Bapak Proklamator Indonesia adalah Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, Begini Sosoknya

Bapak Proklamator Indonesia adalah mereka Presiden RI pertama dan wakil Presiden RI pertama.

oleh Laudia Tysara diperbarui 01 Sep 2022, 13:00 WIB
Ir. Soekarno dan Bung Hatta di Konferensi Asia Afrika 1955 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Memahami Bapak Proklamator Indonesia adalah mereka yang paling berjasa memerdekakan negara Indonesia. Bapak Proklamator Indonesia adalah ada dua, Presiden RI pertama dan wakil Presiden RI pertama.

Dalam modul berjudul Kisah Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Bapak Proklamator Indonesia adalah Ir. Soekarno dan Dr. Drs. H. Mohammad Hatta. Masyarakat Indonesia menyebut dua putra bangsa ini sebagai Pahlawan Proklamator juga.

Sosok Bapak Proklamator Indonesia adalah tidak perlu diragukan lagi keberanian, ketangguhan, dan kebijaksanaannya. Kiprah dari Pasangan Emas pejuang kemerdekaan Indonesia ini meski tak berjuang secara fisik, tetapi mereka berjuang secara pikiran untuk melawan pemerintahan kolonial.

Bagaimana sosok dari Bapak Proklamator Indonesia adalah Ir. Soekarno dan Dr. Drs. H. Mohammad Hatta? Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang sosok Bapak Proklamator Indonesia melansir dari berbagai sumber, Kamis (1/9/2022).


Bapak Proklamator Indonesia adalah Ir. Soekarno

Ilustrasi Ir Soekarno Pidato KAA 1955 (Istimewa)

Sosok Bapak Proklamator Indonesia adalah pertama Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur 6 Juni 1901 dan biasa dipanggil Bung Karno. Ayah Soekarno bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo. Sementara ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Ayah dari Bapak Proklamator Indonesia adalah seorang guru.

Pendidikan Ir. Soekarno:

Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah menempuh pendidikan di Tulungagung. Hingga akhirnya ikut kedua orang tuanya ke Mojokerto. Di Mojokerto, Soekarno melanjutkan pendidikan ke Eerste Inlandse School.

Lalu pada tahun 1911, Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) agar diterimam di Hoogere Burger School (HBS).

Tepat pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan pendidikan di HBS, Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah bertemu dengan para tokoh dari Sarekat Islam yang kala itu dipimpin HOS Tjokroaminoto. Beliau ini yang memberi tumpangan Soekarno di Surabaya.

Ir. Soekarno Mendirikan Partai:

Saat masih menjadi mahasiswa, Bapak Proklamator Indonesia adalah pernah menjadi asisten seorang profesor bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker. Presiden Soekarno kala itu didaulat menjadi draftman sejumlah proyek arsitektur. Rumah Red Tulip, adalah salah satu karya terbaik mereka berdua.

Dari sanalah kemudian muncul gagasan-gagasan Soekarno untuk membangun negara ini setelah menjadi Presiden Republik Indonesia. Ide tersebut lalu divisualisasikan oleh seorang arsitektur bernama Sudarsono. Tugu Monas atau Monumen Nasional adalah salah satu ide cemerlang Sang Proklamator.

Rasa nasionalisme Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah akhirnya muncul dan menggelora pada masa ini. Hingga Soekarno mulai aktif di organisasi pemuda Tri Koro Darmo. Organisasi ini dibentuk dari Budi Utomo. Nama organisasi ini kemudian diganti Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. 

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene Studie Club  merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927.

Jiwa Nasionalisme Ir. Soekarno:

Bulan Desember 1929, Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.

Akan tetapi, semangat Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah memiliki sikapnya yang jelas dan tegas melawan imperialis terbukti ketika menggugat kantor PBB yang berada di AS, padahal kala itu dunia tengah berpolemik oleh Blok Barat dan Timur yaitu AS dan Uni Soviet. Beliau menganggap, jelas PBB berada di posisi yang tidak netral.

Kiprah Ir. Soekarno Memperjuangkan Indonesia:

Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.

Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks proklamasi secara langsung dibacakan oleh Soekarno sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah yang semenjak pagi telah memenuhi halaman rumahnya di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh KNIP.

Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di tahun-tahun berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah Indonesia.


Bapak Proklamator Indonesia adalah Mohammad Hatta

Mohammad Hatta dan Rachmi Hatta di Belanda tahun 1963 (nationaalarchief.nl)

Sosok Bapak Proklamator Indonesia adalah kedua Dr. Drs. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat 12 Agustus 1902 dan biasa dipanggil Bung Hatta. Bapak Proklamator Indonesia adalah yang kedua ini dikenal sangat mencintai buku dan sederhana.

