Liputan6.com, Moskow - Bos minyak Rusia dilaporkan meninggal secara mencurigakan karena jatuh dari lantai enam rumah sakit. Pria bernama Ravil Maganov (67) itu adalah chairman dari LUKOIL yang merupakan perusahaan minyak top di Rusia.
Berdasarkan laporan Daily Mail, Kamis (1/9/2022), Maganov jatuh dari Central Clinical Hospital yang ada di Moskow pada pagi hari, Kamis 1 September. Ia jatuh sekitar pukul 07.30 waktu setempat.
Baca Juga
Advertisement
Maganov disebut datang ke rumah sakit untuk check-up masalah jantung yang ia sudah lama derita.
Daily Mail menyebut kematian Maganov adalah satu dari sekian kematian misterius di Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Banyak dari mereka yang jatuh dari jendela.
Polisi masih menginvestigasi penyebab jatuhnya Maganov untuk mengetahui apakah ini kasus bunuh diri atau bukan. Ada rokok di jendela dekat jatuhnya Maganov, sehingga muncul asumsi bahwa ia merokok sebelum terjatuh.
Saat ia jatuh, istrinya berada di ruangan sebelah pada rumah sakit elit tersebut.
Tidak ada kamera CCTV di lokasi ia terjatuh. Tak ada pula catatan bunuh diri.
Maganov pernah mendapat Order of Alexander Nevsky dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sebelumnya, ada pula kasus kematian pebisnis Dan Rapoport yang meninggal pada 14 Agustus 2022. Ia disebut jatuh dari apartemen mewah. Rapoport disebut anti-Vladimir Putin.
Ada juga kasus Yegor Prosvirnin yang tewas dalam keadaan tanpa busana di bawah sebuah gedung tempat tinggal di Moskow. Prosvirnin diketahui sebagai sosok anti-Vladimir Putin.
Visa Diperketat, Warga Rusia Bakal Sulit Masuk ke Wilayah Uni Eropa
Sebelumnya dilaporkan, menteri luar negeri Uni Eropa telah setuju untuk menangguhkan perjanjian visa dengan Moskow, sehingga mempersulit warga Rusia untuk masuk ke blok tersebut.
Dilansir BBC, Kamis (1/9/2022), Ukraina dan beberapa negara anggota telah menyerukan larangan total, tetapi yang lain seperti Prancis dan Jerman menentang.
Lebih dari satu juta warga Rusia telah melakukan perjalanan ke UE sejak invasi ke Ukraina pada Februari. Beberapa negara Uni Eropa timur yang berbatasan dengan Rusia diperkirakan akan memberlakukan pembatasan lebih lanjut.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Glushko mengatakan Uni Eropa "menembak dirinya sendiri" dan langkah itu tidak akan terjawab.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengkritik keputusan itu sebagai "tindakan setengah-setengah".
"Berkenaan dengan Rusia [ini] adalah persis apa yang menyebabkan invasi besar-besaran pada 24 Februari," katanya.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan peningkatan substansial dalam penyeberangan perbatasan dari Rusia membuatnya perlu untuk menangguhkan perjanjian tersebut.
"Ini telah menjadi risiko keamanan bagi negara-negara tetangga ini," katanya.
"Selain itu, kami telah melihat banyak orang Rusia bepergian untuk bersantai dan berbelanja seolah-olah tidak ada perang yang berkecamuk di Ukraina."
Namun dia memperingatkan agar tidak memotong orang-orang yang menentang perang atau "masyarakat sipil" di Rusia.
Advertisement
Gedung Putih Sebut AS Khawatirkan Latihan Militer Rusia
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Amerika "khawatir" akan negara-negara yang menggelar "latihan militer dengan Rusia, sementara Rusia mengobarkan perang brutal yang tidak beralasan terhadap Ukraina."
Komentar Jean-Pierre muncul setelah Rusia Senin mengatakan akan melakukan latihan militer di timur negara itu yang akan melibatkan pasukan dari China, seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (31/8).
Ini menunjukkan hubungan pertahanan yang semakin dekat antara Rusia dan China, di tengah ketegangan dengan Barat atas tindakan Rusia di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Vostok 2022 atau Timur 2022 akan diadakan 1-7 September di berbagai lokasi di Rusia Timur Jauh dan Laut Jepang. Latihan ini melibatkan lebih dari 50.000 tentara, lebih dari 5.000 unit senjata, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal perang.
Kementerian itu merilis video pasukan China yang tiba di Rusia sebagai persiapan untuk latihan tersebut.
Latihan akan dilakukan di tujuh lapangan tembak di Rusia timur jauh dan akan melibatkan pasukan dari beberapa negara bekas Uni Soviet, China, India, Laos, Mongolia, Nikaragua, dan Suriah.
Rusia Klaim Militer Ukraina Menderita
Sebelumnya, militer Rusia mengklaim bahwa pasukan Ukraina menderita "kerugian besar" selama upaya penyerangan yang gagal.
Klaim oleh Ukraina dan Rusia belum diverifikasi secara independen.
Kherson menjadi kota besar Ukraina pertama yang jatuh ke tangan Rusia setelah pasukan maju ke kota dari Semenanjung Krimea pada hari-hari awal perang.
Pada Senin pagi, kelompok operasional Kakhovka Ukraina di selatan mengatakan bahwa satu resimen pasukan yang didukung Rusia telah meninggalkan posisinya di wilayah Kherson.
Ia menambahkan bahwa pasukan terjun payung Rusia yang menyediakan cadangan telah melarikan diri dari medan perang. Oleksiy Arestovych, penasihat kepala kantor Presiden Volodymyr Zelensky, kemudian juga mengatakan bahwa angkatan bersenjata Ukraina "telah menembus garis depan di beberapa tempat".
Sementara itu, saksi mata melaporkan mendengar lebih banyak ledakan di kota Kherson dan Nova Kakhovka, sekitar 55 km (34 mil) timur laut dari ibukota regional.
Penyeberangan utama melintasi Sungai Dnipro di dua lokasi telah berulang kali menjadi sasaran militer Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Advertisement