Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 masih merangkak naik dari hari ke hari. Penambahan kasus positif pada 31 Agustus 2022 pukul 12.00 WIB tercatat sebanyak 4.563.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.358.808 terhitung sejak Maret 2020.
Advertisement
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 4.384 sehingga akumulasinya menjadi 6.156.034.
Sayangnya, kasus meninggal juga bertambah cukup signifikan. Hari ini penambahannya sebanyak 25 sehingga akumulasinya menjadi 157.566.
Provinsi dengan kasus meninggal terbanyak hari ini adalah Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Bali. Ketiganya melaporkan penambahan 4 pasien yang wafat.
Kasus aktif juga bertambah 154 sehingga totalnya menjadi 45.208.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 87.669 dan suspek sebanyak 6.083.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.931 kasus positif baru dan 1.537 orang telah sembuh, menjadikannya provinsi dengan sumbangan kasus baru terbanyak di Indonesia.
-Jawa Barat menyusul dengan 981 kasus konfirmasi baru dan 1.602 orang telah sembuh.
-Banten di peringkat ketiga dengan 493 kasus baru dan 203 orang sembuh dari COVID-19.
-Jawa Timur 405 kasus baru dan 412 orang sembuh.
-Jawa Tengah melaporkan 144 kasus positif dan 164 orang dinyatakan sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi tersebut adalah Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Selasa 30 Agustus 2022 penambahan kasus positif mencapai 5.070. Padahal, di hari sebelumnya penambahan kasus baru tercatat sebanyak 2.871.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 4.510 sehingga akumulasinya menjadi 6.151.650.
Sedangkan, kasus pasien yang meninggal dunia bertambah 20 sehingga akumulasinya menjadi 157.541.
Penambahan juga terjadi pada kasus aktif sebanyak 540 sehingga totalnya menjadi 45.052.
Data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 kemarin pun menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 98.594 dan suspek sebanyak 8.051.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
-DKI Jakarta kemarin melaporkan 1.717 kasus baru dan 2.000 orang sembuh, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi di Indonesia.
-Jawa Barat menyusul dengan 1.581 kasus positif baru dan 702 orang sembuh.
-Banten di peringkat ketiga dengan 521 kasus konfirmasi baru dan 296 orang sembuh dari COVID-19.
-Jawa Timur melaporkan 473 kasus baru dan 333 orang telah dinyatakan sembuh.
-Jawa Tengah 137 kasus baru dan 222 orang sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus baru di angka satuan, belasan, dan puluhan. Hari ini provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali hanya ada dua yakni Gorontalo dan Sulawesi Barat.
Advertisement
COVID-19 Indonesia Masih Aman
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril menyampaikan bahwa kasus COVID-19 di Indonesia masih aman.
“Jadi gini ya, parameter COVID itu banyak ya kalau saat ini yang paling berpengaruh adalah angka hospitality dan angka kematian. Kalau banyak kasus tapi tidak ada yang dirawat di rumah sakit dan kematian, itu kita aman,” kata Syahril saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2022).
Sementara, kasus COVID-19 yang sempat melandai juga menimbulkan tanya. Menurut Syahril ini karena tidak ada lagi testing massal dan angka peningkatan.
“Kita kan masih di bawah 2/3 persen (fatality).”
Terkait puncak gelombang COVID-19, ia mengatakan bahwa tidak semua penyakit di semua negara ada puncaknya. Kasus bisa naik kemudian turun, Meski dulu sempat ada prediksi pencapaian puncak di bulan-bulan ini, tapi kondisi di lapangan menunjukkan bahwa kasus tidak bisa disebut mencapai puncak karena masih di 3-4 ribuan kasus.
Sementara, protokol kesehatan yang diterapkan untuk COVID-19 saat ini juga bisa meminimalisasi terjadinya penularan cacar monyet atau monkeypox, tambah Syahril.
“Kalau cacar monyet itu kan harus kontak langsung, itu tidak perlu menggunakan lengan panjang (baju). Karena harus adanya kontak langsung. Jadi Prokesnya sama dengan COVID-19, intinya menghindari kontak langsung.“
Selain protokol kesehatan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga terus diterapkan meski tidak seketat dulu.
Dorong Capaian Booster
Menurut Syahril, PPKM merupakan alat perlindungan. PPKM level 1 dan 2 menunjukkan bahwa masyarakat tidak sepenuhnya dibebaskan dari aturan-aturan pencegahan COVID yang berlaku.
“Orang harus pakai terus (masker) sampai pandemi terkendali betul.”
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia kini tengah mengejar target vaksin ketiga atau booster. Saat ini, capaian booster pertama masih belum maksimal karena memang lebih lambat ketimbang capaian booster pertama dan kedua.
“Ini harus kita kejar karena ini masih pandemi, belum ada pencabutan status pandemi.”
Booster merupakan bentuk perlindungan bagi masyarakat, lanjutnya. Saat ini vaksin sudah tersedia begitu pula aksesnya.
“Sekarang bagaimana caranya kita dorong masyarakat agar mau divaksinasi booster.”
Selain booster pertama, kini ada booster kedua bagi tenaga kesehatan. Meski saat ini dikhususkan untuk tenaga kesehatan, bukan tidak mungkin vaksinasi booster kedua akan diberikan juga pada masyarakat luas.
Advertisement