Top 3 Berita Hari Ini: 7 Buku Terlarang di Berbagai Negara

Top 3 berita hari ini tentang

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 31 Agu 2022, 22:09 WIB
Halaman awal di novel The Satanic Verses tulisan Salman Rushdie. Dok: Amazon.com

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 berita hari ini tentang 7 buku terlarang di berbagai negara. Serangan brutal terhadap penulis Salman Rushdie di New York pada 12 Agustus 2022 telah menghidupkan kembali diskusi mengenai penyensoran dalam sastra. Motif di balik serangan bulan ini terhadap Rushdie masih belum jelas, namun insiden itu "Menyoroti bahwa penindasan dan penyensoran buku telah berlangsung selama berabad-abad dan masih terjadi sampai sekarang," kata Pom Harrington, direktur pameran Firsts: London Rare Book Fair yang akan datang, yang berpusat di sekitar tema buku terlarang.

Berita kedua yang banyak dibaca hari ini adalah mengenai Elon Musk sukses turunkan berat badan hingga 9 kilogram berkat puasa intermiten. Hal itu terjadi lantaran beberapa minggu setelah miliarder tersebut banjir komentar online negatif mengenai foto-fotonya tengah bersantai tanpa baju di kapal pesiar dekat Mykonos.

Pria berusia 50 tahun itu berkicau di akun Twitter-nya, Minggu, 28 Agustus 2022, bahwa "Berat badannya turun lebih dari 20 lbs (sekitar sembilan kilogram) dari berat puncak (tidak sehat) saya." Musk menyebut, puasa sesekali berkontribusi pada kesuksesan dietnya ini.

Berita ketiga yang juga banyak dibaca hari ini adalah tentang Brad Pitt dan beberapa selebritis pria yang kenakan rok. Di pemutaran perdana film barunya "Bullet Train" pada Juli 2022, pakaian Brad Pitt yang santai jadi sorotan dan berita utama. Aktor yang dikenal dengan peran hipermaskulin dalam film itu melengkapi atasan merah muda dan cokelatnya bersama rok. Simak bahasan ketiga berita tersebut dalam Top 3 Berita Hari Ini berikut ini. 

 

 


7 Buku Terlarang di Berbagai Negara

Dour Mesner, pimpinan Satanic Temple.

7 buku yang paling dilarang untuk dibaca di berbagai negara:

1. The Satanic Verses oleh Rushdie (1988)

The Satanic Verses karya Rushdie merupakan sebuah karya ambisius realisme magis, menerima salah satu reaksi paling keras dan bertahan lama dalam sejarah sastra karena perlakuannya terhadap pengetahuan Islam. Perilisannya pada 1988 disambut dengan demonstrasi, kerusuhan, dan larangan di negara-negara mayoritas Muslim. 

2. Lolita oleh Vladimir Nabokov (1955)

Kisah Nabokov tentang kegialaan seorang pedofil dengan seorang gadis muda diduga melanggar sensor di Inggris, penerbit Prancis Maurice Girodias – juara untuk karya terlarang mengkhususkan diri dalam erotika – mencetak salinan pertama.

3. Animal Farm oleh George Orwell (1945)

Penerbit AS dan Inggris menolak sindiran Orwell tentang bahaya represi Stalinis selama Perang Dunia II, ketika mereka khawatir novel itu dapat merusak aliansi mereka dengan Uni Soviet melawan Hitler.

4. Tropic of Cancer oleh Henry Miller (1934)

"Saya tidak yakin itu akan diterbitkan hari ini," kata Tom Ayling dari Jonkers Rare Books, yang menjual edisi terbatas novel semi-otobiografi Miller tentang kehidupan sebagai penulis yang berjuang di Paris.

5. Lady Chatterley’s Lover oleh D.H. Lawrence (1928)

Agen Lawrence memberi tahu penulis bahwa kisahnya yang bersifat cabul tidak dapat diterbitkan di Inggris, karena kontennya yang eksplisit secara seksual dan penggambaran hubungan tabu antara anggota kelas sosial yang berbeda. Penulis akhirnya mendapatkan cetakan berbahasa Inggris terbatas yang dijalankan melalui penerbit Italia. 

6. Ulysses oleh James Joyce (1922)

Majalah AS The Little Review awalnya membuat serial magnum opus Joyce, tetapi bagian seksualnya karya itu – khususnya adegan masturbasi – menghasilkan obscenity trial dan serial itu dihentikan.

7. The 120 Days of Sodom oleh Marquis de Sade (1904)

Ditulis di De Bastille selama revolusi Prancis, penulis terganggu ketika penjara diserbu oleh pemberontak dan tidak pernah menyelesaikan ceritanya.


Elon Musk Sukses Turunkan Berat Badan hingga 9 Kilogram

Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Musk merujuk penggunaan aplikasi kebugaran "Zero" dan menggambarkannya sebagai "cukup bagus." Aplikasi ini menyebut dirinya sebagai sumber daya bagi pengguna untuk "membuka kekuatan puasa intermiten demi menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan metabolisme Anda."

Dalam tweet ke pengikut lain, Musk mengatakan bahwa ia juga "sedikit" berolahraga angkat beban. Seperti telah disinggung, Musk menyebabkan kegemparan di media sosial, bulan lalu, setelah Page Six secara eksklusif memperoleh foto-foto bos Tesla yang "tampak pucat," melansir New York Post, Selasa, 30 Agustus 2022.

Orang terkaya di dunia itu bahkan mengolok-olok dirinya sendiri di Twitter ketika gambar-gambar itu mulai muncul dalam meme. Musk juga mendapat kritik dari ayahnya, insinyur Afrika Selatan Errol Musk, yang mengatakan putranya "makan dengan buruk" dan menyarankan agar ia minum pil diet untuk mengatasi berat badannya. Menanggapi hal itu, Elon mengaku ingin mulai lebih sering berolahraga.


Brad Pitt

Brad Pitt tampil pakai rok di pemutaran film Bullet Train di Berlin. (dok. AP Photo/Markus Schreiber)

Brad Pitt bergabung dengan deretan bintang yang belakangan ini terlihat mengenakan rok netral gender, dari rok lipit di bawah lutut Oscar Isaac di pemutaran perdana "Moon Knight" hingga rok mini pink metalik Lil Nas X. Aktor Billy Porter, Dan Levy, pemain bola basket Russell Westbrook dan rapper A$AP Rocky pun mengikuti tren tersebut.

Di luar Hollywood, fenomena ini telah menjadi fenomena selama bertahun-tahun, menurut Carl R. Friend, administrator (dan menggambarkan dirinya sebagai "Master Barista") dari The Skirt Café, sebuah forum online yang didedikasikan untuk rok pria. Ia percaya perhatian yang "tidak semestinya" diberikan kepada selebritas yang memakai rok, ia tetap menyambut baik peningkatan visibilitas.

"Begitulah adanya," kata Friend, yang tertarik dengan rok sejak 1980-an, lewat email. "Dan jika itu menimbulkan penerimaan rok pada pria, maka saya kira itu menjadi lebih baik."

Meski rok kini umumnya dikaitkan dengan pakaian perempuan, pria sudah memakainya di berbagai momen dalam sejarah. Fustanella berlipit, misalnya, bisa dilihat pada patung-patung Yunani dan Romawi kuno, adapun versi yang lebih kontemporer telah dipakai di negara-negara Balkan seperti Albania, yang menganggapnya sebagai busana nasional.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya