Liputan6.com, Jakarta - Menteri untuk Pendidikan Anak Usia Dini dan Menteri Pemuda Australia, Dr Anne Aly menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Pendidikan G20 di Bali, pada Rabu 31 September 2022.
Pertemuan tersebut dilaksanakan untuk perwujudan dan perkembangaan pemerintahan PM Albanese dalam bidang pendidikan. Selain itu juga guna mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan juga lapangan kerja.
Advertisement
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, dengan mengumpulkan seluruh anggota yang tergabung dalam G20 dengan mendiskusikan visi tiap negara anggota salam permasalahan pertumbuhan ekonomi global. Agar di masa depan dapat tercipta suatu kesejahteraan melalui pendidikan.
Menteri Aly mengaku sangat bangga dan merupakan suatu kehormatan untuknya karena dapat mewakili Australia dalam dikusi terbuka dengan negara-negara dan anggota G20 yang lain.
"Ini merupakan sebuah kehormatan untuk mewakili Australia dan menjadi bagian dari diskusi terbuka mengenai pendidikan dan pemuda, bersama berbagai mitra penting internasional Australia," ujar Menteri Aly seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta yang dikutup Jumat (2/8/2022).
Ia juga sangat senang karena berbagai mitra penting dari Australia datang dan menghadiri.
Pentingnya Pendidikan untuk Masa Depan
Menurut Menteri Aly, pendidikan sangatlah penting.
"Portofolio pendidikan sangatlah penting bagi perekonomian setiap negara karena masing-masing negara dapat melihat bagaimana membekali anak-anak muda untuk pekerjaan dan bisnis yang tersedia saat ini, serta untuk peluang inovatif di masa depan," ujar Menteri Aly.
Dengan adanya pertemuan tingkat Menteri Pendidikan dalam G20, sambungnya, akan memberikan kesempatan yang berharga dalam penyampaian disukusi terbuka seputar pendidikan.
Hal dan permasalahan yang dibahas merupakan tantangan bersama dalam setiap negara tentang bagaimana negara-negara dalam G20 belajar satu sama lain dalam hal kerja sama dan memperkuat hubungan internasional.
Advertisement
Pemerintahan Albanese dalam Pendidikan
Pertemuan tersebut terkait berbagi kepada anggota Menteri G20 mengenai rencana Pemerintahan Albanese dalam menangani tantangan utama di bidang pendidikan dan pengasuhan anak usia dini, sekolah dan sektor pendidikan tinggi
Cara yang dilakukan adalah dengan mengkonsolidasikan kemitraan pendidikan dengan sejumlah mitra internasional. Karena pada dasarnya, tantangan yang dihadapi oleh Australia juga terjadi di semua negara anggota G20.
Survei SMRC: 67 Persen Orang Indonesia Tidak Tahu G20
Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas orang Indonesia tidak tahu soal G20, padahal sudah berbulan-bulan berbagai forum G20 dilangsungkan. Namun pada kenyataanya sangat sedikit sekali orang Indonesia yang mengetahui acara tersebut.
"Hanya 33 persen publik Indonesia yang mengetahui tentang G20," tulis rilis resmi dari lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Selasa (30/8/2022).
Pertanyaan dari SMRC adalah: Apakah Ibu/Bapak tahu (mendengar, membaca, melihat) negara-negara di dunia yang berkumpul dalam wadah yang disebut 20 negara yang ekonominya terbesar di dunia (G20)?
Hasilnya, 33 persen menjawab Ya, sementara 67 persen menjawab tidak.
Selanjutnya, hanya 18,5 persen responden yang sudah tahu bahwa Indonesia bergabung dengan G20 sejak 1999.
Sedikit pula responden yang tahu kalau Indonesia saat ini memimpin G20, yakni hanya 23 persen. Ketika yang mengetahui kepemimpinan G20 ditanya apakah Indonesia mampu memimpin G20, jumlah yang menjawab setuju mencapai 83 persen (atau 19 persen dari total populasi).
Advertisement