Bapak Proklamator Indonesia adalah kedua, lahir dari keluarga terpandang, kakeknya Syekh Abdul Rahman dan sang ayah Haji Muhammad Jamil adalah ulama besar di Koto Gadang, Bukittinggi. Sedangkan Saleha, ibunya dari keluarga kaya. Meski begitu, sejak kecil Bung Hatta dididik memahami arti kebersahajaan.

Pendidikan Dr. Drs. H. Mohammad Hatta:

Mohammad Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah mendapatkan beasiswa saat usianya masih 19 tahun dari Yayasan van Deventer. Ia resmi menjadi mahasiswa Handelshogeschool atau Sekolah Tinggi Bisnis di Rotterdam pada 19 September 1921.

Ia tiba di Belanda pada 5 September 1921. Sepekan kemudian, Nazir Sutan Pamontjak menyambangi Bapak Proklamator Indonesia adalah Hatta, mengajak bergabung dengan Indische Vereeniging, organisasi mahasiswa Hindia Belanda di Negeri Kincir Angin itu. Tawaran tersebut tak bertepuk sebelah tangan. 

Pada 19 Februari 1922, Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging. Seiring dengan itu, juga direncanakan penerbitan majalah organisasi bernama Hindia Poetra. Bapak Proklamator Indonesia adalah ditunjuk menjadi bendahara dengan salah satu tugas menghimpun dana untuk Hindia Poetra.

Kendati sibuk sebagai bendahara, Hatta juga menyiapkan tulisan untuk edisi perdana, Januari 1923. Lantaran terlalu panjang, bagian kedua dimuat dalam Hindia Poetra edisi kedua, Maret 1923. Topik tulisan itu adalah ketidakadilan dalam penetapan nilai sewa tanah rakyat ke perkebunan milik orang-orang Belanda.

Dr. Drs. H. Mohammad Hatta dalam Kegiatan Politik:

Pada 23 September 1927, bersama Nazir Sutan Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah ditangkap polisi Belanda. Tuduhannya menghasut publik untuk melawan pemerintah, terutama via tulisan-tulisan di Indonesia Merdeka.

Jaksa juga menuduh Perhimpoenan Indonesia bekerja sama dengan kaum komunis dalam menggalang pemberontakan di Hindia Belanda pada 1926. Pada 9 Maret 1928, Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah menyampaikan pidato pembelaan yang termasyhur, Indonesie Vrij atau Indonesia Merdeka.

Dalam pidato sepanjang 3 setengah jam itu, Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah menguliti praktik eksploitasi yang dilakukan rezim kolonial di Hindia Belanda. Ia memanfaatkan hasil belajarnya dalam bidang ekonomi-politik untuk melakukan hal tersebut dengan bernas.

Dalam salah satu bagian pledoi, Hatta menulis, "Kami percaya masa datang bangsa kami dan kami percaya atas kekuatan yang ada dalam jiwanya. Kami tahu bahwa neraca kekuatan di Indonesia senantiasa berkisar ke arah keuntungan kami." 13 hari kemudian, pengadilan di Den Haag membebaskan mereka semua.   

Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah meneruskan kegiatan politik. Ia baru meraih gelar sarjana ekonomi pada Juli 1932. Hatta menghabiskan 11 tahun sebelum pada akhirnya lulus. Galibnya hanya dibutuhkan 5 tahun. 13 tahun kemudian, bersama Sukarno, ia memproklamasikan kemerdekaan.

Kiprah Dr. Drs. H. Mohammad Hatta Memperjuangkan Indonesia:

Saat Jepang menduduki Indonesia, Kemdikbud menjelaskan Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah dibebaskan dan dijadikan penasihat oleh pemerintahan Jepang. Hal ini dimanfaatkan oleh Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah untuk membela kepentingan rakyat Indonesia.

Ia sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah pun turut andil dalam keanggotaan Panitia Sembilan dan PPKI sebagai media persiapan kemerdekaan Indonesia.

Setelah perjuangan panjangnya, Hatta sebagai Bapak Proklamator Indonesia adalah berhasil mewujudkan keinginan rakyat untuk memerdekakan Indonesia. Bersama dengan Soekarno yang juga Bapak Proklamator Indonesia, beliau menorehkan tinta “atas nama bangsa Indonesia” di dalam naskah proklamasi.

Perjuangan kedua pasangan emas atau Bapak Proklamator Indonesia tersebut dalam memerdekakan Indonesia tak lagi dimungkiri. Mereka pun diangkat menjadi pahlawan proklamasi secara resmi pada tahun 2012 setelah sebelumnya status tersebut mengalami distorsi berkali-kali. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya