Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan semua negara menghadapi ancaman krisis pangan, energi, dan keuangan akibat perubahan iklim dan dinamika geopolitik global.
Bahkan, kata dia, sebanyak 345 juta penduduk dunia mengalami kerawanan pangan yang sangat serius.
"Krisis kemanusiaan ada di depan mata kita, 345 juta penduduk dunia di 82 negara mengalami kerawanan pangan yang sangat serius," kata Jokowi saat memberi sambutan di Pembukaan Dies Natalis ke-59 Institut Pertanian Bogor (IPB) secara virtual, Kamis (1/9/2022).
Baca Juga
Advertisement
Dia menyampaikan bahwa kenaikan indeks harga pangan global sudah mencapai rekor tertinggi. Jokowi menyebut, biaya logistik di jalur laut juga melonjak hingga tiga kali lipat.
"Meningkatnya biaya produksi pupuk yang berdampak pada peningkatan biaya produksi pangan dan pertanian," ucapnya.
Jokowi menuturkan, persoalan pangan dan pertanian harus menjadi perhatian, khususnya bagi perguruan tinggi. Menurut dia, perguruan tinggi harus mampu merespons tantangan tersebut dan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan inovasi.
"Ikut mendorong percepatan hilirisasi industri, mencetak lebih banyak sosok technopreneur dan sociopreneur," ujar Jokowi.
Dia menilai kondisi global saat ini merupakan momentum yang tepat bagi IPB untuk menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan masalah pangan dan pertanian di Indonesia. Jokowi mendorong IPB menghasikan lebih banyak inovasi.
"IPB harus bisa menghasilkan lebih banyak inovasi, memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, mewujudkan ketahanan kemandirian, dan kedaulatan pangan," tutur Jokowi.
Dia mengatakan potensi potensi besar di sektor pangan harus dikembangkan lebih optimal, ditingkatkan kualitas dan daya saingnya, dan dikembangkan inovasinya. Hal ini agardapat menghasilkan produk-produk pangan substitusi impor, produk-produk pangan yang kompetitif, dan berdaya saing
"Sumber-sumber pangan lokal harus dikembangkan. Kurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas pangan tertentu. Ciptakan kemandirian pangan di setiap daerah di berbagai wilayah Indonesia," pungkas Jokowi.
Waspada Ancaman Krisis Dunia
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan semua pihak untuk terus waspada dan siaga sebab krisis masih menghantui dunia. Tak hanya itu, kata dia, geopolitik dunia juga mengancam keamanan kawasan.
"Saya tegaskan kembali bahwa kita harus selalu waspada, hati-hati, dan siaga. Krisis demi krisis masih menghantui dunia. Geopolitik dunia mengancam keamanan kawasan," jelas Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan di MPR, DPR, DPD RI, Selasa (16/8/2022).
"Kita harus selalu 'Eling lan Waspodo', harus ingat dan waspada," sambung dia.
Untuk itu, dia meminta semua pihak untuk selalu cermat dalam bertindak dan melangkah. Jokowi menekankan agenda besar bangsa harus tetap berjalan.
"Saya tegaskan kembali. Agenda besar bangsa tidak boleh berhenti. Langkah-langkah besar harus terus dilakukan," ucapnya.
Jokowi menyampaikan ada lima agenda besar pemerintah. Pertama, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam yang harus terus dilakukan. Kedua, optimalisasi sumberenergi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan.
Ketiga, perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat harus terus diperkuat. Keempat, UMKM harus terus didukung agar bisa segera naik kelas. Kelima, pembangunan Ibu Kota Nusantara harus dijaga keberlanjutannya.
"Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu, mendukung agenda besar bagi pencapaian Indonesia Maju. Dengan komitmen dan kerja keras, dengan inovasi dan kreativitas," tutur Jokowi.
Advertisement