Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, Kementerian BUMN menargetkan pembiayaan ke UMKM mencapai Rp 386 triliun tahun ini. Penyaluran pembiayaan untuk UMKM ini akan diusahakan oleh seluruh perusahaan pelat merah.
Hal ini kembali dilontarkan Erick Thohir ketika mendampingi Presiden Joko Widodo membagikan Nomor Induk Berusaha (NIB) di Pasar Kota Jayapura, Papua. Sebelumnya, ia juga pernah melontarkan pembiayaan bagi UMKM pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu.
Advertisement
"Kami di BUMN menargetkan realisasi pembiayaan untuk UMKM tahun ini mencapai Rp 386 triliun. Ini bentuk dukungan kami agar UMKM bisa naik kelas," ungkapnya dikutip dari Instagram @erickthohir, Kamis (1/9/2022).
Ia mengaku gembira bisa melihat para pedagang UMKM yang mendaparkan NIB tersebut. Apalagi, pembagian NIB perdana untuk wilayah luar pulau Jawa dilakukan di Papua.
"Senang sekali melihat antusiasme para pedagang di Pasar Kota Jayapura menerima nomor induk berusaha atau NIB dari Presiden @jokowi. Papua menjadi provinsi pertama di luar Pulau Jawa, yang menggelar pemberian NIB bagi para pelaku UMKM," terangnya.
Setelah memiliki NIB, pelaku UMKM memiliki benefit yang cukup baik menurut Erick. Salah satunya mendapatkan akses permodalan dari bank milik negara.
"Dengan memiliki NIB, para pelaku UMKM bisa mendapatkan akses permodalan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diberikan Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara," kata dia.
Jokowi Bagikan NIB di Papua
Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memberikan nomor induk berusaha atau NIB kepada para pedagang di pasar Kota Jayapura, Papua. Menurut Jokowi, kepemilikan NIB penting bagi kelompok yang berusaha, sebab saat ini 61 persen perputaran ekonomi ditopang oleh kelompok pengusaha, khususnya mereka yang bergerak di usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Kontribusi UMKM kita yang berjumlah kurang lebih 64 juta lebih sedikit, tetapi tadi Pak Menteri Investasi menyampaikan yang memiliki NIB, yang telah dorong oleh Kementerian investasi baru 1,8 juta. Artinya yang lain belum NIB, belum memiliki NIB. Oleh sebab itu bapak ibu beruntung telah memiliki NIB," kata Jokowi saat membagikan NIB kepada kelompok pengusaha di Jayapura, Rabu (31/8/2022).
Jokowi lalu menjelaskan, pentingnya memiliki NIB kepada kelompok pengusaha. Sebab, NIB menjadikan mereka yang berusaha sebagai badan yang resmi atau formal atau memiliki izin untuk berusaha.
"Terus kalau sudah pegang ini untuk apa? Bapak Ibu bisa akses permodalan ke bank, minta yang namanya KUR atau kredit usaha rakyat," jelas Jokowi.
Jokowi mendorong, bagi pengusaha yang membutuhkan modal untuk bisa segera memanfaatkan NIB melalui KUR. Namun kepala negara mewanti, agar tak sembarang melakukan kredit KUR tanpa melakukan perhitungan yang matang.
"Saya titip hati-hati yang namanya pinjam ke bank itu hati-hati harus dikalkulasi, harus dihitung yang detil jangan sampai keliru ngitung. Itu bukan duit bapak ibu, semuanya itu duitnya bank yang harus dikembalikan, harus dicicil, harus diangsur setiap bulannya. kalau ngitung kira-kira nggak masuk nggak usah pinjam," Jokowi menandasi.
Advertisement
Untuk Modal Kerja
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan Nomor Induk Berusaha (NIB) kepada para pelaku UMKM di Jayapura, Papua. NIB tersebut nantinya dapat dipakai oleh pelaku UMKM untuk memperoleh modal usaha di perbankan.
Namun, Jokowi tak ingin para pelaku usaha sembarang mengajukan pinjaman ke bank. Sebab bila tak hati-hati, uang modal tersebut bisa saja nantinya memberatkan sang peminjam.
"Tapi, saya titip hati-hati, yang namanya pinjam ke bank itu hati-hati. Harus dikalkulasi, harus dihitung yang detil, jangan sampai keliru ngitung," seru Jokowi dalam siaran pers melalui video di YouTube saat membagikan NIB ke palaku UMKM di Jayapura, Papua, Rabu (31/8/2022).
"Karena itu bukan duit bapak/ibu semua, itu duitnya bank yang harus dikembalikan, yang harus dicicil, yang harus diangsur setiap bulannya," imbuh dia.
RI 1 pun meminta pelaku usaha menghitung kebutuhan dana secara cermat. Sehingga pengajuan pinjamannya tidak sampai melebihi batas hanya untuk hal-hal di luar bisnisnya.
"Kalau sudah pinjam hati-hati, pinjam dapat Rp 50 juta, jangan sekali-kali separuhnya beli untuk sepeda motor, atau pinjam Rp 200 juta, Rp 100 jutanya untuk beli mobil," kata Jokowi.
"Sekali-kali jangan dipakai yang namanya uang bank untuk beli barang-barang kenikmatan dan kemewahan seperti itu, ndak. Harus semuanya untuk modal kerja, untuk modal investasi, untuk modal usaha, 100 persen dipakai," tegasnya.