Harga Gabah Naik 6 Persen di Agustus 2022

Selama Agustus 2022, rata-rata harga Gabah Kering Panen di tingkat petani Rp 4.865 per kg atau naik 6,49 persen, dan di tingkat penggilingan Rp 4.986 per kg atau naik 6,49 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Sep 2022, 15:00 WIB
Pekerja menjemur gabah di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7/2020). Selama semester I 2020, Perum Bulog telah merealisasikan serap gabah petani secara langsung sebanyak 700 ribu ton setara beras guna meningkatkan ketahanan stok cadangan beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 6,49 persen pada Agustus 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dari 1.909 transaksi penjualan gabah di 26 provinsi periodd Agustus 2022, transaksi GKP mencapai 62,91 persen, gabah kering giling (GKG) 24,20 persen, dan gabah luar kualitas mencapai 12,89 persen.

"Selama Agustus 2022, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 4.865 per kg atau naik 6,49 persen, dan di tingkat penggilingan Rp 4.986 per kg atau naik 6,49 persen dibanding harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Kamis (1/9/2022).

Rinciannya, secara rata-rata harga GKG di tingkat petani sebesar Rp 5.495 per kg (naik 5,47 persen), sedangkan di tingkat penggilingan Rp 5.615 per kg (naik 5,49 persen).

Sementara, harga gabah luar kualitas di tingkat petani mencapai Rp 4.532 per kg (naik 5,27 persen), dan di tingkat penggilingan sebesar Rp 4.640 per kg (naik 5,16 persen).

"Dibandingkan Agustus 2021, rata-rata harga gabah pada Agustus 2022 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 9,38 persen, 9,07 persen, dan 6,84 persen," kata dia. 

"Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Agustus 2022 dibandingkan dengan Agustus 2021 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 9,70 persen, 9,07 persen, dan 6,88 persen," ujar Margo.

 


Harga Beras

Pekerja menjemur gabah di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7/2020). Selama semester I 2020, Perum Bulog telah merealisasikan serap gabah petani secara langsung sebanyak 700 ribu ton setara beras guna meningkatkan ketahanan stok cadangan beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, BPS telah melakukan survei harga produsen beras di penggilingan kepada 891 perusahaan penggilingan di 31 provinsi.

BPS memperoleh 1.132 observasi beras di penggilingan. Tercatat periode Agustus 2022, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan mencapai Rp 9.901 per kg atau naik sebesar 2,83 persen dibanding sebelumnya.

Disisi lain, harga beras kualitas medium di penggilingan mencapai Rp 9.358 per kg atau naik sebesar 2,93 persen. Kemudian, rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan mencapai Rp 9.069 per kg (naik sebesar 1,84 persen.

"Dibandingkan dengan Agustus 2021, rata-rata harga beras di penggilingan pada Agustus 2022 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 4,23 persen, 4,96 persen, dan 4,38 persen," pungkasnya.


Stok Beras Nasional pada Juni 2022 sebesar 9,71 Juta Ton

Pekerja menjemur gabah di Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7/2020). Selama semester I 2020, Perum Bulog telah merealisasikan serap gabah petani secara langsung sebanyak 700 ribu ton setara beras guna meningkatkan ketahanan stok cadangan beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, stok beras nasional pada Juni 2022 mencapai 9,71 juta ton. Sebagian besar stok beras tersebut berada di tersebut sebagian besar berada di institusi rumah tangga. Jumlah stok ini akan menjadi dasar penguatan produksi ke depan.

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah menjelaskan, BPS bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) 2022.

Survei ini dilakukan dengan menghitung ketersediaan cadangan beras di tingkat rumah tangga, penggilingan, pedagang beras, bulog, horeka, industri dan pengolahan. Dari survei tersebut mendapat kesimpulan bahwa stok beras nasional pada periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton dan pada 30 April 2022 meningkat 10,15 juta ton.

"Sedangkan stok pada Juni 2022 menjadi 9,71 juta ton," ujar M Habibullah, dalam keterangan resmi, Selasa (9/8/2022).

 


Di Rumah Tangga

Habibullah mengungkapkan, stok beras pada bulan Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, BULOG 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton dan di Horeka maupun industri sebesar 0,28 juta ton.

"Secara umum, rata-rata stok beras di seluruh institusi cenderung mengalami peningkatan pada periode 30 April 2022 dibandingkan periode 31 Maret 2022," jelasnya.

Rata-rata stok beras di rumah tangga dan produsen mencapai kurang lebih 390-443 kilogram per rumah tangga produsen, atau lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata stok beras di rumah tangga konsumen yang hanya 9-10 kilogram per rumah tangga konsumen.

"Survei ini kami lakukan pada bulan Juni 2022 yang digelar di 34 Provinsi meliputi 490 kabupaten/kota dengan jumlah sampel 47.817 sampel yang terdiri dari 14.100 sampel rumah tangga dan 33.717 sampel non rumah tangga dengan melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator," ungkapnya.

 

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya