Cara DCI Indonesia Lindungi Keamanan Data di Metaverse

CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri menuturkan, keamanan data tersebut dilakukan melalui kolaborasi dari masing-masing pihak untuk melakukan perlindungan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 01 Sep 2022, 08:06 WIB
Penandatanganan master service agreement oleh Executive Chairman and Co Founder WIR Group Daniel Surya dengan CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri, Rabu (31/8/2022) (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Nusa Dua - PT DCI Indonesia Tbk (DCII) bekerja sama dengan grup WIR yang akan memastikan ada perlindungan privasi dan keamanan data user yang memasuki dunia metaverse

CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri menuturkan, keamanan data tersebut dilakukan melalui kolaborasi dari masing-masing pihak untuk melakukan perlindungan.

“Keamanan data itu harus kolaborasi dari masing- masing pihak, dari DCI mengamankan dari sisi fisik security akses dan lain-lain, bahkan akses gedung dan juga kami  mulai menjaga antisipasi serangan dari pipa fiber yang masuk ke DCI,” kata Toto dalam konferensi pers di Merusaka Nusa Dua, Bali, Rabu, 31 Agustus 2022.

Dia juga menuturkan, dalam pengelolaan data tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga secara siber. 

"Tapi pengelolaan data juga harus mengamankan secara cyber,” kata Toto.

Toto juga menambahkan, di sisi lain Indonesia membutuhkan perangkat hukum, yakni Undang-Undang proteksi data konsumen.

Sebelumnya, PT WIR Asia Tbk (WIRG), perusahaan teknologi berbasis augmented reality (AR), virtual reality (VR) dan artificial intelligence (AI) terkemuka di Asia Tenggara dan telah mendapatkan lima paten global untuk AR yang teregistrasi pada Patent Cooperation Treaty (PCT) berkolaborasi dengan PT DCI Indonesia Tbk (DCII), perusahaan yang bergerak dalam bidang industri penyedia jasa data center colocation.

Kerja sama WIR dan DCII ini menandai kesiapan Indonesia memasuki dunia metaverse sekaligus menunjukkan perlindungan dan keamanan data merupakan salah satu prioritas dalam pengembangan metaverse indonesia.

Kerja sama kedua perusahaan besutan anak bangsa ini ditandai dengan penandatanganan master service agreement oleh Executive Chairman and Co Founder WIR Group Daniel Surya dengan CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri di Bali saat gelaran Nexticorn berlangsung.

 

 


Langkah Strategis

Penandatanganan master service agreement Executive Chairman and Co Founder WIR Group Daniel Surya dengan CEO DCI Indonesia Toto Sugir, Rabu, 31 Agustus 2022 (Foto: Liputan6.com/Elga N)

“Kerja sama ini merupakan langkah strategis terkait implementasi teknologi metaverse yang memerlukan dukungan infrastruktur data center yang aman, handal, stabil dan zero downtime”, ujar Toto Sugiri dalam keterangan resminya, Rabu, 31 Agustus 2022.

Toto Sugiri menjelaskan, data center atau pusat data adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk menyimpan banyak server dan salah satu fungsinya adalah untuk menampung traffic website atau aplikasi web. Agar traffic website atau aplikasi web lancar, pastinya pemilik website harus memilih data center terbaik.

Sementara itu, Kerja sama grup WIR dan perseroan akan memastikan adanya perlindungan privasi dan keamanan data user yang memasuki dunia metaverse.

Perlindungan keamanan ini juga telah dimanifestasikan dalam Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang dapat menjadi dasar hukum perlindungan bagi masyarakat dalam penggunaan metaverse nantinya.


DCI Siap Tambah Bidang Usaha

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mengumumkan rencana penambahan kegiatan usaha penunjang aktivitas telekomunikasi dan aktivitas holding. Rencana penambahan kegiatan usaha tersebut nantinya akan dimintakan restu pemegang saham melalui RUPS.

“Perseroan berencana untuk meningkatkan layanan dengan melakukan penambahan kegiatan usaha Penunjang yaitu aktivitas telekomunikasi dengan kabel (KBLI: 61100), ISP (KBLI: 61921), dan aktivitas perusahaan holding (KBLI: 64200). Kegiatan usaha tersebut saat ini bukan merupakan salah satu dari bidang usaha perseroan,” ungkap Corporate Secretary PT DCI Indonesia Tbk, Gregorius Nicholas Suharsono dalam keterbukaan informasi bursa, ditulis Selasa (5/4/2022).

Rencana penambahan bidang usaha perseroan sejalan dengan meningkatnya konsumen pengguna digital sebesar 21 juta orang sejak pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan percepatan ekonomi digital di setiap negara. Pada 2021, ekonomi Internet Indonesia mencapai USD 70 miliar atau meningkat 49 persen sejak 2020.

Pada saat bersamaan, perseroan melihat potensi pasar industri telekomunikasi masih sangat besar meskipun berada di masa pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari pertumbuhan PDB untuk lapangan usaha informasi dan komunikasi pada kuartal III-2021 berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan sebesar 5,51 persen (yoy). Sementara itu PDB nasional pada triwulan III-2021 tercatat sebesar 3,51 persen (yoy).

“Peran digital Infrastruktur, dalam hal ini data center & konektivitas sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Perseroan fokus untuk memberikan layanan data center dengan standar global untuk turut mendukung industri ekonomi digital,” kata Gregorius.

Selain layanan data center, perseroan menyadari layanan konektivitas akan memberikan kemudahan tambahan kepada pelanggan untuk menunjang operasional mereka.

Layanan konektivitas dapat menunjang pelanggan untuk saling terhubung antar lokasi data center dengan ekosistem Perseroan yang terdiri dari beragam industri. Di antaranya; cloud provider, institusi keuangan, e-commerce, dan beragam industri lainnya.

 


Fokus Pengembangan Usaha

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam penambahan kegiatan bidang usaha penunjang, perseroan akan fokus pada pengembangan usaha dan menyasar pengguna layanan yang telah bekerjasama dengan perseroan.

Termasuk juga calon pelanggan yang akan menggunakan layanan colocation data center di lokasi perseroan dan membutuhkan secured konektivitas antar lokasi.

"Untuk aktivitas holding, dipersiapkan rencana jangka panjang perseroan untuk kemungkinan melakukan ekspansi bisnis sehingga dapat menjadi sarana bagi perseroan dalam hal tindakan akuisisi bisnis di masa yang akan datang," imbuhnya.

Dengan adanya penambahan kegiatan usaha penunjang, perseroan akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 420 juta pada 2022, dan akan meningkat menjadi Rp 23,66 miliar pada 2031.

Pada posisi keuangan, dengan adanya penambahan kegiatan usaha penunjang, perseroan akan memperoleh tambahan aset sebesar Rp 8,11 miliar pada 2022, dan akan menjadi Rp 108,755 miliar di 2031.

Sementara pada arus kas, perseroan akan memperoleh tambahan saldo kas akhir atas penambahan kegiatan usaha penunjang sebesar Rp 378,19 juta pada 2022, dan akan menjadi Rp 105,77 juta pada 2031.

Pada perdagangan Selasa, 5 April 2022, pukul 10.14 WIB, saham DCII naik 0,47 persen ke posisi Rp 43.000 per saham.Saham DCII dibuka naik 200 poin ke posisi Rp 43.000. Saham DCII ditransaksikan lima kali dan nilai transaksi Rp 21,5 juta.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya