pendidikan.

"Sementara kami memperingati kenangan terindah kami di Jurong, kami juga menantikan awal baru dengan Bird Paradise di Mandai Wildlife Park dan menjadi bagian dari fase transformatif lain dari taman burung Singapura. Kami berharap komunitas lokal dapat bergabung dengan kami dalam beberapa bulan mendatang untuk menjadikan ini babak penutup yang layak untuk taman sebelum kami membalik halaman," imbuh dia.

Infografis Wacana Tiket Terusan Taman Nasional Komodo Senilai Rp 3,75 Juta. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya