Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Raharja akan memberikan dana santunan bagi korban kecelakaan maut melibatkan satu unik truk di depan SDN Kota Baru 2, Jalan Sultan Agung, Kota Bekasi, Rabu (31/8) siang. Dana santunan tersebut diberikan bagi korban luka maupun meninggal dunia.
Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana mengatakan, untuk korban luka-luka akan menerima uang penggantian perawatan sebesar Rp20 juta. Sedangkan, bagi korban meninggal dunia dalam kecelakaan bekasi ini, dana santunan diberikan sebesar Rp 50 juta per orang.
Advertisement
"Setiap korban (meninggal) itu mendapat Rp 50 juta. Untuk luka-luka sudah dikeluarkan surat jaminan ke RS, masing-masing maksimal Rp 20 juta," ujarnya kepada awak media, Rabu (31/8).
Dewi melanjutkan, dana santunan untuk korban meninggal dunia akan diberikan kepada ahli waris. Saat ini, pihaknya masih melakukan pendataan ahli waris.
"Kita masih melakukan pendataan ahli waris," ujarnya.
Sementara itu, pihaknya masih belum berencana untuk memberikan bantuan kepada sopir truk kontainer sebagai penyebab kecelakaan. Saat ini, Jasa Raharja masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian.
"Yang kami jamin adalah korban, (bukan) yang diluar dari kendaraan penyebab. Jadi, nanti sopir dan yg ada didalamnya itu akan kita lihat lagi, laporan polisinya seperti apa," tutupnya.
Korban Kecelakaan Maut di Bekasi Capai 30 Orang, 10 Tewas
Jumlah korban dalam kecelakaan maut di depan SDN Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, berjumlah 30 orang. 10 orang diantaranya meninggal dunia dan 20 orang luka berat hingga ringan.
"Korban sampai saat ini secara keseluruhan ada 30, tapi yang meninggal 10 orang," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman kepada awak media, Rabu (31/8/2022).
Latif menuturkan, seluruh korban sebagian dilarikan ke RSUD Kota Bekasi dan sebagian lainnya ke RS Ananda.
"Korban berada di RSUD dan RS Ananda di Bekasi," ujarnya.
Menurutnya, seluruh korban anak-anak yang meninggal dunia merupakan murid SDN Kota Baru II dan III yang berada tepat di depan lokasi kecelakaan.
Latif menjelaskan, kecelakaan maut tersebut berlangsung saat jam istirahat sekolah. Saat itu ada puluhan siswa yang sedang keluar dan ada beberapa juga yang pulang.
Para korban kebanyakan sedang berada di halte yang berada di depan sekolah. Tiba-tiba melintas truk trailer yang oleng dan menabrak halte beserta tiang listrik di dekatnya.
"Anak sekolah ada 20 orang lebih yang menjadi korban, dan meninggal tadi anak sekolahnya ada tujuh orang," ungkap Latif.
Advertisement
Diduga Rem Blong
Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya menduga kecelakaan bukan disebabkan rem blong, tapi kecepatan laju truk yang tak bisa dikendalikan sang sopir.
"Untuk rem blong kemungkinan tidak, karena ada pengereman. Jadi menurut perkiraan kami ini karena kecepatannya," tandasnya.