Mantan Pengawal Bongkar Kenangan Putri Diana, dari Gaya Putra hingga Sakit Hatinya

Di peringatan kematian Putri Diana yang ke 25, mantan pengawalnya berbagi banyak kenangan tentang Diana.

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 01 Sep 2022, 21:00 WIB
Diana Spencer atau biasa disebut Lady Diana (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Saat peringatan 25 tahun kematian Putri Diana yang diperingati minggu ini, mantan pengawalnya, Ken Wharfe, menceritakan dampak dan warisan Diana yang paling berpengaruh menurutnya.

25 tahun setelah kematian Putri Diana, jejaknya yang dapat dirasakan melalui putra-putra tercintanya, Pangeran William dan Pangeran Harry.

Dikutip dari People, Kamis (1/9/22), Ketika William memberi selamat kepada tim nasional sepak bola wanita Inggris di lapangan di Stadion Wembley pada 31 Juli, dia memilih untuk memeluk alih-alih berjabat tangan secara formal yang biasanya dikaitkan dengan perannya sebagai Presiden Asosiasi Sepak Bola.

"Dia memeluk para pemain dan mereka berinteraksi dengan cukup akrab," kata mantan pengawal Putri Diana, Ken Wharfe, kepada PEOPLE.

"Itu adalah gaya Diana—yang klasik ."

Bagi Wharfe, yang merupakan pengawal polisi utama yang menjaga Putri Diana dan putra-putranya dari tahun 1987 hingga akhir 1993, warisan hidup Diana ada pada putranya Pangeran William, yang saat ini berusia 40 tahun, dan Pangeran Harry, yang saat ini berusia 37 tahun.

Kakak beradik ini mengadopsi cara uniknya dalam berinteraksi dengan publik—mereka dapat mengubah acara kerajaan yang terkadang menjemukan menjadi acara yang tak terlupakan bagi mereka yang menyaksikannya.

"Gaya mereka berinteraksi dengan publik, yang tentunya telah mengubah kerajaan, yang sarat akan sistem," tambah Wharfe.

Seperti banyak orang yang mengenal Diana, Wharfe, yang telah menjadi salah satu penulis dalam Diana-Remembering the Princess bersama jurnalis Ros Coward—merefleksikan kenangannya tentang mendiang sang putri saat peringatan 25 tahun kematiannya diperingati pekan ini.


Diana dan Pengaruhnya

Pangeran George, Pangeran Charles, Ratu Elizabeth II, dan Pangeran William berpotret bersama di Istana Buckingham. (RANALD MACKECHNIE / BUCKINGHAM PALACE / AFP)

Wharfe duduk di barisan depan saat dia menyuarakan kepeduliannya terhadap sejumlah masalah, termasuk AIDS, tunawisma dan kusta—pekerjaan yang membawanya kepada mereka yang paling rentan di masyarakat. Dia juga melihat langsung bagaimana kehati-hatian dan kewaspadaan awal keluarga kerajaan ketika ia mengingat peran Diana di dunia yang modern ini.

"Kebanyakan orang bertemu bangsawan dari sisi lain, yang terbatas. Tidak ada kesempatan untuk banyak berdialog secara pribadi. Namun ada kesempatan untuk Diana," kata Wharfe.

"Dia akan memilih seseorang untuk terlibat dalam percakapan, dan bertanya tentang kesehatan, hubungan, pakaian mereka atau apa pun, yang akan memantul ke sekitar kerumunan yang lain, dan semua orang akan membicarakannya."

"Lalu mereka akan berkata, 'Kami tidak pernah mendapatkan ini dengan Ratu atau Pangeran Charles," tambahnya. 

Diana memiliki pesona dan daya tarik yang berbeda. Semua orang yang berada di sekitarnya akan merasa bahagia dan senang karena telah bertemu dengannya.


Charles dan Camilla, Duri untuk Diana

Pangeran Charles dan Camilla di Kapel St George di Windsor, Inggris, mengikuti pemberkatan gereja di upacara pernikahan sipil mereka, 9 April 2005. (ALASTAIR GRANT / POOL / AFP)

Wharfe juga melihat rasa sakit yang dialami Diana di tengah perselingkuhan suaminya saat itu, Pangeran Charles dengan istrinya yang sekarang, Camilla, Duchess of Cornwall.

"Saya ada di sekitar tahun 80-an dan saya menyaksikan setiap hari bersama Diana bagaimana Camilla menjadi yang utama untuk diskusi. Itu adalah duri di sisinya. Saya sering bertanya-tanya bagaimana dia bisa melakukan pekerjaannya, jauh dari diskusi itu, karena itu menjadi obsesi," katanya.

Selama tur bersama Charles dan Diana ke India pada bulan Februari 1992, semakin jelas terlihat bahwa Charles dan Diana telah 'asing'. Dan Wharfe menyaksikan momen bersejarah ketika Diana duduk sendirian di Taj Mahal.

Ketika salah satu jurnalis bertanya kepada Diana bagaimana rasanya berada di mausoleum bersejarah itu, Diana diam-diam bertanya kepada Wharfe, "Apa yang harus saya katakan?"

"Saya bukan penasihat pers, tapi saya berkata, 'Katakanlah itu adalah pengalaman yang menyembuhkan'. Jadi dia mengatakan itu dan salah satu fotografer kemudian berteriak, 'Apa maksud Anda dengan itu?' Dia menjadi sedikit marah dan berkata, 'Anda bisa mengatasinya sendiri'. Dan kami pun melanjutkan perjalanan," kata Wharfe kepada PEOPLE.

"Dia adalah Diana, pemain yang sempurna."


Diana Tewas

Diana tewas dalam kecelakaan maut di terowongan Alma, Paris, Prancis. Insiden Nahas tersebut juga menewaskan kekasihnya Dodi Al Fayed (Wikipedia).

Lima tahun kemudian, tragedi melanda pada dini hari tanggal 31 Agustus ketika Diana tewas dalam kecelakaan mobil di Paris.

Wharfe, seorang mantan polisi, telah mempelajari bukti-bukti dan melakukan analisisnya sendiri tentang kecelakaan itu dan setuju dengan temuan institusi tresmi atas kematian Diana pada tahun 2008 bahwa Diana dan pacarnya, Dodi Fayed meninggal karena "mengemudi Mercedes yang lalai, dan melaggar hukum". Juri menambahkan bahwa kecepatan atau cara mengemudi sopir Henri Paul "menyebabkan atau berkontribusi pada" kecelakaan itu.

Tetapi banyak orang - yang begitu putus asa mencari jawaban mengapa seseorang yang begitu terkenal dan dicintai bisa meninggal dengan cara seperti itu, pada usia yang begitu muda.

"Itulah mengapa teori konspirasi berlimpah," katanya.

"Bahkan sampai hari ini, orang-orang masih mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak percaya itu adalah sesuatu yang sederhana seperti kecelakaan mobil. Itu adalah serangkaian kesalahan yang mengerikan. Tidak heran jika orang-orang tidak percaya bahwa itu sesederhana itu."

Infografis 6 Tips Cuci Pakaian Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya