Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis, 1 September 2022. Koreksi IHSG mengikuti wall street dan bursa Asia serta mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 12 poin ke posisi 7.166,49 pada pembukaan perdagangan. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.170,49 dan terendah 7.135,02. Sebanyak 219 saham melemah dan 226 saham menguat. 188 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 211.235 kali dengan volume perdagangan 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.835.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXenergy menguat 0,47 persen, indeks sektor saham IDXindustry mendaki 0,23 persen, dan indeks sektor saham IDXproperty menghijau. Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth melemah dan merosot 0,87 persen. Indeks sektor saham IDXfinance tergelincir 0,35 persen, indeks sektor saham IDXproperty susut 0,27 persen, indeks sektor saham teknologi turun 0,22 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,07 persen, dan indeks sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,02 persen. Sedangkan, indeks sektor saham IDXenergy bertambah 0,60 persen dan catat penguatan terbesar.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG naik 0,3 persen ke posisi 7.178 meski sempat turun pada Rabu, 31 Agustus 2022. Saham GOTO melemah usai rilis laporan keuangan kuartal II 2022 sehingga seret IHSG ke zona merah. Hal itu juga terjadi di tengah laju logam global yang melemah karena kekhawatiran lockdown di Cina.
Saham perbankan menguat dengan saham BMRI naik 2,3 persen, BBRI bertambah 1,9 persen, BBNI naik 1,2 persen. Sedangkan saham ICBP melemah usai rilis laporan keuangan kuartal II 2022. Saham INDF merosot 4,2 persen. Saham ERAA juga tergelincir ke posisi terendah dalam 1 tahun karena laba kuartal II 2022 di bawah perkiraan pasar.
Top Gainers-Losers 1 September 2022
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham ARII melonjak 25 persen
-Saham HDIT melonjak 24,64 persen
-Saham ABMM melonjak 13,82 persen
-Saham SICO melonjak 10,78 persen
-Saham CARS melonjak 8,7 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham MEDS melemah 6,94 persen
-Saham ESTA melemah 6,75 persen
-Saham OKAS melemah 6,63 persen
-Saham SOSS melemah 6,49 persen
-Saham BIKA melemah 6,43 persen
Saham-saham yang teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BUMI senilai Rp 579,6 miliar
-Saham BEBS senilai Rp 180,2 miliar
-Saham BBCA senilai Rp 121,7 miliar
-Saham BHAT senilai Rp 112,2 miliar
-Saham CASA senilai Rp 106,1 miliar
Saham-saham berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham SICO tercatat 23.836 kali
-Saham BUMI tercatat 19.698 kali
-Saham CARS tercatat 17.087 kali
-Saham KUAS tercatat 9.773 kali
-Saham PTDU tercatat 8.399 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia 1 September 2022
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan lebih rendah pada Kamis (1/9/2022) seiring investor menunggu hasil survei pribadi tentang aktivitas pabrik China.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 2,04 persen, dan dolar Australia melemah menjadi 0,6811. Indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 1,49 persen, dan indeks Topix turun 1,25 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 1,62 persen dan Kosdaq kehilangan 1 persen. Demikian mengutip dari CNBC, Kamis, 1 September 2022.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 1 persen. Pasar mengawasi Indeks Manajer Pembelian manufaktur Caixin/Markit untuk Agustus yang akan dirilis pada Kamis.
Data PMI manufaktur resmi yang dirilis pada Rabu menunjukkan bahwa aktivitas pabrik menyusut di tengah peningkatan infeksi COVID-19 baru-baru ini, dan negara itu menghadapi gelombang panas terburuk dalam beberapa dekade.
Sentimen The Fed
Semalam di Amerika Serikat, indeks saham utama naik di awal sesi, tetapi ditutup lebih rendah untuk hari keempat berturut-turut.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 280,44 poin, atau hampir 0,9 persen, menjadi 31.510,43. Indeks S&P 500 tergelincir sekitar 0,8 persen untuk mengakhiri hari di 3.955, dan Nasdaq Composite turun sekitar 0,6 persen menjadi 11.816,20.
Yen Jepang melemah tajam terhadap dolar AS di awal Asia, mencapai setinggi 139,58 saat mendekati level 140. Mata uang terakhir menguji level ini pada pertengahan 1998, menurut data Eikon.
"Penguatan Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dan Gubernur BoJ Kuroda dari sikap kebijakan moneter masing-masing Jumat lalu memberi USD/JPY dorongan lain menuju level 140 yang diawasi ketat," tulis Carol Kong dari Commonwealth Bank of Australia dalam catatan Kamis.
"Agar USD/JPY mencapai tertinggi baru, kita mungkin perlu melihat aksi jual tajam di treasuries AS atau penurunan signifikan dalam neraca berjalan Jepang," tambahnya.
Advertisement